Breaking News

Penampakan Jalan Lembah Anai Putus Total: Sumbu Transportasi Sumbar Lumpuh, Warga Menanti dengan Gelisah

Kondisi jalan nasional penghubung Padang-Bukittinggi yang rusak.

D'On, Sumatera Barat -
 Hingga Minggu (30/11), ruas jalan nasional Padang–Bukittinggi di kawasan Lembah Anai masih terputus total. Jalur selebar nadi utama yang selama puluhan tahun menjadi penghubung ekonomi, pendidikan, dan distribusi logistik di Sumbar itu kini berubah menjadi lanskap rusak, penuh sisa lumpur, batu, serta alur sungai yang seolah kehilangan ingatan.

Tidak kurang dari empat titik kerusakan besar ditemukan di sepanjang jalur tersebut. Dari pantauan lapangan media setempat, kerusakan paling parah berada di dekat Mega Bendung, tempat badan jalan tergerus hingga tampak seperti lembaran tanah yang disobek paksa. Di titik ini, aspal retak dan rongga tanah menganga, sementara arus dari Batang Anai menggerus bagian bawahnya tanpa ampun.

Fenomena yang membuat para petugas mengernyit adalah perubahan jalur sungai. Batang Anai yang biasanya mengalir di sisi lembah kini justru berpindah mendekat ke bahu jalan, seakan mencari jalur baru setelah didorong tekanan debit air saat banjir bandang menerjang.

Di dasar lembah itu, tiga alat berat bekerja tak henti seperti binatang baja yang memamah puing-puing, mengangkat batu besar, dan membentuk ulang aliran sungai. Di sisi lain, tim Hutama Karya tampak menunduk pada alat ukur, memetakan ulang kontur topografi yang kini berubah drastis dari peta lama.

Kondisi jalan nasional penghubung Padang-Bukittinggi yang rusak.


Kapan Bisa Dilalui? Jawabannya Masih Berawan

Ketidakpastian menjadi udara yang dihirup warga. Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan jalur vital itu bisa kembali dibuka. Sekretaris Daerah Kota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, mengatakan bahwa pemerintah pusat telah meminta pengerjaan dipercepat.

“Jalan Padang–Bukittinggi itu jalan nasional. Kewenangan berada di pemerintah pusat. Informasi yang kami terima, diupayakan dalam dua minggu sudah bisa dilewati kendaraan kecil terlebih dahulu,” ujar Sonny.

Namun dua minggu adalah waktu yang terasa panjang bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada jalur tersebut mulai dari pedagang, perantau yang hendak pulang, hingga mahasiswa yang harus menempuh perjalanan jauh.

Dampak Ekonomi dan Sosial Menggigit Warga

Kota Padang Panjang menjadi salah satu wilayah yang paling merasakan dampak pemutusan jalur ini. Arus barang tertahan, mobilitas kerja dan sekolah tersendat, dan biaya transportasi melonjak karena harus memutar lewat jalur alternatif yang lebih jauh.

“Kami berharap jalurnya segera bisa dilewati. Dampaknya sangat terasa bagi masyarakat Padang Panjang,” ujar Sonny.

Untuk saat ini, satu-satunya akses dari Kota Padang menuju wilayah utara Sumbar hanya bisa dilakukan melalui Jalur Sitinjau Lauik yang terkenal curam dan rawan longsor lalu memutar ke sekitar Danau Singkarak. Perjalanan yang biasa ditempuh 2 jam kini bisa berlipat dua bahkan tiga Kali, tergantung kondisi lalu lintas dan cuaca.

Lembah Anai: Luka Lama yang Terulang

Badan jalan di kawasan ini sejatinya berada di medan yang rapuh. Bentang alam Lembah Anai adalah pertemuan antara bukit curam, aliran sungai besar, dan curah hujan tinggi kombinasi yang sering memicu banjir bandang atau longsor. Namun banjir kali ini dipandang sebagian pihak sebagai yang paling merusak dalam beberapa tahun terakhir.

Warga hanya bisa menunggu dengan cemas, menyaksikan alat berat bekerja di bawah kabut tipis Lembah Anai. Jalur itu bukan sekadar aspal dan batu; ia adalah urat nadi yang menghidupi ribuan cerita manusia dari Padang hingga Agam, dari Tanah Datar hingga Bukittinggi.

Dan selama jalan itu masih terputus, denyut itu ikut tertahan.

(Mond)

#Infrastruktur #JalanLembahAnaiPutus #SumateraBarat