Breaking News

Mahasiswi PTN Lampung Tewas Diduga Akibat Aborsi Mandiri, Janin Masih Dicari

Ilustrasi mayat. | Foto: Shutterstock

D'On, Bandar Lampung
— Sebuah peristiwa memilukan mengguncang kawasan Kelurahan Labuhan Ratu, Bandar Lampung, Kamis (19/6) dini hari. Seorang mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) ternama di kota itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di kamar kosnya. Ia diduga kuat meninggal dunia setelah melakukan aborsi secara mandiri.

Korban diketahui berinisial SL (20), mahasiswi asal Way Kanan yang tengah menempuh pendidikan di Bandar Lampung. Menurut keterangan pihak kepolisian, SL ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dengan luka perdarahan hebat di area tubuh vitalnya. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya, nyawanya tidak tertolong.

Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, membenarkan adanya laporan tersebut. “Benar, kami menerima laporan seorang mahasiswi ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di kosannya. Saat tiba di rumah sakit, korban sudah dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Alfret dalam keterangannya kepada wartawan.

Dugaan Aborsi Mandiri Menguat

Tim Inafis dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandar Lampung langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kamar kos korban. Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan indikasi kuat bahwa korban mencoba melakukan tindakan aborsi secara mandiri.

“Korban mengalami perdarahan hebat di bagian organ vital. Dugaan sementara mengarah pada praktik aborsi tanpa bantuan medis yang berujung fatal,” jelas Alfret. Namun ia menambahkan bahwa polisi tidak menemukan janin atau jasad bayi di sekitar lokasi kejadian. Ketidakhadiran janin tersebut menambah kompleksitas kasus ini dan membuka kemungkinan-kemungkinan lain yang kini tengah didalami oleh penyidik.

Autopsi dan Penyelidikan Lebih Lanjut

Jenazah SL telah dibawa ke ruang forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk menjalani proses autopsi. Pemeriksaan medis ini akan menjadi kunci untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban serta mengonfirmasi apakah benar terjadi praktik aborsi.

“Autopsi sedang kami tunggu hasilnya. Kami juga masih menyelidiki kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat atau membantu dalam tindakan ini, termasuk menelusuri keberadaan janin,” ujar Alfret.

Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan pendalaman dengan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti dari lokasi kejadian.

Potret Krisis Diam-Diam: Tekanan Sosial dan Minimnya Edukasi Seksual

Kasus ini bukan hanya menggugah sisi kriminalitas, tetapi juga mencerminkan potret krisis diam-diam yang dihadapi banyak perempuan muda di Indonesia: tekanan sosial, kurangnya edukasi kesehatan reproduksi, serta akses terbatas terhadap layanan medis yang aman dan legal.

Tragedi yang menimpa SL menyisakan pertanyaan besar: sejauh mana lingkungan kampus, keluarga, dan negara mampu memberikan perlindungan serta pemahaman yang cukup kepada generasi mudanya?

Banyak pihak menilai kasus seperti ini adalah alarm keras untuk memperkuat edukasi seksual di kalangan remaja dan mahasiswa, memperluas akses terhadap layanan kesehatan reproduksi yang aman, serta membuka ruang dialog yang lebih manusiawi terkait isu kehamilan tidak diinginkan dan kesehatan perempuan.

"Kami berharap hasil autopsi bisa memberi titik terang. Yang pasti, ini peristiwa yang sangat menyedihkan. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi terlalu jauh sebelum hasil penyelidikan keluar,” pungkas Kapolresta.

(Mond)

#Aborsi #Peristiwa #Lampung