Breaking News

Kapolri Buka Peluang Panggil Ulang Budi Arie Terkait Skandal Judi Online: Fakta Persidangan Bisa Jadi Kunci

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo

D'On, Jakarta
– Awan gelap skandal judi online yang menyeret nama-nama pejabat tinggi kembali bergulung di langit birokrasi Indonesia. Kali ini, sorotan publik tertuju pada Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, yang disebut-sebut berpotensi kembali dipanggil oleh Kepolisian Republik Indonesia terkait kasus dugaan suap pengamanan situs judi daring yang melibatkan sejumlah pegawai di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangannya kepada awak media di PTIK, Jakarta Selatan, pada Selasa (20/5/2025). Menurut Kapolri, pemanggilan ulang terhadap Budi Arie masih terbuka, tergantung pada perkembangan proses hukum yang kini mulai memasuki tahap persidangan.

“Yang jelas beliau (Budi Arie) pernah kita periksa, dan tentunya mungkin akan kita konfirmasi ulang apabila memang ada petunjuk baru dari fakta-fakta yang muncul,” ujar Sigit.

Lebih lanjut, Jenderal Sigit menekankan bahwa penyidik terus mengikuti dinamika di meja hijau. Fakta-fakta persidangan, menurutnya, bisa menjadi pintu masuk bagi pengembangan penyidikan termasuk pemanggilan ulang tokoh-tokoh penting yang sebelumnya telah dimintai keterangan.

“Kita akan lihat bagaimana proses sidang berjalan, termasuk apa saja petunjuk yang muncul dari hakim,” imbuhnya.

Nama Budi Arie Disebut dalam Dakwaan

Nama Budi Arie muncul secara eksplisit dalam surat dakwaan jaksa penuntut umum yang dibacakan dalam persidangan perkara suap pengamanan situs judi online, dengan nomor perkara PDM-32/JKTSEL/Eku.2/02/2025. Dalam dakwaan tersebut, disebutkan bahwa terdakwa Adhi Kismanto menerima informasi bahwa Budi Arie, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), memberikan instruksi agar situs-situs perjudian online tidak dijaga oleh aparat atau sistem pengawasan digital pada tanggal 19 April 2024.

Lebih mencengangkan lagi, dakwaan itu menyebut adanya pertemuan antara Adhi Kismanto dan Zulkarnaen Apriliantony terdakwa utama dalam kasus ini dengan Budi Arie di rumah dinasnya yang berlokasi di kawasan elite Widya Chandra, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan tersebut, keduanya meminta agar Budi Arie berkantor di lantai delapan gedung Kemenkominfo di Jakarta Pusat sebuah permintaan yang disebut dikabulkan oleh sang menteri.

Pengakuan dan Dugaan “Fee” Pengamanan

Dalam kronologi yang digambarkan jaksa, tidak hanya ada pertemuan, tetapi juga dugaan negosiasi terkait pembagian keuntungan dari situs-situs judi online yang tetap beroperasi. Pada bulan yang sama, Adhi Kismanto bersama seseorang bernama Samsul disebut kembali bertemu dengan Zulkarnaen di salah satu restoran kawasan Jakarta Selatan. Di sana, Zulkarnaen menyampaikan bahwa Budi Arie mengetahui operasional situs-situs judi online tersebut dan tidak mengambil tindakan apa pun.

Yang lebih menggemparkan, dalam dakwaan itu disebutkan bahwa dalam pertemuan para terdakwa, sempat dibahas adanya bagi hasil atau “fee” pengamanan, di mana Budi Arie diklaim mendapatkan 50 persen dari total keuntungan situs-situs judi yang dijaga keamanannya.

Bantahan Keras dari Budi Arie: "Ini Narasi Jahat"

Menanggapi tuduhan tersebut, Budi Arie tidak tinggal diam. Dalam keterangan persnya yang disampaikan pada Senin (19/5/2025), ia secara tegas membantah seluruh isi dakwaan jaksa yang menyebut keterlibatannya dalam praktik suap dan perlindungan situs judi daring.

“Itu adalah narasi jahat yang menyerang harkat dan martabat saya pribadi. Itu sama sekali tidak benar,” tegasnya.

Pernyataan ini menandai sikap defensif Budi Arie terhadap dakwaan yang, jika terbukti benar, bisa menjadi pukulan telak bagi kredibilitasnya di pemerintahan.

Jalan Panjang Penelusuran Kebenaran

Skandal ini bukan hanya soal hukum semata, tapi juga tentang integritas penyelenggara negara dan tantangan dalam pemberantasan praktik perjudian digital yang kian meresahkan masyarakat. Dengan adanya potensi pemanggilan ulang terhadap Budi Arie dan fakta-fakta yang terus terungkap di persidangan, publik kini menunggu: akankah aparat penegak hukum berani menyelidiki hingga ke akar, atau kasus ini akan kembali lenyap di balik kabut birokrasi dan politik?

Satu hal yang pasti semakin jauh proses hukum berjalan, semakin terang pula jalur kebenaran yang akan terungkap.

(Mond)

#JudiOnline #BudiArieSetiadi #Kapolri