6 Penyebab Mengapa Anak Muda Sekarang Mudah Terkena Stroke, Ancaman di Usia Produktif yang Sering Diabaikan
Ilustrasi (Freepik)
Dirgantaraonline - Selama bertahun-tahun, stroke selalu dikaitkan dengan penyakit orang lanjut usia. Namun kini, kenyataan itu mulai bergeser. Di berbagai rumah sakit besar di Indonesia, dokter semakin sering menemukan pasien stroke yang usianya bahkan belum genap 40 tahun sebagian masih berusia 20-an.
Fenomena ini tentu mengundang keprihatinan. Bagaimana mungkin penyakit yang dulu identik dengan orang tua kini justru menghantui generasi muda yang seharusnya berada di puncak energi dan produktivitas?
Menurut data dari berbagai studi kesehatan, peningkatan kasus stroke di kalangan anak muda terjadi akibat kombinasi antara gaya hidup modern, stres, dan faktor genetik yang sering diabaikan. Mari kita lihat lebih dalam enam penyebab utama mengapa generasi muda kini semakin rentan terhadap penyakit yang mematikan ini.
1. Gaya Hidup Tidak Sehat: Racikan Maut dari Makanan Cepat Saji
Dalam keseharian yang serba cepat, banyak anak muda memilih makanan instan, gorengan, atau fast food sebagai solusi praktis mengisi perut. Padahal, di balik rasa gurih dan kenikmatannya, tersembunyi bahaya besar: lemak jenuh, kolesterol tinggi, dan natrium berlebih.
Konsumsi berlebihan makanan seperti burger, mie instan, dan minuman bersoda dapat menyebabkan obesitas, hipertensi, dan kolesterol tinggi — tiga faktor utama pemicu stroke.
Tanpa disadari, pembuluh darah menjadi kaku dan mudah tersumbat, sehingga aliran darah ke otak terganggu.
“Stroke tidak terjadi tiba-tiba. Ia adalah akumulasi dari gaya hidup yang salah selama bertahun-tahun,” ujar dr. Aditya, Sp.S, seorang spesialis saraf di Jakarta.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik: Akibat Era “Mager” dan Layar Digital
Dulu, anak muda akrab dengan aktivitas fisik bermain bola, bersepeda, atau sekadar berjalan kaki. Kini, rutinitas mereka lebih banyak dihabiskan di depan layar ponsel, laptop, dan komputer.
Kebiasaan duduk berjam-jam tanpa bergerak membuat metabolisme tubuh melambat. Akibatnya, lemak menumpuk di pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyumbatan di otak.
Bahkan, studi menunjukkan bahwa kurang olahraga memiliki efek serupa dengan merokok dalam memicu penyakit jantung dan stroke.
Olahraga ringan seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda minimal 30 menit setiap hari dapat menjadi langkah sederhana untuk menjaga kesehatan otak dan pembuluh darah.
3. Merokok dan Konsumsi Alkohol: “Gaya Hidup Gaul” yang Berujung Fatal
Merokok masih menjadi kebiasaan umum di kalangan anak muda baik sebagai simbol gaya hidup, pelarian stres, atau sekadar ikut-ikutan. Padahal, setiap batang rokok yang dihisap mempercepat kerusakan dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
Zat kimia seperti nikotin dan karbon monoksida dalam rokok mempersempit pembuluh darah dan mengurangi oksigen yang menuju otak. Sementara itu, konsumsi alkohol berlebihan bisa merusak jantung dan menimbulkan hipertensi kronis, dua kondisi yang sangat berisiko terhadap stroke.
Gabungan keduanya ibarat bom waktu bagi sistem peredaran darah lambat laun bisa meledak dalam bentuk serangan stroke mendadak.
4. Stres Berlebihan: Tekanan Emosional yang Menyerang Otak
Tekanan pekerjaan, tuntutan akademik, hingga masalah pribadi sering membuat anak muda hidup dalam bayang-bayang stres. Ironisnya, banyak yang menyepelekan dampak stres pada tubuh.
Stres kronis memicu peningkatan tekanan darah, kadar gula, dan hormon kortisol, yang semuanya berkontribusi terhadap kerusakan pembuluh darah otak.
Ketika stres dibiarkan berlarut-larut tanpa manajemen yang baik, risiko stroke meningkat signifikan. Aktivitas seperti meditasi, yoga, journaling, atau sekadar berbicara dengan teman dekat bisa menjadi cara sederhana untuk menjaga kestabilan emosi dan kesehatan fisik.
5. Penggunaan Obat-Obatan Terlarang: Pemicu Stroke yang Mematikan
Zat-zat berbahaya seperti amfetamin, kokain, dan ekstasi bekerja dengan cara meningkatkan tekanan darah secara ekstrem dalam waktu singkat. Ledakan tekanan inilah yang sering kali menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak, atau yang disebut stroke hemoragik.
Sayangnya, sebagian pengguna bahkan tidak sadar bahwa efeknya bisa muncul hanya dalam hitungan jam setelah penggunaan. Stroke akibat narkoba sering kali lebih fatal dan meninggalkan dampak jangka panjang seperti kelumpuhan atau gangguan bicara permanen.
6. Faktor Genetik dan Kondisi Kesehatan yang Tidak Terdeteksi
Tak semua penyebab stroke berasal dari gaya hidup. Beberapa anak muda memiliki faktor keturunan yang membuat mereka lebih rentan terhadap gangguan pembuluh darah.
Selain itu, penyakit tersembunyi seperti diabetes, gangguan jantung, kolesterol tinggi, atau kelainan pembekuan darah yang tidak terdeteksi juga bisa memicu stroke dini.
Inilah sebabnya mengapa pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan stroke atau penyakit jantung.
Langkah Pencegahan: Cegah Stroke Sebelum Menyerang
Meningkatnya kasus stroke di usia muda menjadi peringatan serius bahwa kesehatan tidak boleh ditunda. Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan sejak sekarang:
- Jaga Pola Makan: Perbanyak konsumsi sayur, buah, ikan, dan biji-bijian. Batasi garam, gula, dan lemak jenuh.
- Rutin Berolahraga: Minimal 30 menit aktivitas fisik setiap hari.
- Berhenti Merokok & Batasi Alkohol: Dua langkah ini paling besar dampaknya terhadap penurunan risiko stroke.
- Kelola Stres: Luangkan waktu untuk relaksasi dan istirahat mental.
- Periksa Kesehatan Secara Berkala: Pantau tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.
- Pahami Riwayat Keluarga: Jika ada riwayat stroke, konsultasikan dengan dokter sejak dini.
Stroke Bukan Lagi Penyakit Orang Tua
Generasi muda kini hidup di era yang penuh tekanan, cepat, dan tidak jarang abai terhadap kesehatan. Namun, bukan berarti mereka tak bisa mencegah risiko stroke.
Dengan kesadaran diri, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan rutin, ancaman stroke bisa ditekan sedini mungkin.
Ingat, otak adalah pusat kehidupan jaga kesehatannya sebelum terlambat.
(*)
#Stroke #Kesehatan #GayaHidup #Lifestyle