Banjir Bandang Agam Sumbar: Korban Meninggal Tembus 74 Jiwa, 78 Warga Masih Hilang

Korban Banjir Agam Bertambah
D'On, Agam — Aroma tanah basah dan serpihan kayu terbawa arus masih menyelimuti sebagian wilayah Kabupaten Agam, Sumatra Barat, ketika laporan resmi terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diterima pada Sabtu (29/11/2025). Jumlah korban meninggal akibat banjir bandang yang dipicu cuaca ekstrem kini melonjak menjadi 74 jiwa, sementara 78 warga lainnya belum ditemukan.
Cuaca yang tak kunjung bersahabat masih menggantung di langit Agam. Hujan deras beberapa hari terakhir membuat aliran air di lereng dan lembah naik turun seperti napas gunung yang gelisah dan masyarakat merasakan efeknya paling berat.
Pemetaan Korban: Palembayan Jadi Titik Kehancuran Terparah
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa data terbaru yang dihimpun BPBD Kabupaten Agam per Jumat (28/11) pukul 20.00 WIB menunjukkan sebaran korban meninggal terbanyak berada di Kecamatan Palembayan.
“Di Palembayan terdapat 27 korban meninggal, dengan 21 di antaranya sudah teridentifikasi. Enam lainnya masih dalam proses pencocokan identitas,” ujar Abdul.
Namun angka itu hanya permukaan dari tragedi yang lebih luas. Saat ditelisik lebih jauh, tiga nagari di Palembayan mencatat jumlah kehilangan yang mengiris:
- Kampung Tangah: 7 korban teridentifikasi
- Kampung Tangah Timur: 9 korban teridentifikasi
- Subarang Ala: 17 korban teridentifikasi
Sebagian besar korban ditemukan tertimbun runtuhan material banjir: batu, batang pohon, dan lumpur pekat yang menyapu pemukiman seperti karpet gelap yang tak memberi kesempatan.
Korban di Kecamatan Lain: Malalak Hingga Matur
Banjir bandang yang membawa material vulkanik dan puing kayu itu tidak berhenti di Palembayan. Beberapa kecamatan lain turut mengirim kabar duka:
- Malalak: 10 korban
- Tanjung Raya: 2 korban
- Palupuh: 1 korban
- Matur: 1 korban
Seluruh korban di wilayah tersebut telah teridentifikasi. Tim medis dan relawan bekerja siang-malam di posko utama, sebagian bahkan tanpa tidur penuh selama berhari-hari.
78 Warga Belum Ditemukan: Pencarian Berkejaran dengan Waktu
Data terbaru Pemkab Agam menyebut 78 penduduk masih dinyatakan hilang, mayoritas dari Palembayan:
- Kecamatan Palembayan: 69 orang
- Kecamatan Malalak: 7 orang
- Kecamatan Tanjung Raya: 2 orang
Operasi pencarian menjadi perlombaan sunyi melawan waktu. Lumpur di beberapa lokasi mencapai ketinggian satu hingga dua meter, membuat alat berat bekerja seperti kesatria tua yang terjebak di rawa. Tim SAR gabungan polisi, TNI, BPBD, relawan lokal, dan komunitas pencinta alam memetakan area pencarian dari udara dan darat, sembari menunggu jendela waktu ketika hujan mereda.
Di beberapa titik, warga masih berdiri menunggu kabar keluarga. Ada yang menggenggam pakaian terakhir milik orang terkasih, ada yang memandangi sisa rumah yang kini hanya fondasi tanpa isi—sebuah lanskap keheningan yang nyaris puitik dalam tragisnya.
Langit Masih Belum Stabil
BMKG melaporkan pola cuaca ekstrem masih mungkin berlanjut di kawasan barat Sumatra. Daerah perbukitan seperti Agam menghadapi risiko tambahan berupa longsor susulan dan luapan aliran sungai. Petugas di lapangan terus memperkuat sistem peringatan dini dan mengalihkan warga dari zona rawan.
Sementara itu, logistik terus didorong ke posko pengungsian. Beberapa akses jalan menuju Palembayan dan Malalak sempat tertutup material banjir, namun mulai dibuka kembali dengan prioritas jalur evakuasi dan suplai pangan.
Duka Panjang, Harapan Tetap Dijaga
Di tengah kesuraman angka korban, kerja kemanusiaan terus berdenyut. Setiap jenazah yang berhasil ditemukan menjadi penanda kepastian bagi keluarga—keputusan pahit, tetapi tetap lebih manusiawi daripada menunggu tanpa kabar.
Tragedi di Agam masih menulis bab-bab berikutnya. Sementara tim penyelamat melanjutkan pencarian, masyarakat Sumatra Barat kembali membangun ketegaran, seperti mereka selalu lakukan setiap kali bencana mencoba meruntuhkan.
(Mond)
#BanjirSumbar #Peristiwa #BNPB #KabupatenAgam