Breaking News

Heboh Suara Mendesah dari Speaker Umum di Kawasan GBK, Manajemen Akhirnya Buka Suara

Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK), menerapkan program pengendalian sampah (Waste Management) dan mengampanyekan "Datang Bersih, Pulang Bersih. Jangan Nyampah #JagaGBK Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?". (dok. Pengelola GBK)

D'On, Jakarta –
Pengunjung kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, dikejutkan oleh kejadian tak biasa yang terjadi belum lama ini. Sebuah rekaman suara perempuan mendesah terdengar secara jelas dari speaker umum di area publik GBK, tepatnya di sekitar Pintu 5, dan sontak mengundang kehebohan warga.

Peristiwa yang terekam oleh salah satu pengunjung ini viral setelah diunggah oleh akun Instagram @infodepok. Dalam video berdurasi singkat tersebut, tampak suasana mendadak ricuh. Beberapa pengunjung menoleh ke arah sumber suara dengan ekspresi bingung dan tak percaya. Tak sedikit pula yang langsung mengabadikan momen itu menggunakan ponsel.

Suara yang terdengar tidak lain adalah suara desahan perempuan yang tak pantas diputar di ruang publik, apalagi di kawasan sekelas GBK yang kerap digunakan untuk berbagai kegiatan resmi, olahraga, hingga kegiatan keluarga. Kejadian ini pun langsung memicu pertanyaan besar dari warganet: bagaimana suara tak senonoh itu bisa muncul dari speaker umum milik pengelola?

Manajemen PPKGBK Angkat Bicara, Akui Ada Kelalaian

Menanggapi kegaduhan yang muncul, pihak Manajemen Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) segera mengeluarkan pernyataan resmi. Dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Minggu (13/7/2025), pihak manajemen menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas insiden tersebut.

“Kami memohon maaf atas kejadian yang terjadi di area publik GBK, di mana suara tidak pantas terdengar melalui pengeras suara. Kejadian ini sangat kami sesalkan,” tulis pihak manajemen.

Setelah dilakukan evaluasi internal, pihak manajemen menyimpulkan bahwa insiden ini terjadi akibat kelalaian petugas lapangan yang memutar playlist audio bebas hak cipta (no copyright) tanpa melakukan pengecekan konten secara menyeluruh.

“Playlist yang diputar berasal dari sumber bebas hak cipta. Namun, karena tidak dikurasi secara ketat, kontennya justru mengandung unsur yang tidak sesuai dengan norma publik,” lanjut pernyataan tersebut.

Petugas Ditegur Keras, Sistem Audio Diperketat

Tak tinggal diam, pihak GBK langsung mengambil langkah tegas. Petugas yang bertanggung jawab telah diberikan teguran keras dan kini tengah dalam proses evaluasi lanjutan. Sebagai bentuk perbaikan sistem, seluruh daftar putar audio yang sebelumnya digunakan kini ditinjau ulang.

Mulai saat ini, hanya playlist resmi yang telah dikurasi secara ketat oleh manajemen yang akan diizinkan untuk diputar melalui speaker publik di kawasan GBK. Selain itu, akses ke sistem pemutaran audio kini dipersempit dan hanya bisa dilakukan oleh personel terverifikasi.

“Kami memperketat sistem pemutaran audio. Tidak semua petugas bisa mengaksesnya. Hanya personel terlatih dan berizin yang bisa mengelola konten,” tegas mereka.

Langkah Pencegahan dan Komitmen Profesionalisme

Sebagai langkah antisipasi ke depan, manajemen PPKGBK juga akan memperbarui prosedur pengawasan konten dan menyelenggarakan pelatihan teknis untuk meningkatkan kedisiplinan para petugas. Hal ini dianggap penting agar kejadian serupa tidak terulang kembali, mengingat GBK adalah kawasan prestisius dan ruang publik yang menjadi ikon ibu kota.

Pihak manajemen menekankan bahwa mereka sangat memahami posisi strategis dan fungsi sosial kawasan GBK, yang kerap digunakan oleh masyarakat lintas usia – mulai dari anak-anak, pelajar, hingga keluarga.

“GBK bukan hanya sekadar ruang olahraga, tapi juga ruang publik yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kami menyesalkan kejadian ini dan berkomitmen untuk terus menjaga standar etika dan profesionalisme dalam setiap aspek operasional kami,” tutup pernyataan tersebut.

Warganet Tanggapi Beragam: Dari Kritik hingga Candaan

Insiden ini tidak hanya ramai di lokasi kejadian, tetapi juga mencuri perhatian jagat media sosial. Beragam komentar bermunculan, mulai dari kritik keras terhadap manajemen GBK, hingga candaan warganet yang menyebut kejadian ini sebagai “hiburan tidak sengaja di ruang publik”.

"Masa playlist GBK bisa nyasar ke konten kayak gitu? Harusnya dicek dulu dong," tulis salah satu warganet di kolom komentar.

Ada pula yang menyoroti pentingnya kurasi konten dalam ruang publik digital:

“Zaman sekarang, no copyright bukan berarti no filter. Tetap harus selektif,” ujar akun lain.

PR Besar untuk PengelolaRuang Publik Digital

Kejadian ini menjadi pengingat serius bagi seluruh pengelola ruang publik, terutama yang telah menerapkan sistem audio digital atau berbasis playlist daring. Tak hanya soal kualitas teknis, namun juga menyangkut etika dan norma sosial yang harus dijaga di tengah masyarakat.

Kawasan seperti GBK, yang menjadi wajah dan etalase kota, harus lebih cermat dalam menjaga mutu layanannya – bukan hanya dari sisi fasilitas, tetapi juga dari aspek konten dan suasana yang diciptakan di ruang publik.

Catatan Redaksi: Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi apakah rekaman suara mendesah tersebut akan ditelusuri lebih lanjut ke sumber playlist atau hanya dihentikan pada evaluasi internal.

(L6)

#Peristiwa #GBK