Tragedi di Tengah Laut Pangkep: Bocah 4 Tahun Hilang Jatuh dari Kapal Saat Orang Tuanya Terlelap, Pencarian Dikebut Tim SAR

Tim SAR lakukan pencarian bocah yang jatuh di perairan Kabupaten Pangkajene (Istimewa)
D'On, Pangkep - Perairan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, mendadak tegang pada Senin sore (27/10/2025). Seorang bocah perempuan berusia empat tahun bernama Andini dilaporkan terjatuh dari kapal jolloro yang tengah melaju di laut lepas antara Pulau Bangko-bangkoang dan Pulau Karanrang. Hingga kini, tim SAR gabungan masih berjuang menembus ombak dan arus laut demi menemukan sang bocah kecil yang hilang tanpa jejak.
Detik-Detik Tragis di Tengah Laut
Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 15.00 WITA. Kapal jolloro yang ditumpangi keluarga kecil itu tengah melintas di perairan yang tenang sore itu. Tak ada tanda-tanda bahaya, bahkan suasana sempat terasa damai di tengah perjalanan. Andini yang dikenal ceria dan aktif disebut sempat bermain di dek kapal sebelum akhirnya semuanya berubah menjadi kepanikan.
Namun yang membuat kejadian ini semakin tragis adalah—tak seorang pun melihat momen saat Andini jatuh ke laut. Kedua orang tuanya, yang diketahui kelelahan setelah perjalanan panjang, tertidur di atas kapal. Mereka baru tersadar dan mendapati anak semata wayangnya tidak lagi berada di dekat mereka ketika kapal sudah berada di perairan antara Pulau Kulambing dan Pulau Laiya.
“Begitu mereka terbangun, anaknya sudah tidak kelihatan di mana-mana. Semua penumpang panik dan langsung mencari di sekitar kapal, tapi hasilnya nihil,” ujar salah satu warga Pulau Karanrang yang turut membantu pencarian awal.
Panik di Tengah Ombak
Begitu menyadari sang buah hati hilang, suasana kapal langsung berubah menjadi histeris. Orang tua Andini menjerit memanggil nama anak mereka, berharap suara itu bisa menembus deburan ombak. Namun laut tetap sunyi, hanya menyisakan desiran angin dan ombak yang terus memukul lambung kapal.
Tak menunggu lama, nakhoda kapal segera mengarahkan haluan menuju Pulau Kulambing, tempat terdekat untuk meminta pertolongan warga. Dalam waktu singkat, kabar hilangnya bocah empat tahun itu menyebar cepat ke pulau-pulau sekitar. Warga pun berbondong-bondong turun tangan melakukan pencarian dengan perahu kecil, menyisir area yang diduga menjadi lokasi jatuhnya korban.
Sayangnya, hingga malam hari, usaha warga masih belum membuahkan hasil.
Basarnas Turun Tangan
Kabar hilangnya bocah kecil di laut Pangkep segera sampai ke Kantor Basarnas Makassar. Tanpa menunggu waktu lama, tim penyelamat langsung diterjunkan ke lokasi kejadian.
“Kami segera mengerahkan satu tim rescue menuju lokasi untuk melakukan pencarian,” ujar Muh. Arif Anwar, Kepala Kantor Basarnas Makassar, pada Selasa (28/10/2025).
Tim SAR membawa peralatan penyelamatan di air, termasuk perahu karet dan alat pendeteksi bawah permukaan. Mereka juga berkoordinasi dengan aparat kepolisian, TNI AL, nelayan lokal, serta potensi SAR lainnya untuk menyusun pola pencarian yang paling efektif di perairan luas tersebut.
“Sejak tadi malam warga sudah berusaha mencari, dan pagi ini kami memperkuat pencarian dari laut maupun pantai. Kami berharap anak tersebut segera ditemukan dalam keadaan apapun,” tambah Arif dengan nada penuh keprihatinan.
Laut yang Tak Ramah
Perairan antara Pulau Kulambing dan Pulau Laiya dikenal cukup menantang. Arus laut di wilayah ini bisa tiba-tiba berubah kuat meskipun permukaan tampak tenang. Menurut nelayan setempat, lokasi itu memang rawan bagi anak-anak yang bermain tanpa pengawasan di atas kapal, apalagi jika kapal tidak memiliki pagar pembatas yang cukup tinggi.
“Kalau sore arusnya suka narik ke arah selatan. Bisa bahaya kalau ada yang jatuh, apalagi anak kecil,” tutur Daeng Aswar, salah satu nelayan yang ikut dalam pencarian.
Harapan yang Masih Menyala
Hingga berita ini diterbitkan, operasi pencarian masih berlangsung intensif. Fokus pencarian diarahkan pada perairan di antara Pulau Kulambing dan Pulau Laiya—area yang diduga menjadi titik jatuhnya Andini.
Tim gabungan terus berputar, memeriksa setiap sudut laut yang memungkinkan, sementara di daratan, warga dan keluarga korban hanya bisa berdoa. Harapan mereka kini tertambat pada laut yang begitu luas namun juga kejam, berharap sang bocah kecil masih bisa ditemukan.
“Semoga dengan bertambahnya kekuatan dari Basarnas dan unsur SAR lainnya, anak itu bisa segera ditemukan,” tutup Arif.
Namun di balik operasi pencarian yang penuh harapan itu, tersisa satu pelajaran berharga: kelengahan sekejap di atas laut bisa berujung kehilangan yang tak tergantikan.
(L6)
#Peristiwa #BocahTerjunkeLaut