Nelayan Hilang Dihantam Ombak di Perairan Mapadegat, Basarnas Mentawai Turunkan Tim SAR
Tim Basarnas Mentawai Berhasil Evakuasi 1 Nelayan yang Hanyut, 1 Korban lain Masih Dalam Pencarian (Dok: Basarnas Mentawai)
D'On, Mentawai – Suasana tenang di perairan Mapadegat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, mendadak berubah mencekam pada Sabtu siang (13/9). Sebuah sampan nelayan yang ditumpangi dua orang terbalik setelah dihantam ombak, meninggalkan satu orang nelayan masih dalam pencarian hingga berita ini diturunkan.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.55 WIB. Menurut informasi yang diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mentawai, kapal kecil tersebut berangkat dari Pantai Jati sekitar pukul 10.00 WIB. Tujuan mereka sederhana: memancing di perairan antara Pulau Awera dan Mapadegat, lokasi yang kerap menjadi ladang tangkapan ikan bagi nelayan setempat.
Namun, ombak besar yang datang tiba-tiba menghantam sampan, membuat kapal terbalik. Dalam kondisi panik di tengah gelombang, dua nelayan berjuang menyelamatkan diri. Beruntung, salah seorang nelayan, Candra (28), berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan lain yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi. Ia segera dibawa ke daratan dan kini mendapatkan perawatan medis di RSUD Mentawai.
Sayangnya, rekannya, Davit (44), hingga kini belum ditemukan. Upaya pencarian pun langsung dilakukan oleh tim SAR.
Kronologi Laporan
Informasi pertama mengenai musibah ini diterima Basarnas pada pukul 12.05 WIB dari seorang nelayan bernama Janter, yang juga merupakan pemilik kapal. Ia melaporkan bahwa kapal sampan miliknya terbalik dan satu orang masih hilang di laut. Mendapat laporan tersebut, tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai langsung bergerak cepat.
Pada pukul 12.15 WIB, tim berangkat menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) 02 Mentawai dari Dermaga Tua Pejat menuju lokasi kejadian. Dengan waktu tempuh sekitar lima menit, tim SAR langsung memusatkan pencarian di area perairan Mapadegat.
Upaya SAR dan Tantangan Cuaca
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai menjelaskan, kondisi ombak di sekitar lokasi menjadi tantangan utama.
“Kami telah menurunkan tim rescue untuk melakukan pencarian terhadap satu korban yang masih belum ditemukan. Operasi SAR dilakukan dengan mempertimbangkan faktor cuaca dan kondisi gelombang di sekitar lokasi. Kami berharap korban dapat segera ditemukan,” ujarnya.
Basarnas juga mengingatkan masyarakat, khususnya nelayan, agar selalu mewaspadai kondisi cuaca sebelum melaut. Gelombang tinggi kerap datang tiba-tiba, terutama di perairan Mentawai yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia.
Data Korban
- Candra (28), laki-laki – selamat, kini dalam perawatan medis di RSUD Mentawai
- Davit (44), laki-laki – masih dalam pencarian tim SAR
Nelayan dan Risiko di Laut Mentawai
Insiden ini kembali membuka mata akan risiko yang selalu mengintai para nelayan. Bagi masyarakat pesisir Mentawai, laut bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga tantangan yang penuh ketidakpastian. Ombak besar yang datang tanpa peringatan bisa mengubah aktivitas melaut menjadi tragedi.
Seorang warga setempat yang turut menyaksikan proses evakuasi menyebut, ombak di kawasan tersebut memang sering tiba-tiba meninggi. “Kalau lagi tenang bisa tiba-tiba datang gelombang besar. Nelayan di sini sudah biasa hadapi, tapi tetap saja berbahaya,” ujarnya.
Kini, harapan keluarga dan masyarakat setempat hanya satu: Davit bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat. Tim SAR terus menyisir lokasi dengan peralatan lengkap, berpacu dengan waktu dan cuaca.
(Mond)
#Peristiwa #NelayanHanyut #Basarnas #Mentawai