Breaking News

Perintah Langsung Prabowo ke Panglima TNI Ganti Organisasi Usang, Bentuk TNI Baru yang Siap Hadapi Era AI dan Perang Siber

Presiden Prabowo Subianto saat menyapa warga di kawasan Monas, Jakarta. (Dok. Tangkapan Layar YouTube Puspen TNI)

D'On, Jakarta
- Langit Jakarta pagi itu tampak gagah  dihiasi warna merah putih yang diguratkan oleh lintasan jet tempur TNI AU. Di bawahnya, ribuan pasang mata menatap ke arah mimbar utama di Lapangan Silang Monas, tempat Presiden Prabowo Subianto berdiri tegak dalam seragam kebesaran, memimpin Upacara Peringatan HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Minggu (5/10).

Namun bukan hanya kemegahan upacara yang menjadi sorotan. Ada pesan kuat, tegas, dan berani yang keluar langsung dari mulut sang Panglima Tertinggi.

“Saya perintahkan Panglima TNI dan para kepala staf untuk mengkaji terus perkembangan teknologi dan sains. Kaji terus organisasi. Bila perlu, organisasi yang usang diganti dengan organisasi yang tepat  untuk kepentingan bangsa Indonesia,” tegas Prabowo dalam sambutannya, disambut gemuruh tepuk tangan dan hentakan sepatu pasukan upacara.

Instruksi Tajam: Reformasi Struktural di Tubuh TNI

Kalimat itu tak sekadar seremonial. Bagi banyak pengamat militer, perintah Prabowo adalah sinyal perubahan besar  bahkan bisa disebut sebagai langkah reformasi struktural di tubuh TNI.
Presiden menegaskan bahwa dunia militer tak lagi bisa terjebak pada sistem lama yang lambat beradaptasi terhadap zaman. Ia menyoroti pentingnya mengikuti revolusi teknologi global, mulai dari perang siber (cyber warfare), otonomi sistem persenjataan, hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang kini mulai memainkan peran dalam strategi pertahanan modern.

Prabowo menekankan bahwa TNI harus menjadi kekuatan yang adaptif, efisien, dan cerdas  bukan sekadar besar dan konvensional. “Dunia berubah cepat. Teknologi dan sains berkembang pesat. Siapa yang tidak menyesuaikan diri, akan tertinggal,” ujar Presiden.

Ia memerintahkan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan seluruh Kepala Staf Angkatan  AD, AL, dan AU  untuk tidak ragu melakukan perubahan mendasar. Struktur yang tidak relevan, organisasi yang sudah usang, atau satuan yang tidak lagi efektif harus berani diganti dengan format baru yang lebih gesit dan modern.

Pesan kepada Prajurit: Jangan Pernah Berhenti Belajar

Dalam nada yang lebih personal, Prabowo juga mengingatkan seluruh prajurit agar terus berlatih dan belajar. Menurutnya, seorang tentara sejati tidak pernah berhenti menempa diri, baik dalam kemampuan fisik, strategi, maupun pengetahuan teknologi.

“TNI adalah tulang punggung pertahanan Indonesia, penjamin kedaulatan kita. Kalian adalah benteng terakhir NKRI di tengah ketidakpastian global,” katanya lantang.

Prabowo juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi TNI yang aktif membantu pembangunan ekonomi nasional. Ia menilai sinergi antara kekuatan militer dan pembangunan sipil adalah salah satu kunci kemajuan bangsa.

80 Tahun TNI: Dari Perjuangan Rakyat ke Teknologi Masa Depan

Perayaan HUT ke-80 TNI kali ini bukan hanya peringatan sejarah panjang sejak masa perang kemerdekaan. Ini adalah momentum refleksi atas perjalanan dari tentara rakyat menuju tentara masa depan yang dituntut mampu menghadapi bentuk perang baru  tanpa batas wilayah, tanpa garis depan, dan tanpa peluru yang terlihat.

Di tengah euforia nasionalisme, Presiden Prabowo seolah ingin mengingatkan: TNI tidak boleh puas dengan kejayaan masa lalu. Tantangan kini adalah menjadi kekuatan militer yang modern, profesional, dan digital.

Langit Jakarta Bergemuruh: Akrobatik Udara dan Parade Alutsista Raksasa

Setelah sambutan Presiden, langit Jakarta mendadak bergemuruh. Pesawat tempur F-16 dan T-50 Golden Eagle menembus awan, menampilkan aksi flypass dan akrobatik udara dengan kepulan merah putih yang mempesona. Bendera Merah Putih raksasa dikibarkan di udara, diikuti oleh bendera Kementerian Pertahanan dan tiga matra TNI  darat, laut, dan udara.

Tak lama kemudian, dentuman drum dan derap langkah menggema dari arah selatan lapangan. Ribuan prajurit dari berbagai matra memasuki arena dengan formasi sempurna, diiringi drumband Akademi Militer yang memukau penonton.

Upacara yang dipimpin oleh Letjen TNI Bambang Trisnohadi, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, berlangsung dengan disiplin khas militer. Namun sorotan terbesar justru datang dari parade 1.047 alat utama sistem senjata (alutsista) yang ditampilkan di Monas  mulai dari kendaraan taktis, artileri berat, helikopter serbu, hingga pesawat tempur dan pesawat angkut strategis.

Kapuspen TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan, acara ini juga melibatkan 133.480 peserta dari unsur prajurit hingga masyarakat sipil, termasuk pasukan penerjun, pilot tempur, awak alutsista, hingga pasukan pengamanan.

Pemandangan tersebut menjadi bukti nyata kekuatan militer Indonesia  sekaligus simbol transisi menuju era baru pertahanan nasional.

Momentum TNI Baru di Bawah Komando Prabowo

Pesan Prabowo dalam peringatan ini seakan menegaskan bahwa ia tak ingin TNI hanya menjadi simbol kekuatan fisik. Ia ingin menjadikan TNI sebagai institusi strategis yang berpikir maju, melek teknologi, dan siap menghadapi bentuk ancaman modern  dari perang siber hingga geopolitik global yang kian kompleks.

“Organisasi usang harus berani diganti,” katanya, menutup sambutan dengan nada penuh determinasi.
Kalimat itu menjadi gema baru di tengah usia 80 tahun TNI tanda bahwa era lama telah berakhir, dan TNI memasuki babak baru: era modernisasi total di bawah komando Presiden Prabowo Subianto.

(Mond)

#HUTTNI #TNI #Militer #Nasional #PrabowoSubianto