Breaking News

Tragis! Staf Kejari Simalungun Tewas Hanyut Saat Kejar Pangulu Berkasus di Sungai Asahan

Ilustrasi Mayat. Foto: leolintang/Shutterstock

D'On, Asahan, Sumatera Utara
— Misi penegakan hukum yang berlangsung dramatis di Sungai Asahan, Kabupaten Asahan, berakhir tragis. Seorang staf Kejaksaan Negeri (Kejari) Simalungun berinisial RG (26) ditemukan tewas setelah sehari sebelumnya dinyatakan hanyut saat mengejar seorang kepala desa atau pangulu yang diduga terlibat dalam kasus hukum.

Jenazah RG ditemukan pada Kamis pagi (3/7), mengakhiri pencarian intensif yang dilakukan sejak ia dinyatakan hilang pada Rabu (2/7) sore.

Misi Penangkapan yang Berujung Petaka

Menurut keterangan resmi dari Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaedi, insiden tersebut bermula saat Kejari Simalungun meminta bantuan (back up) kepada Kejari Asahan untuk melaksanakan upaya paksa terhadap seorang pangulu yang tengah diburu karena kasus hukum. Identitas sang pangulu serta kasus yang membelitnya hingga kini belum diungkapkan secara rinci oleh pihak kejaksaan.

"Informasi yang kami terima, kejadian berlangsung di wilayah Jalan HM Yamin, Kecamatan Kisaran," ujar AKBP Afdhal saat diwawancarai. “Staf kejaksaan, termasuk RG, berada di lokasi bersama warga sipil. Ketika pengejaran berlangsung, RG diduga terjun ke Sungai Asahan dalam upaya menangkap target, namun nahas, ia terseret arus sungai yang cukup deras.”

Hingga kini, belum diketahui apakah sang pangulu berhasil ditangkap atau berhasil melarikan diri.

Kesedihan Mendalam dari Institusi Kejaksaan

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Kasi Penkum Kejati Sumut, Adre Ginting. Ia membenarkan bahwa RG ditemukan dalam kondisi tak bernyawa setelah dilakukan pencarian intensif oleh tim gabungan.

“Telah ditemukan. Kita sangat berduka atas kejadian ini,” ujar Adre Ginting. “Kejaksaan Tinggi Sumut menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum. Semoga keluarga diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini.”

Namun, hingga saat ini, pihak Kejati Sumut belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai detail kronologi kejadian, termasuk mengapa pengejaran dilakukan di sekitar aliran sungai, serta apakah protokol keselamatan telah diterapkan dalam operasi tersebut.

Pertanyaan yang Masih Menggantung

Insiden ini menyisakan sejumlah pertanyaan besar. Mengapa pengejaran terhadap seorang kepala desa dilakukan hingga ke jalur sungai? Siapa sebenarnya pangulu yang diburu dan apa kasus yang menjeratnya? Apakah penyelidikan internal akan dilakukan atas operasi yang berujung pada kematian staf kejaksaan ini?

Ketiadaan informasi lengkap dari pihak kejaksaan membuat publik bertanya-tanya. Namun yang jelas, peristiwa ini menjadi pengingat betapa besar risiko yang dihadapi aparat penegak hukum, bahkan ketika yang terjun ke lapangan bukanlah penyidik berpakaian seragam, melainkan staf kejaksaan yang masih muda, berusia 26 tahun.

Penutup: Gugur dalam Tugas

Kematian RG mengundang simpati dari berbagai pihak. Ia gugur bukan di medan perang bersenjata, melainkan dalam tugas hukum yang penuh tantangan dan risiko di lapangan. Sebuah pengorbanan yang menyayat hati dan patut mendapat penghargaan.

Kini, masyarakat menunggu penjelasan tuntas dari Kejari Simalungun maupun Kejati Sumut. Tidak hanya untuk memberi kejelasan kepada publik, tapi juga untuk memastikan bahwa prosedur penegakan hukum yang dijalankan benar-benar memperhitungkan keselamatan semua pihak yang terlibat.

(Mond)

#KejariSimalungun #Peristiwa