Breaking News

Erick Thohir Minta Maaf Usai Timnas Gagal Lolos ke Piala Dunia, Keputusan Memecat Shin Tae-yong Kini Jadi Sorotan Tajam

Ketua PSSI Erick Thohir 

D'On, Jakarta
- Kekalahan Timnas Indonesia dari Irak dengan skor tipis 0–1 di laga kedua Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Minggu (12/10) dini hari WIB, bukan hanya menutup mimpi Garuda terbang ke Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko tetapi juga membuka kembali luka yang lebih dalam: keputusan kontroversial Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang memecat Shin Tae-yong di tengah perjalanan paling bersejarah Timnas Indonesia.

Sejarah yang Berakhir di Tengah Jalan

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia berhasil menembus Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia. Perjalanan luar biasa itu sempat membawa euforia nasional dari kemenangan atas Vietnam hingga perlawanan sengit di Round 3.
Namun semua berubah ketika, secara mengejutkan, Erick Thohir mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang dianggap sebagai arsitek kebangkitan sepak bola nasional.

Sebagai pengganti, PSSI menunjuk Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda yang hebat sebagai pemain, tetapi minim pengalaman sebagai pelatih kepala di level kompetitif. Keputusan ini sontak mengundang tanda tanya besar: mengapa proyek jangka panjang yang sudah dibangun STY justru dihentikan di tengah jalur menuju mimpi besar?

Dari Mimpi ke Kenyataan Pahit

Di bawah Kluivert, Timnas kehilangan ritme dan karakter permainan yang sebelumnya begitu terorganisir. Dua laga Ronde 4 menjadi bukti nyata:

  • Indonesia 2–3 Arab Saudi – meski sempat unggul, organisasi permainan terlihat rapuh.
  • Indonesia 0–1 Irak – kekalahan kedua yang memastikan langkah Garuda berhenti.

Hasil ini bukan sekadar kekalahan di atas kertas. Bagi banyak penggemar, ini adalah kegagalan kebijakan, bukan kegagalan pemain. “Tim ini sudah punya arah. Tapi ketika arah itu diubah mendadak, yang tersisa hanyalah kebingungan,” tulis seorang suporter di media sosial, mencerminkan kekecewaan publik.

Erick Thohir: “Kami Memohon Maaf”

Lewat unggahan di akun media sosialnya, Erick Thohir menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik.

“Terima kasih kepada suporter, pemain, dan ofisial atas perjuangan untuk bisa sampai Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertama kali dalam sejarah, Indonesia bisa sampai di titik sejauh ini,” tulis Erick.

“Kami memohon maaf, mimpi masuk ke Piala Dunia belum bisa kami wujudkan,” tambahnya.

Ucapan itu terdengar menenangkan, tapi bagi sebagian pendukung, kata maaf tak cukup untuk menjawab pertanyaan tentang alasan pemecatan Shin Tae-yong pelatih yang berhasil membawa Indonesia ke level yang tak pernah dicapai sebelumnya.

Sorotan Tajam untuk PSSI

Keputusan mengganti pelatih di tengah momentum terbaik Timnas dianggap oleh sejumlah pengamat sebagai langkah yang terburu-buru dan berisiko tinggi.
Beberapa menilai PSSI di bawah Erick terlalu cepat mengambil keputusan strategis tanpa evaluasi menyeluruh. Patrick Kluivert memang sosok legendaris di lapangan, namun rekam jejak kepelatihannya jauh dari meyakinkan. Sebelum ke Indonesia, Kluivert hanya pernah menjadi asisten dan manajer teknis, bukan pelatih utama dengan prestasi konkret.

Akibatnya, kini bukan hanya mimpi Piala Dunia yang kandas tetapi juga kepercayaan publik terhadap arah reformasi sepak bola nasional yang sempat diharapkan di bawah kepemimpinan Erick Thohir.

Garuda Butuh Konsistensi, Bukan Eksperimen

Kegagalan kali ini memberi pelajaran pahit: sepak bola bukan tentang nama besar, tapi tentang konsistensi, visi jangka panjang, dan keberanian mempertahankan arah yang benar, meski jalannya sulit.
Shin Tae-yong telah membangun pondasi, tapi pondasi itu seakan diruntuhkan sebelum sempat menjadi bangunan kokoh. Kini, Timnas harus kembali ke titik nol dengan masa depan yang belum pasti.

Publik bisa menerima kekalahan, tapi sulit menerima kebijakan yang tampak gegabah. Dalam sejarah panjang sepak bola Indonesia, keputusan-keputusan seperti ini sering kali menjadi titik balik entah menuju kemajuan, atau kembali ke siklus lama: harapan yang tinggi, dan kekecewaan yang berulang.

(Mond)

#ErickThohir #PSSI #TimnasIndonesia #Sepakbola #Olahraga