Enam Hari Warga Palembayan Mengungsi Tanpa Bantuan Memadai: Makanan Habis, Listrik Padam, Informasi Terputus

Korban Banjir Bandang di Palembayan Sebagai Terisolasi Belum dapat Bantuan
D'On, Palembayan, Agam — Sudah enam hari ribuan warga di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, bertahan dalam kondisi darurat tanpa pasokan makanan maupun layanan medis yang memadai. Di tengah gelapnya pemadaman listrik berkepanjangan dan hampir lumpuhnya jaringan komunikasi, warga menyebut situasi kini berada pada titik rawan.
Pengungsian Terpusat di Beberapa Titik, Bantuan Tak Kunjung Datang
Sebagian besar pengungsi terkonsentrasi di Jorong Tantaman (Simpang Tigo Tantaman), sementara kelompok lain masih bertahan di Jorong Silungkang dan kawasan Silareh Aia, wilayah yang sama-sama mengalami kekurangan logistik dan tenaga medis.
Setelah hampir satu minggu, persediaan makanan yang mereka bawa dari rumah sudah habis. Anak-anak, lansia, dan perempuan menjadi kelompok paling rentan, sementara akses menuju beberapa titik pengungsian disebut sulit dijangkau akibat kondisi geografis dan gangguan jaringan yang membuat permintaan bantuan tersendat.
“Kami sudah kehabisan makanan. Anak-anak mulai lemas. Tidak ada tenaga medis di sini, dan sinyal hampir tidak ada. Banyak orang di luar sana belum tahu kondisi kami,” ujar seorang warga melalui pesan yang nyaris terputus-putus karena buruknya jaringan.
Listrik Padam, Informasi Terkunci di Dalam Wilayah
Sejak hari pertama bencana, listrik di beberapa nagari di Palembayan padam total. Tanpa penerangan dan tanpa akses pengisian daya telepon, komunikasi warga dengan dunia luar semakin menipis.
Di Nagari Tigo Koto Silungkang, warga bahkan menyebut kondisi mereka “seperti terisolasi dalam kabut tebal” bukan kiasan, melainkan kenyataan tentang minimnya jangkauan pemerintah dan lambatnya pergerakan logistik ke area tersebut.
Di banyak titik, warga hanya mengandalkan penerangan seadanya. Informasi mengenai kondisi korban, jumlah pengungsi, dan kebutuhan darurat tak pernah tersampaikan secara utuh karena jaringan internet yang hampir tak bisa digunakan.
Kebutuhan Mendesak: Makanan, Obat, Tenaga Medis
Saat berita ini ditulis, kebutuhan paling mendesak di lapangan meliputi:
- Makanan darurat (beras, makanan siap saji, air bersih)
- Obat-obatan dasar (antiseptik, obat demam, diare, salep luka, perlengkapan P3K)
- Tenaga medis (dokter, perawat, relawan kesehatan)
- Penerangan dan sumber listrik darurat
Beberapa warga mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi dan kelelahan. Di titik pengungsian lain, keluhan infeksi luka dan gangguan pernapasan mulai muncul akibat kondisi tempat tinggal sementara yang padat dan lembap.
Seruan Terbuka: “Jangan Biarkan Kami Bertahan Sendiri”
Warga Palembayan kini menyampaikan seruan terbuka kepada pemerintah daerah, BPBD, relawan, dan pihak manapun yang dapat bergerak cepat untuk mengirimkan bantuan.
Minimnya eksposur membuat banyak pihak di luar daerah tidak mengetahui kondisi pengungsian Palembayan, terutama di Jorong Tantaman, Jorong Silungkang, dan Silareh Aia.
“Kami mohon informasi ini disebarkan. Semakin lama kami menunggu, semakin besar risiko bagi anak-anak dan orang tua di sini.”
Di tengah keterbatasan energi, jaringan, dan harapan yang menipis, suara warga Palembayan kini bergantung pada siapa saja yang mampu mengangkat cerita mereka keluar dari wilayah yang nyaris bisu ini.
(Mond)
#Peristiwa #BanjirBandang