Breaking News

Bagaimana Menghadapi Orang yang Membenci Kita? Sebuah Renungan Tentang Kesabaran dan Keikhlasan

Ilustrasi 

Dirgantaraonline
- Teman, pernahkah kamu merasa disudutkan oleh seseorang yang tampaknya tidak menyukai dirimu tanpa alasan yang jelas?

Mereka mungkin sinis setiap kali kamu datang. Tatapan mereka tajam, perkataan mereka pedas, dan di balik senyum tipis mereka tersimpan nada kebencian yang sulit disembunyikan.

Padahal, kamu sudah berusaha berbuat baik. Kamu tidak pernah mencaci, tidak pernah menyakiti, bahkan mencoba memahami. Tapi yang kamu dapat justru sindiran, cacian, dan penghinaan. Seolah setiap langkah yang kamu ambil, setiap perkataan yang kamu ucapkan, selalu salah di mata mereka.

Perlahan, tubuhmu lemah. Semangat yang dulu menggebu mulai meredup. Ucapan-ucapan tajam mereka terus berputar di kepala, menghantui bahkan di saat kamu sedang beribadah atau beristirahat.
Lalu, kamu bertanya dalam hati: “Haruskah aku membalasnya? Haruskah aku melabrak mereka agar tahu rasa?”

Tunggu dulu, teman.
Sebelum amarah membakar hati, mari tarik napas dalam-dalam, tenangkan jiwa, dan renungkan kembali.

Meneladani Rasulullah: Ketika Kebencian Dibalas Dengan Kasih Sayang

Coba kita menengok sejenak ke masa Rasulullah ﷺ. Beliau adalah manusia paling mulia, utusan Allah yang diutus membawa cahaya untuk seluruh alam. Namun, bahkan beliau pun memiliki musuh yang membencinya dengan begitu dalam  salah satunya Abu Jahal.

Abu Jahal, atau nama aslinya ‘Amr bin Hisyam, dikenal dengan sifat angkuh, pemarah, dan penuh kebencian. Ia begitu membenci Rasulullah hingga berulang kali berusaha mencelakakan beliau.
Suatu hari, ketika Rasulullah ﷺ sedang bersujud di dekat Ka’bah, Abu Jahal datang membawa batu besar dengan niat menimpakannya ke kepala beliau. Namun sebelum sempat melakukan niat jahat itu, tiba-tiba tangannya kaku dan pandangannya dipenuhi ketakutan. Ia melihat seekor unta raksasa seolah hendak menelannya. Ia pun menjatuhkan batu itu dan lari ketakutan hingga pingsan di rumahnya.

Allah melindungi kekasih-Nya dengan cara yang tidak disangka-sangka. Begitulah keadilan Allah bekerja  tidak selalu langsung terlihat, tapi selalu tepat pada waktunya.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS. Al-Ahzab [33]: 21)

Rasulullah tidak membalas kebencian dengan kebencian. Beliau membalasnya dengan doa, dengan kesabaran, dan dengan cinta. Inilah pelajaran pertama bagi kita: tidak semua kebencian perlu dibalas, sebagian cukup dihadapi dengan keikhlasan dan ketenangan hati.

Tetaplah Berlomba dalam Kebaikan

Di dunia ini, mustahil semua orang menyukai kita. Bahkan manusia sebaik Rasulullah pun memiliki musuh. Maka, jangan letih berbuat baik hanya karena ada yang membenci.
Allah memerintahkan dalam firman-Nya:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 148)

Jadi, jangan biarkan kebencian orang lain menghentikan langkahmu. Lanjutkan kebaikanmu, meski mereka mencemooh. Tetaplah tersenyum, karena senyum itu ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda,
"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah."

Senyum kecil bisa jadi pahala besar, bisa jadi perisai dari kegelisahan hati.

Kebaikan Tak Pernah Sia-sia

Allah berfirman:

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.”
(QS. Ar-Rahman [55]: 60)

Maknanya jelas: setiap kebaikan akan kembali kepada pelakunya. Bisa jadi bukan dalam bentuk yang sama, tapi pasti dalam bentuk yang lebih baik.
Maka, ketika kamu memilih untuk bersabar dan tidak membalas keburukan dengan keburukan, sesungguhnya kamu sedang menyiapkan ganjaran besar di sisi Allah.

Malaikat mencatat setiap perbuatan baik, sekecil apapun. Allah menegaskan:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat biji zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).”
(QS. Az-Zalzalah [99]: 7–8)

Ayat ini menegaskan, tidak ada satu pun amal yang luput dari perhatian Allah. Maka jangan khawatir kebaikanmu tidak akan pernah sia-sia, bahkan jika dunia seakan tak menghargainya.

Serahkan Balasan Kepada Allah yang Maha Adil

Kadang kita ingin melihat orang yang menyakiti kita mendapatkan balasannya. Tapi ingatlah, Allah adalah Al-‘Adl (Yang Maha Adil) dan Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana).
Balasan Allah tidak selalu datang secepat yang kita mau, tapi selalu datang pada waktu yang tepat.

Allah berfirman:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ ۝ كَلَّا إِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوبُونَ ۝ ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيمَ ۝ ثُمَّ يُقَالُ هَٰذَا الَّذِي كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ
“Sekali-kali tidak! Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian sesungguhnya mereka benar-benar akan masuk neraka. Lalu dikatakan (kepada mereka): ‘Inilah azab yang dahulu kamu dustakan.’”
(QS. Al-Muthaffifin [83]: 14–17)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa keburukan pasti memiliki akibat, meskipun tidak langsung terlihat oleh mata. Maka, tidak perlu membalas kejahatan dengan kejahatan. Karena jika kita melakukan hal yang sama, apa bedanya kita dengan mereka?

Tenanglah, Allah Melihat Segalanya

Teman, kebencian orang lain bukanlah ukuran nilai dirimu. Kadang, justru karena kamu bersinar, ada hati yang silau melihatmu. Maka jangan biarkan kebencian mereka memadamkan cahaya kebaikanmu.

Yakinlah  Allah Maha Melihat, Maha Adil, dan Maha Mengetahui isi hati setiap manusia.
Teruslah berbuat baik meski dibalas keburukan. Karena pada akhirnya, kebaikanlah yang akan menang.

“Tidak ada perbuatan baik yang sia-sia, sebab setiap langkah menuju kebaikan adalah jalan menuju surga.”

(***)

#Islami #Religi