Jelang Musprov KONI Sumbar: Harapan Baru di Tengah Kemelut Lama
Pax Alle ( Founder SPORTY) bersama Brigjen TNI Dr.Khairul Anwar Stafsus KASAD (Dok: Ist)
D'On, Padang – Menjelang Musyawarah Provinsi (Musprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Barat yang dijadwalkan berlangsung tahun ini, sejumlah nama mulai bermunculan sebagai calon Ketua Umum (Caketum). Kemunculan para kandidat ini tidak hanya memunculkan dinamika baru, tetapi juga membangkitkan kembali harapan di tengah keprihatinan panjang yang menyelimuti dunia olahraga Ranah Minang.
Selama beberapa tahun terakhir, prestasi olahraga Sumbar dinilai stagnan, bahkan mengalami kemunduran. Tidak sedikit kalangan yang menilai bahwa KONI Sumbar telah "tenggelam" dalam berbagai persoalan internal yang kompleks mulai dari dugaan penyelewengan anggaran, minimnya transparansi, konflik antar faksi di tubuh organisasi, hingga terabaikannya nasib dan kesejahteraan para atlet.
Tak hanya itu, komunikasi dan koordinasi antara KONI dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pun disebut lemah. Bahkan, salah satu Wakil Ketua Umum yang disebut-sebut sebagai representasi dari lingkar kekuasaan dinilai gagal total dalam perannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum KONI. Kegagalan tersebut dinilai tercermin dari minimnya prestasi yang diraih kontingen Sumbar dalam ajang PON terakhir.
"Yang membuat publik heran, kenapa orang yang gagal justru kembali muncul sebagai kandidat? Apakah rasa malu dan evaluasi diri sudah tak punya tempat?" celetuk seorang pengurus cabang olahraga yang meminta namanya dirahasiakan.
Dinamika Baru: Ketika Kritik Berubah Menjadi Tekad
Fenomena ini rupanya tak hanya memantik keluhan. Beberapa pihak yang selama ini aktif mengkritisi kondisi KONI, termasuk mereka yang masih tercatat dalam struktur kepengurusan namun merasa terpinggirkan, mulai mengambil sikap. Mereka mendorong pembaruan total dalam tubuh KONI Sumbar, dan menyerukan pentingnya muncul figur-figur baru yang lebih visioner, kredibel, dan berani membawa perubahan.
Di antara nama-nama yang mulai diperbincangkan, tercatat beberapa tokoh seperti Hamdanus, Yohanes Wempi, Delfi Nasri, Tommy Pasaman, Pax Alle, hingga Brigjen TNI Dr. Khairul Anwar. Masing-masing membawa latar belakang dan basis dukungan yang berbeda, namun satu benang merah yang mengikat mereka semua adalah dorongan untuk memperbaiki wajah olahraga Sumbar yang telah lama buram.
Salah satu nama yang menarik perhatian publik adalah Brigjen Khairul Anwar, seorang perwira tinggi TNI yang juga dikenal memiliki komitmen dalam pembinaan olahraga dan kepemimpinan yang tegas. Kehadirannya seolah menjadi angin segar yang menghembuskan optimisme baru.
“Saya secara pribadi mengakui kredibilitas beliau dan menyatakan siap untuk berkolaborasi demi masa depan olahraga Sumbar,” ungkap Pax Alle, tokoh muda dan pendiri komunitas olahraga SPORTY, dalam pernyataan tertulis yang diterima dirgantaraonline.co.id, Selasa (24/6/2025).
Pax Alle: Wajah Baru, Harapan Baru
Pax Alle sendiri turut disebut sebagai salah satu kandidat potensial dalam bursa Caketum KONI. Meski mengaku belum terlalu mengenal semua calon secara personal, Pax menyatakan bahwa setiap individu punya hak dan kesempatan yang sama untuk mengabdi bagi olahraga.
“Tiap manusia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tapi yang paling penting adalah niat tulus untuk memperjuangkan nasib atlet dan memajukan olahraga kita,” ujarnya.
Ia juga menilai munculnya beragam nama alternatif menunjukkan bahwa komunitas olahraga Sumbar sedang bergerak menuju perubahan yang sehat. Tak lagi ingin terpaku pada figur lama yang dinilai gagal, tapi ingin memberi kesempatan pada wajah-wajah baru dengan visi yang segar.
“Saya sendiri siap maju bukan karena ambisi pribadi, tapi karena dorongan dari banyak pihak yang percaya bahwa perubahan itu mungkin. Ini soal tanggung jawab moral dan kecintaan pada olahraga,” tegasnya.
Membuka Jalan Menuju Perubahan
Kondisi KONI Sumbar hari ini ibarat kapal tua yang kehilangan arah. Prestasi atlet menurun, program pembinaan tidak berjalan maksimal, dan integritas lembaga dipertanyakan. Di tengah situasi tersebut, Musprov mendatang bukan sekadar ajang pemilihan ketua, tetapi momentum untuk melakukan restorasi total.
Dukungan publik terhadap tokoh-tokoh yang membawa harapan baru menunjukkan bahwa dunia olahraga Sumbar tidak sepenuhnya kehilangan semangat. Justru dari keterpurukan inilah muncul tuntutan perubahan yang nyata.
Kini, semua mata tertuju pada Musprov KONI Sumbar 2025. Apakah forum tertinggi olahraga ini akan menjadi titik balik yang membawa angin segar, atau justru kembali mengulang pola lama yang penuh intrik dan stagnasi?
Satu hal yang pasti, para atlet dan masyarakat olahraga menunggu hasilnya dengan penuh harap dan berharap, kali ini, tidak lagi dikecewakan.
(Mond)
#KONISumbar #Olahraga