Breaking News

Doa Nabi Sulaiman: Kunci Rezeki Tak Tertandingi yang Penuh Keikhlasan dan Hikmah

Ilustrasi berdoa. (Freepik/Istimewa)

Dirgantaraonline
Di balik kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman AS yang termasyhur dalam sejarah umat manusia, tersimpan sebuah doa agung yang menjadi rahasia kekayaan dan kekuasaan luar biasa beliau. Doa ini tak sekadar permohonan materi, melainkan bentuk kepasrahan dan ketundukan total kepada Sang Maha Pemberi, Allah Swt.

Terdapat dalam Al-Qur’an Surah Ṣād ayat 35, doa Nabi Sulaiman ini menjadi penanda bahwa kekayaan sejati bukan hanya milik orang berkuasa, tetapi milik mereka yang hatinya bersih, ikhlas, dan penuh harap kepada ridha Allah. Bahkan, sebelum memohon kerajaan agung, beliau lebih dulu merendahkan hati dengan permohonan ampun.

Latar Belakang Doa yang Luar Biasa

Menurut sejumlah mufasir, doa ini diucapkan Nabi Sulaiman AS setelah melewati ujian berat di mana sebagian kekuasaannya sempat dicabut. Tidak ada keluh kesah yang keluar dari lisannya. Sebaliknya, beliau memilih bersujud dalam doa, menunjukkan keteladanan luar biasa dari seorang nabi: kembali kepada Allah saat segalanya terasa hilang.

Dalam perenungan dan tobat itulah beliau mengucapkan doa penuh makna:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَّا يَنۢبَغِي لِأَحَدٍ مِّنۢ بَعْدِي إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Rabbi ighfir lii wa hab lii mulkan lā yanbaghī li-aḥadin min ba‘dī, innaka Antal-Wahhāb.
Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak pantas dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”

Doa ini tidak sekadar menunjukkan permintaan akan kerajaan, tetapi juga spiritualitas seorang nabi yang mengawali segala urusan dengan istighfar, menunjukkan bahwa rezeki dan kekuasaan sejati dimulai dari hati yang bersih.


Mengurai Hikmah dalam Doa Nabi Sulaiman

Doa ini menyimpan banyak pelajaran mendalam bagi siapa saja yang ingin memperoleh rezeki yang luas, kekuatan hidup, dan kejayaan yang penuh berkah.

1. Istighfar: Gerbang Pertama Menuju Kekayaan

Bagian pertama doa ini, “Rabbi ighfir lii” (Ya Tuhanku, ampunilah aku), menegaskan bahwa ampunan Ilahi adalah kunci pertama membuka pintu-pintu rezeki. Nabi Sulaiman tidak terburu-buru meminta harta atau kekuasaan. Ia tahu, hati yang bersih dari dosa dan kesombongan akan lebih pantas menerima amanah besar.

Inilah pelajaran spiritual penting bagi manusia modern: kekayaan lahir diawali dengan pembersihan batin.

2. Meminta yang Besar, Tapi Tetap Merunduk

Nabi Sulaiman tidak ragu meminta sesuatu yang tampaknya luar biasa besar: kerajaan yang tak bisa ditandingi siapa pun setelahnya. Namun ia meminta dengan sikap rendah hati, penuh kesadaran bahwa semua hanya bisa terjadi karena “Innaka Antal-Wahhab” – sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

Ini menjadi isyarat bahwa kita pun boleh berharap besar, selama tidak didorong oleh kesombongan, tetapi keyakinan akan kemurahan Tuhan.

3. Kekuasaan yang Disikapi dengan Tawadu’

Setelah dikabulkan, Nabi Sulaiman tetap hidup dengan kesadaran tinggi bahwa segala kemegahan hanyalah titipan. Ia tidak menggunakan kekayaannya untuk memperbudak, melainkan untuk menegakkan keadilan, membangun peradaban, dan menebar manfaat luas.

Sikap ini mencerminkan bahwa semakin tinggi seseorang diangkat derajatnya, semestinya makin rendah pula ia membungkukkan hatinya kepada Allah.

4. Amanah Kekayaan, Bukan Alat Pamer

Berbeda dengan banyak tokoh sejarah yang tergoda kekuasaan dan kemewahan, Nabi Sulaiman menjadikan hartanya sebagai alat dakwah. Ia bangun istana bukan untuk bermegah, tapi sebagai simbol kebesaran Allah. Ia menundukkan jin dan angin bukan untuk kesombongan, melainkan untuk menjalankan misi kenabian.

Dalam konteks kehidupan hari ini, pelajaran ini sangat relevan. Harta bukanlah mahkota kesombongan, melainkan amanah untuk menebar maslahat.

5. Dikabulkan dengan Karunia Luar Biasa

Sebagai jawaban atas doanya, Allah menganugerahkan kepada Nabi Sulaiman kekuasaan yang tiada tanding:

  • Angin yang tunduk padanya, mengantarkannya ke berbagai penjuru dalam waktu singkat.
  • Jin yang diperintahnya, membangun istana-istana dan melakukan pekerjaan berat.
  • Ilmu memahami bahasa binatang, yang tak hanya menunjukkan keilmuan, tetapi juga kelembutan jiwanya.
  • Kekayaan dari dasar laut, menunjukkan bahwa rezeki bisa datang dari arah yang tak disangka.

Ini menjadi pengingat nyata bahwa saat Allah berkehendak memberi, tak ada batas bagi kekuasaan dan limpahan rezeki-Nya.


Kesimpulan: Doa Kaya Raya yang Penuh Kerendahan Hati

Doa Nabi Sulaiman bukanlah mantra ajaib untuk menjadi kaya secara instan. Ia adalah refleksi dari hati yang bersih, niat yang lurus, dan keikhlasan dalam meminta. Doa ini mengajarkan bahwa:

🔹 Rezeki bukan sekadar soal kerja keras, tetapi juga kelapangan jiwa.
🔹 Kekayaan boleh diminta, asal dengan sikap tunduk dan niat kebaikan.
🔹 Segala pemberian Allah adalah titipan yang harus dijaga dan digunakan untuk maslahat.

Bagi siapa pun yang mendambakan kehidupan lebih baik secara ekonomi, spiritual, maupun sosial doa ini bisa menjadi pedoman utama. Namun yang tak kalah penting: awali setiap permohonan dengan taubat, hiasi dengan tawakal, dan syukuri setiap karunia yang telah ada.

(***)

#KumpulanDoa #DoaNabiSulaiman #Islami #Religi