Penampakan Komplotan Pembunuh Zetro Purba, Staf KBRI RI di Peru: Dibekuk Polisi, Terungkap Jejak Senjata Maut
Polisi Peru mengunggah foto komplotan pembunuh Zetro Purba, staf KBRI Lima, 11 September 2025. Foto: Dok Dirincri PNP
D'On, Peru – Misteri pembunuhan tragis yang merenggut nyawa Zetro Leonardo Purba, pegawai Kementerian Luar Negeri RI yang bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Peru, perlahan mulai terkuak. Polisi Nasional Peru (PNP) akhirnya berhasil menangkap lima orang yang diduga kuat sebagai eksekutor pembunuhan sadis ini.
Kelima tersangka yang kini ditahan bukanlah warga lokal Peru, melainkan jaringan kriminal lintas negara: tiga berasal dari Venezuela dan dua lainnya dari Kuba. Penangkapan mereka menegaskan dugaan awal bahwa kasus ini melibatkan sindikat kriminal internasional yang beroperasi di kawasan Amerika Latin.
Operasi Dramatis di San MartÃn de Porres
Pada 9 September 2025, Divisi Investigasi Perampokan PNP menggelar operasi gabungan di kawasan San MartÃn de Porres (SMP), sebuah distrik yang dikenal rawan kriminal di pinggiran ibu kota Lima. Dari hasil operasi yang digelar di sebuah losmen dan sebuah rumah kontrakan, polisi meringkus para tersangka tanpa perlawanan berarti.
Dua hari kemudian, pada 11 September, Direktorat Investigasi Kriminal Peru mengunggah foto kelima tersangka. Dalam unggahan itu, mereka menyebut kelompok ini dengan nama yang mencolok: “Los Maleantes del Cono” — sebuah geng kriminal yang dikenal kerap menebar teror di wilayah utara Lima.
Bersama para tersangka, polisi menyita barang bukti mengerikan:
- Satu pistol semi-otomatis Taurus kaliber 3.80 yang sudah terisi peluru.
- Lima bahan peledak.
- Sepuluh ponsel yang diyakini berisi rekaman komunikasi dan jejak digital operasi.
- Satu unit sepeda motor, diduga digunakan saat eksekusi.
- Sejumlah paket narkoba.
Senjata yang “Berbicara”
Bagi polisi, kunci utama mengungkap kasus ini terletak pada satu barang bukti: pistol Taurus kaliber 3.80. Melalui analisis balistik forensik, senjata ini terbukti identik dengan proyektil dan selongsong peluru yang ditemukan di tubuh serta lokasi penembakan Zetro.
“Pencocokan dengan proyektil yang ditemukan di tubuh korban dan selongsong peluru di TKP memberikan hasil positif. Selain itu, senjata ini ternyata juga terkait dengan kasus-kasus lama sejak tahun 2019,” ungkap Kolonel Juan Carlos Montúfar, Kepala Divisi Investigasi Perampokan PNP.
Pernyataan itu menunjukkan bahwa pembunuhan terhadap Zetro bukanlah kasus kriminal biasa, melainkan dilakukan oleh kelompok yang sudah berpengalaman dan memiliki rekam jejak panjang dalam aksi-aksi kekerasan bersenjata di Peru.
Siapa Mereka?
Media lokal Trome menyebut dua nama penting dari geng ini. Pertama, Wilson José Soto López alias “El Primo”. Kedua, Jaiquer Antonio EchenaguzÃa Quijada, 23 tahun, yang dikenal dengan julukan “Malaco”.
Informasi awal menyebut, keduanya berperan langsung sebagai eksekutor: satu sebagai penembak, satu lagi sebagai pengendara motor yang membawa pelaku kabur usai menembak Zetro. Peran tiga tersangka lainnya masih dalam pendalaman, namun polisi meyakini mereka turut terlibat dalam perencanaan maupun logistik eksekusi.
Motif Misterius, Spekulasi Menguat
Hingga kini, polisi Peru belum merilis keterangan resmi terkait motif pembunuhan. Apakah Zetro menjadi korban perampokan bersenjata yang salah sasaran? Atau justru menjadi target pembunuhan terencana dengan latar belakang lain?
Spekulasi merebak. Beberapa media lokal menyinggung kemungkinan keterlibatan geng narkoba yang kerap menjadikan warga asing sebagai sasaran intimidasi. Namun, pihak berwenang masih menutup rapat detail investigasi, sehingga motif sebenarnya masih menjadi teka-teki besar.
Eksekusi di Depan Sang Istri
Tragedi itu terjadi pada 1 September 2025 malam, hanya beberapa meter dari rumah Zetro di Lima. Malam itu, ia sedang bersepeda santai ditemani sang istri. Dalam sekejap, dua orang tak dikenal mendekat dengan motor, lalu terdengar suara letusan senjata api.
Zetro tumbang di depan mata istrinya, meninggalkan luka duka mendalam. Kejadian itu bukan hanya mengguncang keluarga, tetapi juga komunitas diplomatik Indonesia di Peru.
Jenazah Pulang ke Tanah Air
Setelah proses otopsi dan administrasi di Peru, jenazah Zetro akhirnya tiba di Jakarta pada 11 September 2025. Suasana haru menyelimuti keluarga besar dan kolega di Kementerian Luar Negeri. Almarhum kemudian dimakamkan dengan penuh penghormatan.
Kasus yang Belum Usai
Meski lima orang telah ditangkap, misteri pembunuhan Zetro Leonardo Purba masih jauh dari kata selesai. Publik menunggu jawaban: siapa dalang di balik eksekusi ini? Mengapa seorang staf diplomatik RI harus meregang nyawa di tanah asing dengan cara brutal?
Apakah ini sekadar aksi kriminal jalanan, atau ada pesan gelap yang sengaja dikirimkan lewat kematian seorang diplomat?
Polisi Peru masih terus melakukan pengembangan, sementara keluarga besar Indonesia berharap keadilan benar-benar ditegakkan.
(*)
#Pembunuhan #Kriminal #Peru #Internasional #ZetroLeonardoPurba