Ketegangan Memuncak: Puluhan PKL Permindo Geruduk Rumah Dinas, Wali Kota Padang Tetap Kukuh pada Relokasi ke Fase VII
Walikota Padang Fadly Amran Temui Pendemo PKL Permindo
D'On, Padang — Suasana di depan rumah dinas Wali Kota Padang, Selasa siang itu, tampak tidak seperti biasanya. Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari kawasan Jalan Permindo memadati halaman rumah dinas di Jalan Jenderal A. Yani No. 11, membawa serta spanduk dan suara-suara protes. Mereka datang bukan tanpa sebab: kebijakan relokasi ke Pasar Raya Fase VII yang dinilai tidak berpihak pada nasib pedagang kecil menjadi pemicu utama gelombang demonstrasi ini.
Para PKL menyuarakan satu tuntutan yang jelas mereka ingin tetap berjualan di Jalan Permindo, lokasi yang selama ini menjadi denyut nadi ekonomi mereka. Namun, Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang turun langsung menemui massa, bersikap tegas. Ia tidak bergeming sedikit pun dari kebijakan relokasi yang sudah digariskan pemerintah kota.
“Pernyataan saya tidak berubah,” ujar Fadly Amran, menghadapi langsung desakan para pedagang. “PKL kawasan Permindo harus masuk ke Fase VII. Kita bersama-sama meramaikan kembali Pasar Raya Fase VII. Itu sudah menjadi keputusan.”
Relokasi: Program Strategis yang Tak Bisa Ditawar
Relokasi PKL ini bukan kebijakan dadakan. Menurut Fadly Amran, revitalisasi Pasar Raya dan pasar-pasar satelit merupakan bagian dari Program Unggulan (Progul) Pemerintah Kota Padang, yang sudah melalui proses pembahasan bersama DPRD. Program ini, tegasnya, bertujuan untuk menciptakan pasar yang lebih tertata, bersih, dan memberikan fasilitas yang lebih baik kepada para pedagang.
“Kita tidak ingin ada kecemburuan antar pedagang. Mereka yang taat aturan dan masuk ke dalam, jangan sampai merasa dirugikan oleh yang tetap berjualan di luar,” jelasnya.
Wali Kota juga menyebut bahwa Dinas Perdagangan telah diperintahkan untuk menghitung dan memfasilitasi kebutuhan para PKL yang akan dipindahkan. Namun, hingga kini, belum ada satu pun pedagang Permindo yang mendaftar untuk menempati kios di Fase VII.
“Padahal, saya sudah berkali-kali menyampaikan: masuk dulu, kita benahi bersama kekurangannya. Jangan menolak tanpa mencoba,” imbuhnya.
Tidak Ada Solusi bagi yang Menolak
Ketegasan Fadly Amran semakin kentara ketika ia menanggapi pedagang yang menyatakan secara langsung penolakan mereka terhadap relokasi. Baginya, pintu dialog hanya terbuka bagi mereka yang bersedia duduk bersama dan mencari titik temu.
“Kalau tetap menolak untuk masuk ke Fase VII, berarti belum ada ruang komunikasi yang bisa kita bangun. Saya harus jujur menyampaikan: untuk yang menolak, saya tidak punya solusi,” tegas Fadly, menyiratkan bahwa garis kebijakan sudah ditarik dan tak bisa digoyang oleh tekanan.
Suara PKL: Antara Harapan dan Ketakutan
Sementara itu, di sisi lain pagar rumah dinas, para PKL mengungkapkan rasa kecewa dan kekhawatiran mereka. Banyak yang merasa relokasi ini akan mematikan usaha mereka, terutama karena Fase VII dinilai masih sepi pembeli dan belum siap sebagai pusat aktivitas ekonomi baru.
“Kami bukan menolak, Pak. Kami hanya takut mati pelan-pelan di tempat baru yang belum tentu menjanjikan. Di sini kami sudah punya langganan,” ujar salah satu pedagang, setengah memohon.
Namun tampaknya, keputusan sudah bulat. Pemerintah Kota Padang bersikukuh bahwa relokasi adalah satu-satunya jalan untuk menata kembali wajah kota dan memastikan keadilan dalam berusaha bagi semua pedagang.
Dengan suasana yang semakin memanas, polemik relokasi ini kini menjadi sorotan utama warga kota Padang. Apakah pemerintah akan menemukan titik temu dengan para pedagang, atau akankah benturan kepentingan ini terus bergulir tanpa solusi?
(Mond)
#PKLPermindo #Padang #DemoPKL