Kanit Provos Nyaris Tewas Setelah Tarung Sengit Melawan Pria Misterius Usai Salat Tahajud

Polisi di Bulukumba kena bacok pria misterius. (istimewa)
D'On, Bulukumba - Suasana dini hari yang biasanya tenang di Ujung Bulu, Bulukumba, mendadak berubah mencekam pada Selasa (18/11/2025). Aiptu Syamsuddin (48), Kepala Unit Provos Polsek Ujung Bulu, terlibat duel hidup-mati dengan seorang pria misterius bersenjata badik hanya beberapa menit setelah ia menunaikan salat tahajud di rumahnya.
Peristiwa ini membuat warga dan jajaran Polres Bulukumba terhenyak. Seorang polisi yang dikenal disiplin dan ramah justru menjadi korban penganiayaan ganas di dekat rumahnya sendiri. Syamsuddin kini harus mendapat perawatan intensif setelah mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam.
Awal Mula: Kecurigaan di Balik Jendela
Sekitar pukul 02.45 Wita, suasana masih gelap. Usai menuntaskan salat tahajud, Syamsuddin sempat mengintip melalui jendela rumahnya. Ia melihat sesuatu yang tak biasa: sebuah sepeda motor terparkir mencurigakan di sisi rumah.
Insting kepolisian yang telah terasah bertahun-tahun langsung membuatnya waspada. Tanpa menunda, ia mengambil kunci rumah dan keluar untuk memastikan keadaan.
Dari gelapnya jalanan di sekitar rumah, ia melihat sosok pria berjalan menjauh.
Kapolres Bulukumba, AKBP Restu Wijayanto, membenarkan bahwa Syamsuddin langsung mengikuti sosok tersebut sejauh kurang lebih 100 meter dari rumahnya.
“Korban mengikuti pelaku karena curiga dengan keberadaan motor itu,” jelas Restu.
Namun, langkah Syamsuddin untuk mengecek keadaan justru membawa dirinya pada situasi paling berbahaya dalam hidupnya.
Duel Mencekam: Saat Badik Ditarik, Pertarungan Tak Terhindarkan
Merasa keberadaannya diikuti, pelaku tiba-tiba menghunus sebilah badik senjata tradisional yang mematikan bila berada di tangan orang berniat jahat. Dalam sekejap, situasi berubah menjadi konfrontasi brutal.
Syamsuddin, tanpa pelindung dan hanya menggunakan tangan kosong, harus berhadapan dengan pelaku yang menyerang agresif. Sabetan demi sabetan badik menghujam tubuhnya dalam hitungan detik.
Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa Syamsuddin mengalami banyak luka sabetan, di antaranya:
- paha kanan
- punggung tangan kanan
- siku kanan
- tangan kiri
- lutut kiri
- betis kiri
Luka-luka itu cukup dalam, menandakan pelaku menyerang dengan niat melukai secara serius.
Meski diserang bertubi-tubi, Syamsuddin tetap berusaha melawan dan mempertahankan diri. Namun, serangan tak seimbang itu membuatnya roboh, sementara pelaku memanfaatkan kesempatan untuk kabur ke kegelapan malam.
Kondisi Kritis dan Upaya Penyelamatan
Setelah mendapatkan laporan, petugas segera mengevakuasi Syamsuddin ke rumah sakit. Kapolres Restu menyampaikan bahwa kondisi Kanit Provos tersebut sempat kritis hingga akhirnya harus dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk penanganan lebih lengkap.
“Korban adalah Kanit Provos. Saat ini masih dirawat dan akan dirujuk ke RS Bhayangkara,” ujar Restu.
“Meski luka-lukanya cukup parah, kondisinya kini perlahan stabil.”
Perburuan Pelaku: Polisi Gerak Cepat Buru Penyerang Misterius
Pelaku penganiayaan ini hingga kini belum teridentifikasi. Namun, Polres Bulukumba telah mengerahkan tim gabungan Satreskrim dan Unit Kamneg Sat Intelkam untuk mengungkap siapa sosok misterius tersebut.
“Pelaku berhasil kabur usai menganiaya korban. Kami sudah kerahkan tim gabungan untuk menyelidiki, mengungkap, dan menangkap pelaku,” tegas AKBP Restu.
Peristiwa ini bukan sekadar kasus penyerangan biasa, melainkan serangan yang terjadi langsung terhadap aparat kepolisian di tempat yang seharusnya paling aman: halaman rumahnya sendiri.
Sebuah Malam yang Mengubah Segalanya
Dini hari itu, yang semula hanya diisi ibadah dan ketenangan, berubah menjadi malam penuh darah dan ketegangan. Duel tak seimbang antara seorang polisi dengan tekad menjaga keamanan dan seorang pria misterius bersenjata badik menyisakan banyak tanda tanya.
Siapa pelaku? Apa motifnya? Mengapa motor itu diparkir di samping rumah korban?
Hingga pelaku tertangkap, pertanyaan-pertanyaan itu masih menggantung, sementara kondisi Syamsuddin menjadi pengingat betapa ancaman bisa datang kapan saja bahkan setelah salat tahajud sekalipun.
(L6)
#Pembacokan #Kriminal #Polri