Ini Kenapa Rasul Memerintahkan Padamkan Lampu di Malam Hari
Ilustrasi
Dirgantaraonline - Di tengah gemerlap teknologi dan kenyamanan modern, banyak dari kita yang lupa bahwa ajaran Nabi Muhammad ﷺ mengandung hikmah luar biasa, bahkan dalam perkara yang kelihatannya sepele seperti memadamkan lampu sebelum tidur.
Namun, tahukah Anda? Perintah untuk memadamkan lampu di malam hari bukan hanya soal penghematan energi atau kebiasaan hidup sederhana. Ada kedalaman makna, perlindungan, dan bahkan keselamatan yang disampaikan Rasulullah ﷺ melalui sunnah ini. Mari kita telusuri lebih dalam.
Hadits tentang Memadamkan Lampu Sebelum Tidur
Rasulullah ﷺ bersabda:
"اطْفِئُوا المَصَابِيحَ إِذَا رَقَدْتُمْ، وَغَلِّقُوا الْأَبْوَابَ، وَأَوْكُوا السُّقَاءَ، وَخَمِّرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ"
"Padamkanlah lampu-lampu kalian ketika hendak tidur, tutuplah pintu-pintu, ikatlah mulut kantong air (wadah), dan tutuplah makanan serta minuman."
(HR. Bukhari no. 5301 dan Muslim no. 2012)
Hadits ini bukan hanya himbauan untuk menjaga kerapihan rumah. Lebih dari itu, Rasulullah ﷺ sedang mengajarkan prinsip kehati-hatian, perlindungan dari bahaya, dan ketenangan hidup yang sering diabaikan.
Mengapa Rasulullah Memerintahkan Memadamkan Lampu?
1. Mencegah Kebakaran Rumah
Zaman dahulu, lampu yang digunakan berbahan bakar minyak dan api. Membiarkannya menyala tanpa pengawasan berisiko menyebabkan kebakaran besar. Bahkan hingga kini, kasus kebakaran rumah akibat korsleting listrik atau lilin masih sering terjadi.
Bahkan dalam riwayat lain disebutkan:
"إِنَّ هَذِهِ النَّارَ عَدُوٌّ لَكُمْ، فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ"
"Sesungguhnya api itu adalah musuh bagi kalian. Maka jika kalian tidur, padamkanlah ia dari kalian."
(HR. Bukhari no. 6294 dan Muslim no. 2010)
Perintah ini sangat jelas: api adalah musuh jika tidak dijaga. Maka, langkah pencegahan yang disunnahkan Rasulullah ﷺ menjadi sangat relevan, bahkan di era modern.
2. Melindungi dari Gangguan Makhluk Halus
Dalam banyak riwayat, Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya agar menutup makanan dan minuman serta memadamkan lampu, karena waktu malam adalah saat makhluk halus seperti jin atau setan berkeliaran.
Menurut hadits riwayat Muslim:
"فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ غَلْقًا، وَلَا يَحِلُّ وِكَاءً، وَلَا يَكْشِفُ إِنَاءً"
"Sesungguhnya setan tidak akan bisa membuka pintu yang tertutup, tidak bisa melepas tali wadah, dan tidak bisa membuka tutup wadah makanan."
Artinya, tindakan seperti memadamkan lampu dan menutup makanan bukan hanya untuk fisik dan kesehatan, tetapi juga sebagai benteng spiritual dari gangguan makhluk tak kasat mata.
3. Menjaga Kesehatan dan Pola Tidur
Ilmu modern mendukung sunnah ini. Paparan cahaya buatan di malam hari terbukti secara ilmiah dapat mengganggu produksi hormon melatonin dalam tubuh, yang bertanggung jawab atas kualitas tidur dan siklus sirkadian (ritme biologis manusia).
Cahaya lampu, terutama cahaya biru dari gadget, dapat membuat otak kita tetap aktif meski tubuh sudah lelah. Mematikan lampu sebelum tidur membantu tubuh rileks dan meningkatkan kualitas tidur secara signifikan.
4. Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
Meski Rasulullah ﷺ hidup di zaman tanpa listrik, ajaran beliau tetap relevan. Memadamkan lampu berarti menghemat energi, mengurangi pemborosan listrik, dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Sebuah Kebiasaan Kecil, Dampak yang Besar
Dalam dunia yang serba cepat dan sibuk, kita sering meremehkan hal-hal kecil. Padahal, justru dari kebiasaan-kebiasaan kecil itulah perubahan besar bermula. Sunnah Nabi Muhammad ﷺ, termasuk memadamkan lampu di malam hari, adalah bukti betapa Islam memperhatikan setiap aspek kehidupan manusia—fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Bayangkan...
Di saat semua orang tidur dengan lampu terang dan terpapar gadget hingga larut malam, Anda memilih untuk meneladani Rasulullah ﷺ. Anda menutup pintu, memadamkan lampu, menenangkan hati, dan tidur dalam kedamaian. Itulah hidup yang berkah.
Mari Hidup dengan Sunnah
Sunnah bukan hanya untuk dipelajari, tetapi untuk dihidupkan. Memadamkan lampu sebelum tidur adalah contoh kecil dari akhlak Rasulullah ﷺ yang penuh hikmah. Mari kita mulai dari hal kecil ini, karena dari kebiasaan yang terlihat sederhana, akan lahir pribadi yang agung—seperti Rasulullah ﷺ yang menjadi teladan sepanjang zaman.
“وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ”
"Dan dia (Muhammad) tidak berbicara dari hawa nafsunya. Ucapannya tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
(QS. An-Najm: 3–4)
(Mond)
#Islami #Religi