Breaking News

Suara Rakyat di Jalan Poros: Saat Warga Taratak Tinggi Bersatu Menuntut Keadilan Jalan yang Layak

Kapolres Dharmasraya Atasi Aksi Damai Warga dengan Cara Humanis (Dok: Ist)

D'On, Dharmasraya
— Terik matahari belum juga beranjak dari langit Kecamatan Timpeh siang itu. Di bawah panas yang menyengat, ratusan warga Nagari Taratak Tinggi berdiri tegak di sepanjang jalan poros Beringin Sakti–Marga Makmur. Mereka tidak membawa amarah, tetapi tekad. Dengan spanduk bertuliskan tuntutan perbaikan jalan, warga berbaris rapi, menyuarakan satu pesan yang sama: “Kami hanya ingin jalan kami layak dilalui.”

Aksi damai itu menjadi pemandangan yang tak biasa di ruas jalan utama yang biasanya ramai dilintasi truk-truk pengangkut tandan buah segar dan crude palm oil (CPO) milik perusahaan perkebunan sawit. Bagi warga, jalan itu bukan sekadar jalur transportasi melainkan urat nadi kehidupan yang setiap hari mereka lalui menuju sekolah, kebun, dan pasar. Namun kini, jalan itu rusak parah, berdebu di musim kemarau, dan berlumpur saat hujan datang.

Kehadiran Kapolres: Antara Tegas dan Humanis

Di tengah kerumunan massa, terlihat sosok berseragam cokelat yang berjalan tenang namun penuh wibawa. Ia adalah Kapolres Dharmasraya AKBP Purwanto Hari Subekti, S.Sos., yang turun langsung ke lapangan memimpin pengamanan aksi. Tak hanya berdiri di garis belakang, Kapolres memilih berdialog langsung dengan warga, mendengarkan keluhan mereka satu per satu.

“Kami menghargai aspirasi masyarakat,” ujarnya lantang di hadapan para peserta aksi. “Namun saya minta semuanya tetap tertib, jangan ada tindakan anarkis. Polri hadir untuk memastikan aksi ini berjalan damai, tanpa mengganggu ketertiban umum.”

Nada suaranya tegas, tetapi sorot matanya meneduhkan. Dalam situasi yang biasanya rentan gesekan, pendekatan humanis Kapolres Purwanto menjadi kunci mengalirnya komunikasi yang sejuk antara warga, aparat, dan pihak perusahaan.

Ratusan Personel Siaga, Tanpa Sekat dengan Rakyat

Polres Dharmasraya menerjunkan ratusan personel gabungan untuk memastikan jalannya aksi tetap aman dan kondusif. Di bawah komando Kabag Ops Kompol Eliswant Ri, S.H., M.H. dan Kasat Sabhara AKP Rasfaisal, S.H., pasukan pengamanan tersebar di titik-titik strategis. Dari anggota Dalmas hingga tim negosiator Polwan, semua bersiaga tanpa menciptakan jarak dengan masyarakat.

Personel kepolisian tidak hanya berjaga, tetapi juga membantu mengatur lalu lintas, menenangkan massa, hingga menyiapkan air minum bagi warga yang kelelahan. Pemandangan ini menjadi bukti bahwa pengamanan bisa dilakukan dengan cara yang manusiawi, tanpa benturan dan tanpa intimidasi.

Suara Warga: Antara Debu, Aspal, dan Harapan

Dalam orasinya, warga menyampaikan sederet tuntutan yang selama ini mereka perjuangkan dengan cara damai:

  1. Perbaikan jalan secara permanen, bukan sekadar tambal sulam.
  2. Penyiraman jalan saat musim kemarau untuk menekan debu yang mengganggu kesehatan anak-anak dan lansia.
  3. Pemeliharaan rutin ruas jalan yang menjadi jalur vital warga.
  4. Perbaikan jembatan rusak yang mengancam keselamatan pengendara.
  5. Pelaksanaan program CSR (Corporate Social Responsibility) yang benar-benar menyentuh masyarakat sekitar.

“Setiap hari kami menghirup debu, anak-anak kami batuk. Kami tidak menolak perusahaan, tapi kami ingin hak kami diperhatikan,” seru seorang warga, Sulaiman (47), sambil mengangkat spanduk bertuliskan ‘Perusahaan Untung, Rakyat Jangan Dirugikan’.

Dialog Terbuka: Jalan Tengah di Tengah Jalan Rusak

Di sela-sela aksi, suasana sempat mencair saat Kapolres memfasilitasi dialog terbuka antara perwakilan warga, pihak perusahaan, dan aparat pemerintah. Di bawah tenda sederhana, percakapan berlangsung hangat namun tegas.

Pihak perusahaan mengakui bahwa beberapa tuntutan masyarakat sudah mulai ditindaklanjuti, terutama perbaikan jalan sementara. Mereka juga berjanji akan membawa tuntutan lain ke tingkat manajemen pusat untuk mendapatkan solusi permanen.

Langkah itu disambut positif oleh warga. Tepuk tangan spontan terdengar dari kerumunan massa—bukan sebagai tanda kemenangan, tetapi sebagai harapan bahwa suara mereka akhirnya mulai didengar.

Aksi Damai yang Jadi Teladan

Hingga sore menjelang, massa aksi perlahan membubarkan diri. Tak ada kericuhan, tak ada gesekan. Warga kembali ke rumah masing-masing dengan wajah lelah namun lega. Polisi yang sejak pagi berjaga tetap siaga hingga situasi benar-benar aman.

Kapolres Dharmasraya AKBP Purwanto Hari Subekti memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh warga Taratak Tinggi.
“Ini contoh kedewasaan berdemokrasi. Masyarakat bisa menyampaikan aspirasi tanpa kekerasan, dan kami di Polri akan selalu menjadi pengayom bagi semua,” ujarnya menutup kegiatan.

Demokrasi yang Bernyawa

Aksi damai warga Taratak Tinggi bukan sekadar protes atas jalan rusak. Ia adalah cermin dari kesadaran kolektif masyarakat pedesaan yang semakin matang dalam memperjuangkan haknya. Tanpa emosi, tanpa kekerasan mereka memilih berdialog dan bekerja sama mencari solusi.

Pendekatan humanis dari jajaran kepolisian di bawah komando AKBP Purwanto Hari Subekti menjadi contoh nyata bagaimana hukum dan kemanusiaan bisa berjalan beriringan.
Di tengah banyaknya berita tentang konflik antara warga dan perusahaan, Dharmasraya hari itu menunjukkan wajah lain dari demokrasi: hangat, tegas, dan bermartabat.

(Mond)

#AksiDamai #Infrastruktur #Dharmasraya