Pelaku Penusukan Prajurit TNI Ditangkap, Ternyata Residivis
Ilustrasi penusukan. Foto: Mzynasx/Shutterstock
D'On, Wonosobo – Kasus penusukan yang menewaskan seorang prajurit TNI di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, akhirnya menemukan titik terang. Polisi berhasil menangkap pelaku bernama Iwan, yang diduga merupakan seorang residivis dengan rekam jejak kriminal sebelumnya.
Penangkapan ini dibenarkan oleh Kapendam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Andy Soelistyo. Ia menyebut, pelaku diamankan oleh jajaran Polres Wonosobo pada Senin (15/9) sekitar pukul 11.00 WIB.
“Info dari Polres jam 11.00 WIB pelaku tertangkap dan sudah diamankan di Polres Wonosobo,” ujar Andy.
Andy menegaskan bahwa TNI menyerahkan penuh kasus ini kepada pihak kepolisian. Meski begitu, ia berharap proses hukum berjalan transparan dan pelaku mendapat hukuman seberat-beratnya.
“Sesuai dengan proses hukum, saya yakin kepolisian sudah bisa menentukan. Kita serahkan langsung ke kepolisian,” tegasnya.
Kronologi Malam Mencekam di Resto Shaka
Tragedi bermula pada Sabtu (13/9) malam. Sekitar pukul 20.00 WIB, Serda RS, prajurit TNI yang bertugas di Kodim 0707/Wonosobo, baru saja melaksanakan pemantauan wilayah di Koramil. Ia kemudian singgah di Resto Shaka, Desa Jolontoro, Wonosobo.
Malam itu, suasana restoran semula berjalan normal. Namun menjelang tengah malam, tepatnya pukul 23.45 WIB, situasi mendadak ricuh. Terdengar suara gaduh dari salah satu ruangan restoran.
Serda RS, yang dikenal warga sebagai sosok tenang dan peduli lingkungan, berinisiatif menghampiri sumber keributan. Rupanya, Iwan tengah bersitegang dengan salah satu pegawai restoran.
Dengan niat melerai, Serda RS meminta Iwan menenangkan diri dan menyarankannya keluar ke area parkir. Namun, siapa sangka, langkah bijak itu justru berujung maut.
Tikaman Mematikan
Diduga tersulut emosi, Iwan menuju mobilnya dan mengambil sebilah senjata tajam. Tanpa ampun, ia langsung menghujamkan pisau tersebut ke arah tubuh Serda RS.
Serangan mendadak itu membuat suasana restoran berubah panik. Para pengunjung dan pegawai yang menyaksikan kejadian sontak berteriak histeris. Beberapa orang berusaha menolong korban, sementara yang lain mencoba mengamankan pelaku.
Serda RS segera dilarikan ke RS PKU Wonosobo untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, nyawa sang prajurit tidak tertolong. Ia mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang akibat luka tusukan yang dideritanya.
Kecaman dan Duka Mendalam
Kematian tragis Serda RS menimbulkan duka mendalam, baik bagi keluarga besar TNI maupun masyarakat Wonosobo. Warga mengenang almarhum sebagai sosok prajurit ramah yang selalu dekat dengan rakyat.
Kapendam IV/Diponegoro menegaskan, pihak TNI sangat mengecam tindakan keji tersebut. Apalagi, korban tewas saat menjalankan peran mulia: melindungi dan melerai keributan demi keamanan warga.
Pelaku Diduga Residivis
Fakta lain yang mencuat, pelaku bernama Iwan diduga bukan orang baru dalam dunia kriminal. Informasi awal menyebut ia merupakan residivis dengan catatan kasus hukum sebelumnya.
Polisi kini tengah menggali lebih jauh latar belakang dan motif pelaku. Namun yang jelas, tindakannya menewaskan seorang prajurit TNI dipastikan akan menjeratnya dengan hukuman berat sesuai Undang-Undang.
Harapan Proses Hukum Tegas
Masyarakat kini menanti proses hukum berjalan cepat dan transparan. Banyak pihak mendesak agar pelaku tidak hanya dihukum, tetapi juga diberikan vonis sepadan sebagai efek jera.
“Ini bukan sekadar tindak kriminal biasa. Seorang prajurit gugur saat menjalankan tugasnya. Negara tidak boleh kalah oleh residivis yang meresahkan,” ujar seorang warga setempat dengan nada tegas.
Catatan Redaksi
Kasus ini menjadi tamparan keras sekaligus pengingat bahwa tindak kekerasan di ruang publik bisa terjadi kapan saja. Peristiwa tragis di Resto Shaka membuktikan bahwa nyawa seorang prajurit pun bisa melayang akibat keberingasan seorang residivis. Kini, publik menaruh harapan penuh pada aparat penegak hukum untuk menegakkan keadilan tanpa kompromi.
(K)
#Penusukan #Kriminal #TNI #AnggotaTNITewasDibacok