Breaking News

Sindikat Sabu Medan-Banten Terbongkar: 100 Kg Disita, 4 Kurir Diciduk Jelang Pengiriman ke Jakarta

Polda Sumut mengungkap peredaran narkotika jenis sabu sebanyak 100 kg di tiga lokasi yang merupakan sindikat narkoba antarprovinsi Medan-Banten.

D'On, Medan
-
 Jaringan peredaran narkotika lintas provinsi kembali digulung aparat. Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatera Utara mengungkap sindikat besar pengedar sabu yang beroperasi dari Medan hingga Banten. Sebanyak 100 kilogram sabu berhasil disita, dengan nilai pasar yang diperkirakan mencapai Rp100 miliar. Empat orang ditangkap dalam operasi senyap ini, termasuk pasangan suami istri yang diduga menjadi kurir utama menuju Jakarta.

Operasi ini dimulai dari penggerebekan sebuah rumah mewah di kawasan elite Taman Setia Budi Indah (Tasbi), Medan. Rumah yang tampak seperti hunian biasa itu ternyata dijadikan pusat pengemasan sabu sebelum dikirim ke luar daerah. Di sinilah petugas mengamankan tersangka pertama berinisial Jul, pria yang diduga sebagai pengendali logistik narkoba.

Saat digeledah, petugas menemukan 31 kilogram sabu yang tersimpan rapi dalam lemari pakaian, dibungkus dalam kemasan kopi, lengkap dengan alat press yang digunakan untuk menyamarkan barang haram tersebut. Rumah tersebut juga dilengkapi sistem keamanan internal, menunjukkan bahwa sindikat ini bukan pemain kecil.

Pengungkapan Berlapis: Dari Hotel ke Supermarket hingga Perbatasan

Setelah mengorek informasi dari Jul, polisi bergerak cepat dan berhasil membekuk wanita berinisial CT di sebuah hotel di kawasan Jalan Sei Belutu, Medan. CT, yang berperan sebagai kurir dan koordinator pengiriman, rupanya baru saja menyelesaikan serah terima pengiriman sabu.

Dari informasi CT, polisi menemukan petunjuk adanya mobil minibus yang dijadikan tempat penyimpanan sabu. Mobil tersebut ditemukan dalam keadaan terparkir di area sebuah supermarket di Jalan Gatot Subroto. Di dalamnya, petugas menemukan 33 kilogram sabu yang disembunyikan di kompartemen rahasia, sebuah ruang tersembunyi yang sengaja dimodifikasi untuk menyelundupkan narkoba.

Tak berhenti di Medan, pengembangan kasus ini membawa tim penyidik menuju Merak, Banten, bekerja sama dengan Polda Sumatera Selatan. Di sana, mereka menciduk pasangan suami istri berinisial Sud dan K. Keduanya tengah bersiap untuk mengantar sabu ke Jakarta, membawa 36 kilogram sabu yang siap edar di ibu kota.

Modus Licik dan Upah Fantastis

Menurut Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, sindikat ini punya pola kerja yang rapi dan terstruktur. Sabu dikemas ulang dalam kemasan kopi premium untuk menghindari kecurigaan saat distribusi. Sebagian besar barang disimpan dalam rumah, sementara sisanya dimodifikasi dalam kompartemen mobil agar bisa lolos dari pantauan.

CT telah mengatur sedikitnya empat pengiriman sabu sepanjang tahun 2025, dimulai dari Februari hingga Mei, dengan total estimasi mencapai 96 kilogram sebelum akhirnya kami gagalkan yang terakhir,” ungkap Calvijn.
Setiap pengiriman dilakukan oleh Sud dan K yang menerima bayaran hingga Rp 300 juta per transaksi  angka yang cukup besar untuk menggiurkan siapapun yang nekat bermain dalam bisnis terlarang ini.

Harga Nyawa dan Ancaman Hukum Berat

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan menjelaskan, sabu sebanyak 100 kilogram ini diperkirakan bisa merusak dan mengancam setengah juta jiwa. “Nilai barangnya sekitar Rp100 miliar, tapi yang paling berharga adalah nyawa dan masa depan generasi muda yang bisa diselamatkan dari bahaya narkoba ini,” ujarnya.

Selain sabu, polisi juga menyita dua unit mobil minibus dan menyegel satu rumah yang digunakan sebagai markas operasi. Empat tersangka kini ditahan di Polda Sumatera Utara, sementara penyidik memburu aktor intelektual atau bandar besar yang sudah diketahui identitasnya.

Keempat tersangka bakal dijerat dengan Undang-Undang Narkotika, dengan ancaman hukuman minimal 20 tahun penjara hingga seumur hidup, bahkan bisa mengarah ke hukuman mati jika terbukti menjadi bagian dari jaringan internasional.

Perang Belum Usai

Kasus ini menunjukkan bahwa sindikat narkoba kini makin lihai dalam menyamarkan aktivitas mereka. Rumah-rumah mewah dijadikan pabrik tersembunyi, mobil dimodifikasi seperti film laga, dan kurir dilatih untuk menyaru sebagai warga biasa.

Polda Sumut menegaskan komitmennya untuk terus membongkar jaringan ini hingga ke akar-akarnya. “Ini bukan hanya soal penangkapan, tapi penyelamatan generasi bangsa,” tegas Calvijn.

(B1)

#Narkoba #Sabu #Kriminal #PoldaSumut