Breaking News

Kamu Bukan Gagal, Kamu Sedang Diselamatkan Allah


Dirgantaraonline
- Ada masa dalam hidup ketika semua rencana yang disusun runtuh begitu saja. Janji-janji yang diharapkan tak pernah ditepati. Pintu-pintu yang diyakini akan terbuka justru terkunci rapat. Saat itu, hati terasa remuk dan perasaan gagal menghantui.

Namun, benarkah itu kegagalan? Atau sebenarnya kita sedang dipindahkan Allah ke jalan yang lebih aman?

Ketika Doa Tak Sejalan dengan Harapan

Coba bayangkan seorang anak muda yang bercita-cita besar bekerja di perusahaan ternama. Ia sudah berdoa, berusaha keras, bahkan meyakini bahwa di sanalah masa depannya akan cerah. Namun kenyataan berkata lain—namanya tidak pernah dipanggil. Hari-harinya diliputi kekecewaan.

Di matanya, ia gagal. Tapi siapa tahu? Bisa jadi perusahaan yang begitu ia idamkan justru penuh intrik, lingkungannya merusak iman, atau bahkan kelak menghadirkan tekanan yang menghancurkan kesehatan mentalnya. Allah dengan kasih sayang yang kadang tak kita pahami menariknya keluar sebelum ia masuk ke jurang yang berbahaya.

Ibnul Qayyim pernah menegaskan dengan indah: “Terkadang Allah mencegahmu dari sesuatu yang kamu cintai, karena Dia tahu itu akan membahayakanmu.”

Apa yang kita kira sebagai “hilang”, sebenarnya adalah “selamat”.

Ketika Cinta Tak Berbalas

Ada juga kisah seorang wanita yang begitu yakin bahwa seseorang adalah jodohnya. Ia mencintai, ia berharap, ia berdoa. Namun takdir berkata lain: orang itu menikah dengan yang lain. Tangisnya pecah, hatinya merasa hancur.

Ia pun sempat merasa gagal. Tapi waktu berjalan, dan ia akhirnya dipertemukan dengan pasangan yang jauh lebih baik: seseorang yang tulus mencintainya, yang membimbingnya dalam kebaikan, yang menjadikan rumah tangganya penuh berkah.

Apakah ia gagal? Tidak. Ia hanya sedang dijauhkan Allah dari seseorang yang mungkin akan menyakitinya, lalu dipertemukan dengan sosok yang benar-benar membahagiakannya.

Di sinilah kebenaran perkataan Al-Hasan Al-Bashri: “Jangan benci musibah yang menimpamu, karena bisa jadi keselamatanmu ada di balik musibah itu.”

Apa yang Kita Kira Musibah, Bisa Jadi Jalan Keselamatan

Hidup sering kali terasa penuh misteri. Kita melihat satu pintu tertutup dan merasa dunia runtuh. Padahal, bisa jadi Allah sedang membukakan pintu lain yang lebih besar.

Seorang pedagang kecil pernah mengalami kebangkrutan. Ia putus asa, merasa tak mampu lagi memberi nafkah. Tapi siapa sangka? Dari kebangkrutan itu ia belajar ilmu baru, membangun usaha lain, dan justru menjadi lebih sukses dari sebelumnya. Andai usahanya dulu terus berjalan, mungkin ia tak akan pernah menemukan jalan rezeki yang lebih luas.

Musibah, kegagalan, atau kehilangan bukan berarti akhir. Kadang, itulah awal dari sesuatu yang jauh lebih baik.

Allah Tidak Pernah Salah Menulis Takdir

Kita sering terjebak dalam persepsi manusia: sukses itu berarti tercapai, gagal itu berarti tak tercapai. Padahal, ukuran Allah berbeda. Yang kita anggap kegagalan bisa jadi keberhasilan di sisi-Nya, karena Ia lebih tahu apa yang menyelamatkan kita.

Penolakan dunia, bisa jadi adalah perlindungan Allah. Kekalahan di mata manusia, bisa jadi kemenangan di sisi Allah.

Maka, jangan terburu-buru berprasangka buruk pada takdir. Allah tak pernah salah menulis jalan hidup hamba-Nya. Setiap takdir adalah kepingan mozaik yang akan indah bila disusun pada waktunya.

Senyum di Balik Luka

Sebab itu, jika suatu hari doa-doa tak kunjung terkabul, atau jalan hidup terasa tidak sesuai rencana, jangan langsung menuduh diri gagal. Katakanlah pada hati sendiri:

"Aku tidak gagal. Aku hanya sedang diselamatkan Allah."

Biarlah luka itu menjadi pengingat bahwa Allah selalu lebih tahu. Biarlah kehilangan itu menjadi bukti bahwa Allah sedang menjaga. Dan biarlah penolakan itu menjadi tanda bahwa Allah punya rencana yang lebih indah.

Senyumlah, meski hati perih. Karena di balik setiap air mata, ada kasih sayang Allah yang bekerja dengan cara yang tak selalu kita pahami sekarang, tapi pasti kita syukuri nanti.

(***)

#Islami #Religi