Breaking News

Heboh Kasur Berbelatung di RSUD Cut Meutia Aceh, Manajemen Bergerak Cepat Lakukan Pembenahan

Ilustrasi belatung. Foto: Artsaba Family/Shutterstock

D'On, Aceh Utara —
Sebuah video yang memperlihatkan kasur berbelatung di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia, Aceh Utara, viral di media sosial dan memicu kehebohan publik. Insiden ini menjadi sorotan tajam warga, yang mempertanyakan kebersihan dan kualitas pelayanan di salah satu rumah sakit rujukan terbesar di wilayah utara Aceh tersebut.

Manajemen rumah sakit pun langsung bergerak cepat. Direktur RSUD Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, menyatakan bahwa peristiwa itu menjadi bahan evaluasi serius dan titik balik untuk memperbaiki standar kebersihan serta pelayanan pasien.

“Kami menerima dengan lapang dada setiap masukan dari masyarakat. Peristiwa ini menjadi pelajaran besar bagi kami semua untuk terus berbenah. Tindakan perbaikan telah kami ambil sejak laporan itu muncul,” ujar Syarifah, Senin (6/10) seperti dinukil dari Kumparan.

Video Viral: Kasur Robek dan Belatung dari Dalam Busa

Insiden bermula pada 29 September 2025, ketika sebuah video yang direkam oleh pasien perempuan beredar luas di media sosial. Dalam rekaman berdurasi singkat itu, tampak seorang pasien memperlihatkan kasur robek di ruang IGD RSUD Cut Meutia. Dari celah busa yang terbuka, belatung terlihat merayap keluar, menciptakan pemandangan yang mengundang rasa jijik dan amarah publik.

Pasien dalam video itu juga mengeluhkan tidak mendapat seprei maupun kasur pengganti.

“Disuruh ditutupin pakai tisu, guys. Minta seprei katanya enggak ada, minta ganti tempat tidur juga enggak ada,” ujar pasien tersebut dengan nada kecewa dalam video yang kemudian ditonton ribuan kali.

Unggahan itu segera menyulut reaksi keras dari warganet, yang menyoroti lemahnya kontrol kebersihan dan manajemen fasilitas di rumah sakit milik pemerintah itu.

Penjelasan Pihak Rumah Sakit: Kasur Lama dari Gudang

Menanggapi viralnya video tersebut, Direktur RSUD Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, memberikan klarifikasi detail mengenai kronologi kejadian. Ia menjelaskan, pasien dengan inisial Nn. A masuk ke IGD sekitar pukul 16.00 WIB dalam kondisi ruang perawatan penuh.

Karena ruang Marwah tempat perawatan pasien penyakit dalam wanita sedang dalam tahap renovasi, sebagian pasien terpaksa dirawat sementara di area dekat IGD.

“Pada saat itu, ruang perawatan penuh dan kami terpaksa menggunakan kasur cadangan yang sebelumnya disimpan di gudang. Ternyata, kasur tersebut sudah tidak layak pakai dan dalam kondisi rusak,” ungkapnya.

Begitu menerima laporan, manajemen langsung menarik kasur tersebut dari peredaran dan memastikannya tidak digunakan lagi.

Selain itu, pihak rumah sakit juga segera berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan agar pasien bisa melanjutkan perawatan medisnya tanpa terkendala administrasi.

Tindakan Tegas: Kepala Ruangan Dicopot, Petugas Dibina

Insiden tersebut tidak berhenti pada permintaan maaf. Manajemen RSUD Cut Meutia mengambil langkah tegas dengan mencopot kepala ruangan terkait dan memberikan pembinaan khusus kepada petugas yang dinilai kurang tanggap terhadap keluhan pasien.

“Kami telah menindaklanjuti secara internal. Kepala ruangan sudah diganti, dan petugas yang lalai sudah mendapat pembinaan langsung. Kami ingin memastikan hal seperti ini tidak terulang lagi,” tegas Syarifah.

Selain sanksi individu, pihak rumah sakit juga melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh kasur, ranjang, dan perlengkapan IGD, untuk memastikan tidak ada lagi peralatan yang tidak layak digunakan.

Langkah Pembenahan: Pengawasan Ketat dan Sistem Baru

Pasca-insiden, RSUD Cut Meutia melakukan serangkaian pembenahan. Manajemen menerapkan prosedur pemeriksaan rutin terhadap seluruh fasilitas rawat inap dan IGD. Mereka juga memperkuat tim kebersihan internal, serta memperbarui sistem pelaporan agar setiap keluhan pasien dapat langsung ditangani tanpa menunggu lama.

“Kami sedang memperketat pengawasan kebersihan di seluruh instalasi. Setiap peralatan, termasuk kasur dan linen, akan melalui pemeriksaan berkala. Kami juga membentuk tim khusus yang akan memonitor kebersihan dan pelayanan setiap harinya,” jelas Syarifah.

Ia menambahkan, evaluasi menyeluruh terhadap manajemen logistik, kebersihan, dan pengawasan ruangan juga tengah dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus serupa.

Pelajaran untuk Semua Rumah Sakit

Kejadian di RSUD Cut Meutia menjadi cermin penting bagi fasilitas kesehatan lainnya agar tidak mengabaikan aspek kebersihan dan kenyamanan pasien. Di era digital saat ini, satu kelalaian kecil bisa dengan cepat menyebar dan menurunkan kepercayaan publik.

Meski manajemen RSUD Cut Meutia telah bertindak cepat, publik berharap pembenahan tidak berhenti pada sanksi, tetapi benar-benar menjadi momentum perubahan menuju pelayanan yang lebih manusiawi dan profesional.

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Semoga langkah perbaikan yang kami ambil bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada RSUD Cut Meutia,” tutup Syarifah dengan nada penuh penyesalan.

(K)

#Viral #Peristiwa #RSUDCutMeutia