Breaking News

Badai Pasir dan Kebakaran Hutan Melumpuhkan Israel: Keadaan Darurat Ditetapkan, Hari Kemerdekaan Dibatalkan

Israel Dihantam Badai Pasir

D'On, Beersheba, Israel
– 
Israel menghadapi salah satu bencana alam paling kompleks dalam beberapa tahun terakhir. Pada Rabu sore, badai pasir dahsyat yang disertai angin kencang melanda wilayah selatan negeri itu, khususnya kota gurun Beersheba di kawasan Negev, sementara kobaran api dari kebakaran hutan terus meluas di bagian tengah negara tersebut, antara Yerusalem dan Tel Aviv. Situasi ini memaksa pemerintah mengumumkan keadaan darurat nasional dan membatalkan seluruh perayaan Hari Kemerdekaan.

Langit Menguning, Kota Ditelan Awan Debu

Klip-klip video yang beredar luas di media sosial dan televisi nasional memperlihatkan pemandangan dramatis di Beersheba. Awan debu raksasa perlahan menelan kota, menurunkan jarak pandang hingga nyaris nol dan membuat langit berubah warna menjadi kekuningan pekat. Di tengah kepanikan, sejumlah tentara terlihat berjuang menutup gerbang Pangkalan Militer Shivta yang terletak di Negev. Rekaman dari Channel 12 menunjukkan para tentara kesulitan melawan angin ganas yang terus menampar peralatan dan kendaraan mereka.

“Beginilah penampakan Pangkalan Shivta malam ini, saat badai pasir yang tidak biasa menyelimuti wilayah,” lapor saluran televisi tersebut, menggambarkan kondisi mencekam di tengah badai yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Api Menjalar, Langit Membara

Di tempat lain, jauh dari gurun, api justru menjadi ancaman utama. Kebakaran hutan hebat melalap wilayah-wilayah yang padat penduduk di antara Yerusalem dan Tel Aviv. Angin kencang yang membawa badai pasir juga memperparah laju kobaran api, membuatnya menjalar lebih cepat dan sulit dikendalikan.

Komandan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Distrik Yerusalem, Shmulik Friedman, menyebut ini sebagai salah satu kebakaran hutan terbesar dalam sejarah Israel. Hingga saat ini, 2.500 hektar lahan telah hangus terbakar, sembilan orang mengalami luka-luka, dan ratusan rumah terancam musnah.

Otoritas penyelamat Israel telah mengevakuasi sejumlah kota di wilayah tengah sejak pekan lalu, termasuk desa-desa kecil yang dikelilingi hutan pinus kering, menjelang musim panas.

Dukungan Internasional Dikerahkan

Situasi yang memburuk mendorong Israel meminta bantuan internasional. Tanggapan datang cepat. Sejumlah negara Eropa termasuk Spanyol, Italia, Prancis, Kroasia, Ukraina, dan Rumania mengirimkan pesawat pemadam kebakaran untuk membantu operasi penyelamatan.

Sepuluh pesawat telah dikerahkan dan menjatuhkan bahan penghambat api di titik-titik api paling kritis pada hari Kamis. Pihak berwenang mengumumkan bahwa delapan pesawat tambahan sedang dalam perjalanan. Namun tantangan medan yang terjal dan angin yang terus berubah arah membuat upaya pemadaman tak kunjung membuahkan hasil signifikan.

Perayaan Kemerdekaan Dibatalkan

Menteri Pertahanan Yoav Gallant menetapkan status darurat nasional pada hari Rabu, memerintahkan keterlibatan penuh militer untuk membantu petugas pemadam kebakaran di wilayah Pegunungan Yerusalem. Namun yang paling mencolok adalah keputusan pemerintah membatalkan seluruh perayaan Hari Kemerdekaan Israel, yang sejatinya diperingati setiap tahun untuk menandai berdirinya negara itu pada 1948.

Hari Kemerdekaan yang oleh sebagian besar warga Palestina dipandang sebagai Hari Nakba atau hari bencana karena menandai pengusiran massal rakyat Palestina biasanya dirayakan dengan kembang api, parade militer, dan pesta rakyat. Tahun ini, suasana duka dan siaga menggantikannya.

Sebuah Negara di Tengah Bencana Alam dan Sejarah yang Berlapis

Kombinasi badai pasir dan kebakaran hutan mencerminkan kerentanan geografis Israel terhadap perubahan iklim ekstrem. Di sisi lain, peristiwa ini juga mengguncang kehidupan sosial-politik negara tersebut. Ketika sejarah, bencana alam, dan konflik geopolitik berbaur, Israel kembali diuji bukan hanya oleh api dan angin, tetapi juga oleh tantangan solidaritas nasional dan kemanusiaan.

(*)

#Peristiwa #BadaiPasir #Internasional #Israel