Breaking News

Berpulangnya Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab: Cinta, Karier, dan Jejak Kehidupan yang Menginspirasi

Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia (Foto: Instagram)

D'On, Jakarta
— Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kabar duka menyelimuti keluarga besar jurnalis senior Najwa Shihab. Sang suami tercinta, Ibrahim Sjarief Assegaf, tutup usia pada Selasa, 19 Mei 2025, sekitar pukul 14.29 WIB setelah berjuang melawan komplikasi akibat stroke dan pendarahan otak.

Kepergian pria yang selama ini dikenal luas sebagai sosok pendamping setia Najwa, sekaligus pribadi yang low profile namun berprestasi, menyentak banyak kalangan yang selama ini mungkin hanya mengenalnya sekilas. Di balik keheningan dan ketertutupannya di ruang publik, Ibrahim menyimpan perjalanan hidup yang tak kalah menginspirasi dari sang istri.

Perjalanan Terakhir: Perpisahan dengan Keheningan

Jenazah Ibrahim disemayamkan di kediaman pribadi yang berada di Jalan Jeruk Purut No. 8-9, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Suasana rumah duka tampak dipenuhi keluarga, sahabat dekat, dan rekan sejawat yang datang memberi penghormatan terakhir.

Rencananya, almarhum akan dimakamkan pada Rabu, 21 Mei 2025, pukul 10.00 WIB di TPU Jeruk Purut. Tempat peristirahatan terakhir yang sederhana, untuk pria yang menjalani hidup dengan kesahajaan meskipun penuh prestasi.

Sosok yang Tak Banyak Bicara, Namun Penuh Karya

Ibrahim Sjarief Assegaf lahir pada tahun 1977. Ia bukan figur publik seperti istrinya, namun di dunia hukum, namanya dikenal sebagai sosok yang cerdas, berintegritas, dan disegani.

Ia adalah salah satu mitra di firma hukum ternama Assegaf Hamzah & Partners, tempat di mana banyak pengacara muda terinspirasi oleh keahliannya di bidang keuangan dan korporasi. Pengakuan terhadap kompetensinya tidak main-main. Sejak tahun 2016, Ibrahim masuk dalam jajaran “Leader in His Field” versi Chambers Asia Pacific di bidang Banking & Finance, serta tercatat sebagai “Leading Lawyer” versi IFLR 1000 dalam kategori Financial & Corporate, Banking, dan M&A.

Pendidikan hukumnya dimulai di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tempat yang bukan hanya melahirkan karier hukumnya, tapi juga cintanya. Di bangku kuliah inilah, ia pertama kali bertemu dengan Najwa Shihab, adik tingkat yang kemudian menjadi belahan jiwanya.

Kecemerlangannya di bidang hukum membawanya hingga ke Harvard Law School sebagai visiting fellow dalam Program Studi Hukum Asia Timur pada 2002-2003. Ia kemudian meraih gelar LLM dari University of Melbourne pada 2009, dengan beasiswa dari Australian Development Scholarship.

Cinta yang Tumbuh dari Ruang Kuliah

Hubungan Ibrahim dan Najwa bukan sekadar kisah cinta mahasiswa biasa. Pertemuan mereka di Fakultas Hukum UI berkembang menjadi hubungan yang kian kuat ketika keduanya mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri bersama. Kebersamaan di negeri orang justru mengukuhkan keyakinan mereka satu sama lain.

Namun, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, Ibrahim menghadapi syarat yang diajukan oleh ayah Najwa, Prof. Quraish Shihab. Ia harus menuntaskan skripsinya terlebih dahulu dan menyelesaikan kuliahnya. Ibrahim pun menyanggupi dengan penuh tanggung jawab.

Bagi Najwa sendiri, keputusan menikah di usia muda, 19 tahun, bukanlah perkara ringan. Ia sempat ragu dan berkonsultasi dengan orangtuanya. Sang ayah dan ibu kemudian mengajaknya menunaikan umrah, berharap Tanah Suci bisa memberi petunjuk hati.

Di hadapan Ka’bah, dalam sujud dan istikharah, Najwa akhirnya memantapkan pilihan. Sekembalinya ke Indonesia, ia menerima lamaran Ibrahim. Mereka menikah di Solo, Jawa Tengah, pada 1997—sebuah pernikahan yang sederhana namun sarat makna.

Keluarga Kecil yang Penuh Kehangatan

Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang putra, Izzat Ibrahim Assegaf, yang kini sedang menempuh pendidikan di Inggris. Meski sibuk dengan profesi masing-masing, Ibrahim dan Najwa dikenal sebagai pasangan yang saling mendukung, saling menguatkan, dan membangun rumah tangga yang harmonis jauh dari sorotan media.

Ibrahim sendiri punya hobi bersepeda. Sesekali, ia membagikan kegiatannya di akun Instagram @issasegaf. Terakhir ia mengunggah foto pada Desember 2018, menegaskan betapa ia lebih memilih menjadi pengamat dalam diam daripada tampil mencolok.

Berbeda dengan sang istri yang vokal dan aktif di media sosial serta ruang publik, Ibrahim lebih banyak bekerja di balik layar. Namun, justru di sanalah ia memainkan perannya sebagai pendukung dan penyeimbang dalam kehidupan Najwa.

Warisan dalam Diam

Kepergian Ibrahim Sjarief Assegaf bukan hanya kehilangan besar bagi Najwa dan keluarganya, tapi juga dunia hukum Indonesia. Di tengah berbagai prestasinya, ia tak pernah haus sorotan. Ia memilih berjalan sunyi, namun pasti. Dalam diamnya, tersimpan banyak jejak profesionalisme, cinta keluarga, dan dedikasi tinggi yang akan terus dikenang.

Selamat jalan, Ibrahim. Dunia mungkin tak sering mendengar namamu, namun mereka yang mengenalmu tahu, bahwa kamu telah menjalani kehidupan yang patut dihormati dan dijadikan teladan.

(Mond)

#NajwaShihab #IbrahimAssegaf #SuamiNajwaShihabMeninggal