Breaking News

Tragis! Bocah 7 Tahun Tewaskan Adik Balita dengan Senapan Angin Milik Orang Tua

Ilustrasi

D'On, Dompu, Nusa Tenggara Barat
– Di tengah sunyinya ladang jagung yang biasa menjadi saksi kerja keras petani, sebuah tragedi memilukan mengguncang Dusun Ointala Atas, Desa Sorinomo, Kecamatan Pekat. Kamis sore, 1 Mei 2025, menjadi hari yang tak akan pernah terlupakan bagi keluarga Rumiah dan Rabiah. Putri bungsu mereka, Titi Cantika, yang baru berusia tiga tahun, tewas setelah secara tidak sengaja ditembak oleh kakak kandungnya yang masih berusia tujuh tahun.

Insiden ini bukan hanya menyisakan duka mendalam, tapi juga menjadi peringatan keras akan pentingnya pengawasan dan keamanan senjata, meskipun hanya senapan angin.

Bermain di Gubuk, Berujung Kematian

Saat tragedi terjadi, kedua orang tua korban sedang bekerja di ladang jagung tak jauh dari pondok kecil tempat anak-anak mereka bermain. Senapan angin jenis PCP – sebuah senjata yang umumnya digunakan untuk berburu – dibiarkan tergeletak begitu saja di dalam pondok, dalam kondisi terisi peluru.

Tanpa pengawasan orang dewasa, sang kakak menemukan senapan tersebut. Dalam kepolosannya, ia memainkannya seolah sebuah mainan. Namun satu tarikan pelatuk mengubah segalanya. Peluru meluncur dan menghantam kepala bagian kiri adik perempuannya. Titi tersungkur dan tak lagi bangun. Luka tembak itu fatal. Ia dinyatakan meninggal di tempat kejadian.

Kelalaian yang Menghancurkan Masa Depan

Kapolsek Pekat, Iptu Agus Tamin, mengungkapkan bahwa insiden ini murni kecelakaan tragis yang dipicu kelalaian dalam penyimpanan senjata.

"Senapan angin tersebut dibiarkan dalam posisi yang sangat mudah diakses oleh anak-anak. Tidak ada pengaman, tidak ada penyimpanan yang layak," ujar Iptu Agus. "Ini bukan hanya masalah hukum, tapi juga menyangkut kesadaran dan tanggung jawab orang tua."

Dari penyelidikan awal, diketahui bahwa senapan itu adalah milik keluarga sendiri yang biasa digunakan untuk melindungi tanaman dari hama liar. Namun, keputusan untuk menyimpannya begitu saja di tempat anak-anak bermain, menjadi kesalahan fatal.

Senapan Angin: Bukan Mainan Anak-anak

Peristiwa ini membuka mata banyak pihak tentang bahaya senapan angin. Meski bukan senjata api konvensional, senapan angin modern seperti jenis PCP memiliki daya tembak yang sangat tinggi dan bisa berakibat fatal.

“Banyak yang meremehkan senapan angin, padahal secara teknis ia bisa menembus tengkorak, membunuh hewan besar, bahkan manusia,” jelas Iptu Agus. “Kami berharap masyarakat lebih bijak dan tidak membiarkan senjata jenis apapun berada dalam jangkauan anak-anak.”

Pihak kepolisian juga mengimbau warga agar segera melapor jika mengetahui adanya kepemilikan senapan tanpa pengamanan memadai. Edukasi dan pengawasan terhadap penggunaan senjata, terutama di lingkungan pedesaan, harus menjadi perhatian bersama.

Tangisan yang Tak Terobati

Hingga berita ini diturunkan, keluarga korban masih dalam kondisi trauma berat. Sang ibu, Rumiah (55), tak henti menangisi kepergian putri kecilnya, sementara sang kakak – pelaku tanpa sengaja – tampak kebingungan dan syok. Belum sepenuhnya ia pahami bahwa tindakannya telah merenggut nyawa satu-satunya teman bermainnya.

Tragedi ini menjadi duka bersama, bukan hanya bagi keluarga, tapi bagi seluruh warga desa yang kehilangan salah satu anaknya dengan cara yang begitu tragis.

Catatan Penting untuk Orang Tua: Satu momen kelalaian bisa membawa penyesalan seumur hidup. Senjata, sekecil apapun, bukanlah benda yang boleh disepelekan. Lindungi anak-anak dengan kewaspadaan, bukan sekadar kasih sayang.

(*)

#Peristiwa #SenapanAngin