Prabowo Dikabarkan Akan Lantik Menteri Baru Hari Ini, Menko Polkam dan Menpora Jadi Sorotan

Presiden Prabowo Subianto melantik Pejabat Negara, serta Upacara Penganugerahan TKRI di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
D'On, Jakarta — Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan melantik satu atau lebih menteri pengganti pada Rabu, 17 September 2025. Berita soal pelantikan mendadak ini beredar pagi ini; sejumlah media melaporkan acara akan digelar di Istana Negara dengan jadwal yang sudah disebut-sebut berlangsung siang hari.
Kursi mana yang masih kosong?
Setelah reshuffle awal bulan ini, terdapat beberapa kursi strategis yang masih belum terisi definitif. Posisi Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam) kosong sejak pemberhentian Budi Gunawan, dan posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) juga belum diisi setelah diberhentikannya Dito Ariotedjo. Untuk sementara, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ditunjuk sebagai Menko Polkam ad interim guna menjalankan tugas before pengisian definitif dilakukan.
Siapa nama-nama yang menguat?
Dua nama yang paling sering muncul dalam pemberitaan hari ini adalah:
-
Djamari Chaniago — purnawirawan TNI AD berpangkat terakhir Letnan Jenderal yang namanya santer dikaitkan dengan kursi Menko Polkam. Djamari dikenal memiliki rekam jejak panjang di tubuh TNI: pernah menjabat Pangdam III/Siliwangi, Pangkostrad, serta Kepala Staf Umum TNI. Nama Djamari disebut-sebut menguat sebagai kandidat pengisi jabatan koordinatif itu.
-
Erick Thohir — isu yang beredar menyebutkan Erick, yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN, sebagai kandidat kuat untuk mengisi kursi Menpora. Jika benar Erick dipindahkan, langkah itu otomatis menimbulkan domino pergantian di jajaran kementerian BUMN. Isu tentang kemungkinan Erick menjadi Menpora dan konsekuensi mutasi di kementerian lain sudah ramai diberitakan media olahraga dan politik hari ini.
Perlu ditekankan: hingga laporan ini disusun, belum ada keterangan resmi dari pihak Istana terkait nama-nama yang akan dilantik. Istana sampai saat ini belum mengeluarkan pengumuman resmi yang mengonfirmasi daftar calon atau waktu final pelantikan.
Mengapa dua posisi ini penting?
Menko Polkam adalah posisi koordinatif yang mengawasi isu-isu keamanan dan hukum strategis — sangat vital di masa adanya gejolak politik dan sejumlah tantangan dalam negeri sehingga pemilihan figur yang dianggap kuat soal keamanan dan komunikasi sering menjadi perhatian publik. Sementara itu, Menpora bukan sekadar pembina olahraga; jabatan ini kerap mendapat sorotan publik ketika momen besar olahraga mendekat (mis. persiapan turnamen internasional), dan juga berpotensi mempengaruhi tata kelola organisasi seperti PSSI jika tokoh pemerintahan yang juga pengurus sepakbola dipindahtugaskan.
Jejak singkat: siapa Djamari Chaniago?
Djamari Chaniago lahir 8 April 1949 di Sumatera Barat. Ia mengawali karier militer dari Akademi Militer (Angkatan 1971) dan naik jenjang hingga menjadi jenderal bintang tiga. Jabatan-jabatan strategis yang pernah dipegangnya antara lain Pangdam III/Siliwangi, Pangkostrad, serta Kepala Staf Umum TNI. Setelah pensiun, namanya kadang muncul dalam wacana politik dan jaringan-koneksi parlemen/partai. Profil dan track record militernya menjadi salah satu alasan mengapa namanya dikaitkan dengan posisi Menko Polkam.
Jika Erick Thohir jadi Menpora: implikasi cepat
Erick Thohir adalah figur publik yang juga aktif di dunia olahraga Ketua Umum PSSI sekaligus menteri yang mengurusi BUMN sejak kabinet diumumkan pada 2024. Kabarnya, jika Erick dipindahkan ke Menpora, posisi Menteri BUMN akan terbuka dan sejumlah nama kuat (termasuk isu ROSAN R. ROESLANI) mulai muncul sebagai calon pengganti. Perpindahan Erick ke Menpora juga memunculkan pertanyaan soal kepemimpinan di PSSI dan kemungkinan pengunduran diri dari jabatan organisasi yang ia pimpin. Semua skenario ini masih bersifat kabar dan spekulasi sampai ada keputusan resmi.
Kembali ke reshuffle 8 September: catatan singkat
Reshuffle awal September lalu memang sudah membuat gelombang perubahan: Presiden Prabowo memberhentikan lima menteri pada 8 September 2025, termasuk Budi Gunawan (Menko Polkam), Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Abdul Kadir Karding (Menteri P2MI), Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi), dan Dito Ariotedjo (Menpora). Dalam kesempatan itu, Prabowo segera melantik sejumlah menteri pengganti seperti Purbaya Yudhi Sadewa (Menkeu), Mukhtarudin (Menteri P2MI/Kepala BP2MI), Ferry Juliantono (Menteri Koperasi), Mochamad Irfan Yusuf (Menteri Haji dan Umrah), serta Dahnil Anzar Simanjuntak (Wamen Haji dan Umrah). Namun beberapa kursi strategis masih menunggu pengisian definitif.
Suasana politik dan kemungkinan langkah Istana
Beberapa pengamat menilai langkah pengisian kursi-kursi strategis ini bukan hanya soal kapasitas individu, tapi juga soal keseimbangan politik antar partai pendukung, sinyal kebijakan keamanan dalam negeri, serta kebutuhan administrasi cepat di kementerian yang berkaitan langsung dengan isu publik. Pilihan nama-nama purnawirawan TNI dan menteri teknokrat atau figur publik terkemuka (seperti Erick) memperlihatkan kombinasi antara kebutuhan stabilitas keamanan dan kredibilitas publik. Namun, hingga ada Keputusan Presiden dan pengumuman resmi dari Istana, semua tetap dalam ranah kabar dan interpretasi.
Waktu pelantikan yang beredar adalah siang ini (sekitar pukul 14.00 WIB) di Istana Negara namun sekali lagi, konfirmasi resmi dari Istana masih dinantikan. Untuk perkembangan langsung, periksa pengumuman resmi Sekretariat Kabinet (SETKAB) atau rilis Istana karena Keputusan Presiden (Keppres) biasanya menjadi dokumen final yang meresmikan pemberhentian/pengangkatan.
(Mond)
#ReshuffleKabinet #Nasional #PrabowoSubianto