Breaking News

Tragis! Angga Bagus Perwira, Siswa SMP yang Tewas dengan Tengkorak Retak Setelah Dua Kali Dihajar Teman

Jenazah Angga Bagus Perwira, siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer/Foto: Rustaman Nusantara-iNews

D'On, Grobogan, Jawa Tengah — 
Suasana duka menyelimuti Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, Minggu (12/10) dini hari. Di rumah sederhana bercat biru muda itu, tangis keluarga pecah ketika jenazah Angga Bagus Perwira (13) tiba dari rumah sakit. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer itu pulang dalam keadaan terbujur kaku  dengan tengkorak retak dan tulang leher patah setelah terlibat dua kali perkelahian di lingkungan sekolahnya sendiri.

Apa yang seharusnya menjadi hari belajar biasa di sekolah, berubah menjadi hari paling kelam dalam hidup keluarga kecil itu.

Dari Ejekan Jadi Duel Maut

Keterangan dari teman sekelas korban, Ardina, mengungkapkan bahwa pagi itu, Sabtu (11/10), Angga sempat terlibat cekcok dengan salah satu temannya. Pemicunya sepele  korban tidak terima karena di-bully dan kepalanya dipegang-pegang oleh pelaku.
“Angga marah, katanya jangan pegang-pegang kepala. Terus mereka berantem,” ujar Ardina lirih saat ditemui di sekolah.

Dalam duel pertama itu, pelaku sempat memukul kepala Angga, namun korban masih mampu membalas dengan tendangan keras ke arah tubuh lawan. Guru sempat melerai keduanya, dan suasana tampak kembali tenang. Tidak ada yang menyangka bahwa beberapa jam kemudian, perkelahian kedua akan berujung maut.

Duel Kedua: Provokasi Teman, Nyawa Jadi Taruhan

Siang harinya, sekitar pukul 13.00 WIB, di sela jam istirahat, beberapa teman Angga memprovokasi duel ulang dengan siswa lain.
“Katanya biar adil, disuruh adu lagi sama yang lain. Diadu sama temannya yang beda,” ungkap salah satu siswa lain yang enggan disebutkan namanya.

Tanpa pengawasan guru, anak-anak itu membentuk lingkaran di sudut halaman sekolah. Sorak-sorai dan teriakan “ayo, lawan!” terdengar keras. Angga yang semula menolak, akhirnya terpojok oleh ejekan teman-temannya.

Perkelahian berlangsung cepat. Angga sempat terpukul di bagian kepala kanan, lalu terpeleset dan jatuh menghantam lantai keras. Tubuh mungilnya kejang-kejang, mulutnya berbusa. Anak-anak yang tadinya bersorak panik dan menjerit ketakutan.

Kepanikan di Sekolah dan Upaya Penyelamatan yang Terlambat

Guru yang mengetahui kejadian itu segera membawa Angga ke Puskesmas Geyer, namun kondisi korban terus menurun. Sekitar pukul 15.00 WIB, Angga dinyatakan tidak sadar dan dirujuk ke RSUD Dr. Soedjati Purwodadi.
Namun takdir berkata lain. Upaya medis tak mampu menolong. Angga dinyatakan meninggal dunia dengan luka berat di kepala dan patah tulang tengkuk.

Hasil Otopsi: Luka Serius di Kepala dan Tengkuk Patah

Hasil pemeriksaan medis RSUD Dr. Soedjati menunjukkan bahwa bagian kanan dan kiri kepala korban mengalami benturan keras, diduga akibat hantaman benda tumpul atau benturan ke permukaan keras saat jatuh.
“Korban mengalami retak pada tulang tengkorak dan patah pada tulang leher bagian belakang (tengkuk). Luka tersebut cukup fatal dan menyebabkan kematian,” ungkap salah satu petugas medis yang menangani otopsi.

Tangis dan Amarah di Rumah Duka

Minggu dini hari, jenazah Angga tiba di rumah duka. Ibunya, Sulastri, tak kuasa menahan tangis saat melihat tubuh anak semata wayangnya terbujur di atas kasur.
“Dia pamit sekolah seperti biasa, katanya mau belajar. Saya tidak tahu, kenapa bisa sampai begini…” ucapnya lirih sambil memeluk bantal yang biasa digunakan Angga tidur.

Para tetangga dan kerabat berdatangan memberikan dukungan moral. Suasana berubah hening saat jenazah dimandikan dan disucikan sebelum dimakamkan di TPU Boyolangu, Desa Ledokdawan.

Sekolah dan Polisi Bergerak, Kasus Masuk Tahap Penyelidikan

Kapolsek Geyer, AKP Suyono, membenarkan adanya laporan terkait kematian seorang siswa SMP di wilayahnya.
“Kasus ini sedang kami dalami. Beberapa saksi, termasuk teman-teman korban, sudah kami mintai keterangan. Kami juga berkoordinasi dengan pihak sekolah,” ujarnya.

Pihak sekolah pun memilih berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Kepala SMP Negeri 1 Geyer menyampaikan duka mendalam atas kejadian tersebut dan berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap perilaku siswa di lingkungan sekolah.

Catatan Hitam Dunia Pendidikan

Kasus kematian Angga menambah daftar panjang kekerasan antarpelajar di lingkungan sekolah yang masih sering luput dari perhatian. Bullying, provokasi teman, dan budaya “adu jago” masih menjadi ancaman nyata bagi anak-anak usia remaja yang belum matang secara emosi.

Tragedi ini menjadi pengingat keras: bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat tumbuhnya akal dan budi, bukan arena duel yang merenggut nyawa.

(Okz)

#DuelMaut #Pendidikan #Peristiwa