Breaking News

Tragedi di Dasar Sungai Kapur IX: Welmi Jabniari Tewas Terjepit Batu Saat Cari Ikan di Kedalaman Enam Meter

Tragis: Pencari Ikan di Limapuluh Kota Tewas Terjepit Batu di Dasar Sungai – Foto : Pos SAR Limapuluh Kota

D'On, Limapuluh Kota, Sumatera Barat
— Suasana duka menyelimuti Nagari Kapur IX, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota. Seorang pria bernama Welmi Jabniari (34), warga Koto Kampar Hulu, tewas secara tragis setelah terjebak di dasar sungai saat sedang mencari ikan pada Kamis malam, 17 Juli 2025. Kejadian ini menjadi pengingat pahit bahwa bahaya bisa mengintai bahkan dalam aktivitas yang tampak rutin bagi sebagian masyarakat pedalaman.

Kronologi: Dari Hobi Menjadi Petaka

Malam itu, Welmi memutuskan untuk berburu ikan di sungai bersama seorang temannya kegiatan yang kerap dilakukan warga setempat sebagai sumber makanan sekaligus pengisi waktu. Sekitar pukul 22.30 WIB, saat keduanya berada di salah satu titik dalam aliran Sungai Kapur yang dikenal cukup dalam dan berbatu, Welmi turun ke dasar sungai menggunakan alat bantu pernapasan sederhana untuk menembak ikan.

Namun, nasib berkata lain. Di kedalaman sekitar enam meter, ia diduga terjepit di antara batu-batu besar di dasar sungai. Temannya yang menyaksikan langsung kejadian tersebut sempat mencoba memberikan pertolongan, tetapi derasnya arus serta kondisi dasar sungai yang gelap dan terjal membuat usaha penyelamatan itu mustahil dilakukan tanpa bantuan profesional.

Upaya Penyelamatan Dini Hari

Tak ingin membuang waktu, sang teman segera berlari mencari pertolongan. Sekitar pukul 01.10 WIB pada Jumat dini hari (18/7), Wali Jorong setempat, Rio Magastra, menerima laporan dan langsung menghubungi Pos SAR 50 Kota. Kepala Kantor SAR Kelas A Padang, Abdul Malik, dalam keterangan resminya mengatakan bahwa laporan tersebut direspons cepat oleh tim penyelamat.

Enam personel rescue dari Pos SAR 50 Kota diberangkatkan hanya 20 menit kemudian, tepat pukul 01.30 WIB. Mereka membawa perlengkapan lengkap untuk penyelaman dan evakuasi di medan berat. Meski jarak tempuh tidak terlalu jauh, perjalanan menuju lokasi memakan waktu sekitar dua setengah jam akibat kondisi jalan dan akses menuju Nagari Kapur IX yang tidak bersahabat, terutama di malam hari.

Tim SAR tiba di lokasi sekitar pukul 05.00 WIB dan langsung melakukan koordinasi intensif dengan berbagai unsur, termasuk BPBD Limapuluh Kota, Babinsa, tenaga medis dari Puskesmas Pangkalan, Wali Nagari, dan warga setempat yang turut membantu pencarian.

Medan Sulit, Operasi Penyelaman Berlangsung Menegangkan

Proses pencarian bukanlah perkara mudah. Dengan kedalaman air mencapai enam meter, arus sungai yang kuat, serta posisi korban yang terjepit di antara bebatuan besar, tim SAR harus bekerja dengan ketelitian dan kehati-hatian tinggi. Penyelam profesional dikerahkan untuk menyusuri dasar sungai dengan peralatan lengkap, termasuk tabung oksigen, lampu sorot bawah air, dan jaring evakuasi.

Selama lebih dari tiga jam, penyelaman dilakukan secara bergantian demi keselamatan para penyelam. Akhirnya, pada pukul 09.15 WIB, Welmi Jabniari ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Tubuhnya masih terjepit batu besar, menunjukkan betapa kuat tekanan yang menahannya sejak malam sebelumnya.

Proses evakuasi berlangsung cepat setelah korban berhasil dibebaskan dari celah batu. Sekitar pukul 09.25 WIB, jenazah Welmi berhasil diangkat ke permukaan dan dibawa ke tepian sungai menggunakan perahu karet.

Operasi SAR Ditutup, Duka Mendalam Menyelimuti Warga

Setibanya di tepi sungai, jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Koto Kampar Hulu untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Suasana haru menyelimuti prosesi ini. Sejumlah warga tak kuasa menahan air mata melihat kepulangan Welmi dalam kondisi tak bernyawa.

Pada pukul 09.30 WIB, seluruh operasi SAR secara resmi ditutup setelah dilakukan debriefing oleh tim gabungan. Semua personel dikembalikan ke satuan masing-masing dengan penuh penghargaan atas dedikasi mereka.

Peringatan Akan Bahaya Sungai yang Sering Diabaikan

Peristiwa tragis ini bukan sekadar kecelakaan biasa. Ia menjadi pengingat serius bahwa aktivitas di sungai, terlebih pada malam hari dan di daerah berbatu serta dalam, menyimpan risiko besar. Warga diharapkan lebih berhati-hati dan mempertimbangkan faktor keselamatan, bahkan dalam kegiatan yang dianggap sudah biasa.

“Ini pelajaran berharga bagi kita semua,” kata Wali Jorong Rio Magastra. “Mencari ikan di sungai adalah tradisi, tapi keselamatan tetap harus menjadi prioritas.”

Kini, Welmi Jabniari telah pergi. Namun kisahnya akan terus dikenang, bukan hanya sebagai duka, tetapi juga sebagai panggilan agar lebih waspada terhadap bahaya alam yang tersembunyi di balik permukaannya yang tenang.

(Mond)

#Peristiwa #KabupatenLimapuluhKota