Ayah di Palembang Luka Bacok Saat Gagalkan Aksi Bejat Adik Ipar terhadap Putrinya yang Masih 10 Tahun
Pria di Palembang saat berada di SPKT Polrestabes Palembang untuk melaporkan kejadian pembacokan. Foto : Istimewa/Kumparan
D'On, Palembang — Suasana rumah yang semula tenang di kawasan Seberang Ulu II, Palembang, mendadak berubah menjadi medan pertarungan berdarah pada Kamis dini hari, 27 Juni 2025. RA (46), seorang ayah, harus mengalami luka bacok di pelipisnya setelah nekat menghadang aksi bejat adik iparnya sendiri yang hendak mencabuli putri kandungnya yang baru berusia 10 tahun.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 01.00 WIB, saat sebagian besar warga tengah terlelap dalam tidur. Namun tidak bagi RA. Ia merasa gelisah saat mendengar suara-suara mencurigakan dari ruang tengah rumahnya.
“Ada suara orang bicara pelan, tapi terdengar mengancam. Saya dengar kalimat seperti, ‘jangan teriak atau ku bunuh’. Saat itu, firasat saya langsung tertuju pada anak saya,” ujar RA dengan suara gemetar, mengenang detik-detik mencekam tersebut.
Dengan jantung berdegup kencang, RA beranjak dari kamar dan menyelinap menuju sumber suara. Saat membuka pintu dan melangkah ke ruang tengah, matanya membelalak. Di hadapannya, sang adik ipar TS (36) tertangkap basah dalam posisi mencurigakan bersama AS, putrinya yang masih kecil.
“Anak saya sudah dalam keadaan ketakutan, dan dia (TS) posisinya seperti hendak memperkosa. Begitu saya teriak, dia langsung lompat berdiri dan buru-buru pakai celana,” ungkap RA dengan nada marah.
RA yang terbakar emosi langsung menghadapkan TS dan menanyai maksud perbuatannya. Namun alih-alih mengakui, TS justru berdalih dan membantah keras. Adu mulut pun tak terhindarkan, hingga berubah menjadi perkelahian sengit. TS sempat mencekik RA, sebelum akhirnya kabur ke dapur.
Yang membuat situasi semakin genting, TS kembali dengan sebilah golok di tangannya.
“Tanpa banyak bicara, dia langsung ayunkan golok itu ke arah saya. Kena pelipis kanan, darah langsung mengucur. Saya sempoyongan. Untungnya istri saya datang membantu dan melerai,” tutur RA yang kini masih menjalani perawatan akibat luka jahit di atas matanya dan memar di bagian pinggang.
Tak lama berselang, ketua RT yang mendengar keributan datang ke lokasi dan segera menghubungi aparat. TS pun diamankan oleh warga dan dibawa ke Polsek Seberang Ulu II. Namun karena ia juga mengalami luka akibat duel fisik tersebut, ia sempat dirujuk ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis.
Sementara itu, RA yang masih syok dengan kejadian mengerikan yang nyaris merenggut kehormatan anaknya, telah melaporkan TS dengan dua laporan polisi. Satu laporan atas dugaan penganiayaan dilayangkan ke Polsek Seberang Ulu II, sedangkan laporan percobaan pencabulan terhadap anak disampaikan langsung ke Polrestabes Palembang.
“Saya ingin keadilan. Anak saya trauma berat, dan saya sendiri masih belum bisa tidur tenang. Orang seperti itu harus dihukum seberat-beratnya,” ujar RA penuh keteguhan.
Pihak kepolisian membenarkan laporan tersebut. Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti kasus ini.
“Laporan sudah kami terima. Saat ini penyidik tengah berkoordinasi dengan Polsek SU II untuk proses lanjutan,” ucap Andrie singkat namun tegas.
Peristiwa ini menyisakan luka dan trauma mendalam, bukan hanya bagi RA dan keluarganya, tetapi juga bagi warga sekitar yang tak menyangka aksi keji semacam itu bisa terjadi di lingkungan mereka sendiri. Masyarakat kini berharap agar proses hukum berjalan adil, dan pelaku mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya.
(K)
#Pembacokan #Pencabulan #Kriminal #Palembang