Gara-Gara Miras, Pria Pendiam Mengamuk Membabi Buta: Istri dan Dua Anggota Keluarga Tewas Seketika

Ilustrasi Pembacokan
D'On, NTT - Sebuah tragedi mengerikan mengguncang warga Dusun Usapitoko, Desa Amol, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang pria yang dikenal pendiam dan tertutup, berinisial LLK (51), tiba-tiba mengamuk dalam keadaan mabuk hingga menewaskan istri, ipar, dan keponakannya sendiri, pada Selasa malam, 14 Oktober 2025.
Warga sekitar yang mengenal LLK sebagai sosok tenang tak pernah membayangkan malam itu akan berubah menjadi malam penuh darah dan jeritan ketakutan. Dalam hitungan menit, rumah yang selama ini tampak damai berubah menjadi lokasi pembantaian mengerikan.
Amukan Maut di Tengah Malam
Kapolres Timor Tengah Utara, AKBP Eliana Papote, mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa pelaku LLK dalam keadaan mabuk berat saat peristiwa berlangsung. Tanpa alasan yang jelas, pria itu mengambil sebilah parang dan mulai menyerang anggota keluarganya satu per satu.
"Pelaku menyerang istri, ipar, serta dua keponakannya. Tiga korban meninggal dunia di tempat, sedangkan satu korban lainnya masih dalam kondisi kritis," ujar AKBP Eliana, Selasa malam (14/10/2025).
Korban pertama adalah EO (53), yang tak lain adalah istri pelaku. Saat itu EO diduga mencoba menenangkan suaminya yang sedang mabuk, namun justru menjadi sasaran pertama amukan. Setelah itu, pelaku menyerang iparnya, KN (43), dan dua keponakannya masing-masing BK (8) serta LK (14).
Tragisnya, bocah berusia delapan tahun, BK, tewas di tempat, sementara LK yang berusia empat belas tahun masih berjuang antara hidup dan mati di RSUD Kefamenanu karena luka parah yang dideritanya.
Warga Panik, Polisi Bergerak Cepat
Jeritan minta tolong dari rumah LLK terdengar hingga ke rumah tetangga yang berjarak puluhan meter. Warga yang datang mencoba menolong justru ketakutan melihat pelaku masih memegang parang berlumur darah.
"Pelaku berhasil diamankan sekitar pukul 22.30 WITA setelah polisi tiba di lokasi. Para korban langsung dievakuasi ke RSUD Kefamenanu sekitar pukul 23.00 WITA," jelas Kapolres TTU.
Beberapa warga sempat menyebut pelaku seperti kehilangan kesadaran. “Dia tidak seperti LLK yang biasa. Matanya kosong, marah tanpa alasan, dan berteriak-teriak,” kata salah satu saksi yang enggan disebutkan namanya.
Pria Pendiam yang Menyimpan Amarah
Menurut keterangan warga, LLK selama ini dikenal sebagai pria pendiam dan tertutup, jarang terlibat dalam konflik atau perbincangan panjang. Namun, kebiasaannya mengonsumsi minuman keras lokal sudah lama menjadi perhatian lingkungan sekitar.
“Kalau sudah minum, dia berubah. Kadang bicara kasar, kadang diam tapi matanya tajam. Tapi tidak pernah sampai begini,” ujar seorang tetangga.
Malam nahas itu, LLK disebut sempat minum bersama beberapa rekannya. Setelah pulang dalam keadaan mabuk, entah apa yang memicu emosinya hingga berubah menjadi beringas dan menghabisi keluarganya sendiri.
Motif Masih Misterius
Kapolres TTU menegaskan bahwa hingga kini polisi masih menyelidiki motif di balik aksi sadis tersebut. Walau pelaku dan barang bukti berupa parang sudah diamankan, penyidik belum menemukan alasan pasti mengapa LLK tega membantai darah dagingnya sendiri.
“Motif pembunuhan belum teridentifikasi secara pasti. Para saksi tidak mengetahui secara jelas apa penyebab pelaku melakukan pembantaian tersebut,” terang AKBP Eliana.
Pihak kepolisian juga akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap LLK untuk memastikan apakah tindakan brutalnya dipicu semata oleh pengaruh alkohol atau ada faktor gangguan mental yang lebih dalam.
Trauma Mendalam Bagi Warga
Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam bagi warga Desa Amol. Mereka tidak hanya berduka atas hilangnya tiga nyawa tak berdosa, tetapi juga dihantui rasa takut dan trauma atas kejadian yang terjadi di lingkungan mereka sendiri.
“Tidak ada yang menyangka. Mereka keluarga yang tenang, tidak pernah ribut. Tapi malam itu, seperti neraka,” kata seorang warga dengan nada gemetar.
Kini, jenazah ketiga korban telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Sementara pelaku LLK harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum sekaligus menghadapi kenyataan bahwa dalam satu malam mabuknya, ia telah menghancurkan seluruh hidupnya sendiri.
(L6)
#Kriminal #Pembacokan #Peristiwa