Breaking News

12 Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Dikenali, Ini Identitasnya!

Kecelakaan Bus Antar Lintas Sumatera di Padang Panjang

D'On, Padang Panjang
 — Suasana duka menyelimuti Padang Panjang setelah sebuah bus Antar Lintas Sumatera (ALS) mengalami kecelakaan tunggal yang tragis pada Selasa pagi. Bus berpelat nomor B 7512 FGA yang melaju dari Medan menuju Bekasi, terguling hebat di kawasan perbukitan sebelum kota Padang Panjang. Tragedi ini terjadi diduga akibat rem blong saat bus tengah menuruni jalur curam.

Sekitar pukul 08.15 WIB, bus naas itu membawa 35 penumpang. Suara rem yang berdecit panjang, diikuti jeritan penumpang, menjadi saksi detik-detik mencekam sebelum bus kehilangan kendali. Saat laju kendaraan tak terbendung, nasib para penumpang pun berada di ujung tanduk.

Menurut Kapolres Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro, dari total penumpang, 12 orang tewas seketika di lokasi kejadian, sementara 23 lainnya mengalami luka-luka beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.

“Bus mengalami rem blong saat menuruni turunan tajam. Seluruh korban, baik yang selamat maupun meninggal, telah dievakuasi,” kata AKBP Kartyana. Bus yang terguling kini telah diamankan dari lokasi kejadian.

Kanit Patroli Satlantas Polres Padang Panjang, Aiptu Indra, menyebutkan bahwa seluruh jenazah korban tewas telah dievakuasi ke RSUD Padang Panjang untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

Duka 12 Nama, Duka 12 Cerita Kehidupan yang Terhenti

Di balik angka, ada wajah, ada harapan, ada perjalanan hidup yang terputus tiba-tiba di jalan lintas itu. Berikut adalah identitas 12 korban tewas dalam kecelakaan maut tersebut:

  1. Atas Silaen (30 tahun)
    Warga Kelurahan Lumban Pinasa, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Seorang pria muda yang diduga tengah menempuh perjalanan kerja.

  2. Aryudi (38 tahun)
    Warga Bangun Sari, Tanjung Morawa, Deli Serdang. Sosok ayah dan pekerja keras, yang dikenal di lingkungannya sebagai pribadi sederhana.

  3. Nurul Mayasari (30 tahun)
    Wanita asal Banglas Barat, Tebing Tinggi, Kepulauan Meranti, Riau. Dikenal sebagai ibu muda yang lembut dan penuh semangat.

  4. Meleaki Sinaga (74 tahun)
    Lansia dari Negeri Dolok, Dolok Panribuan, Simalungun. Di masa senjanya, ia masih aktif mengunjungi keluarga di berbagai kota.

  5. Desrita Nainggolan (50 tahun)
    Warga Sipolha Horisan, Simalungun. Seorang ibu yang dikenal religius dan penyayang.

  6. Romaida Sitanggang (74 tahun)
    Tinggal di daerah yang sama dengan Desrita, ia dikenal sebagai tokoh tua yang dihormati di kampung halamannya.

  7. Karmina Gultom (74 tahun)
    Juga dari Negeri Dolok, ia disebut-sebut sebagai seorang nenek penyayang yang tengah menempuh perjalanan untuk mengunjungi anak-anaknya.

  8. Etrick Gustaf Wenas (26 tahun)
    Pemuda asal Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Diduga baru pulang dari kampung halaman untuk kembali bekerja.

  9. Sri Rejeki (36 tahun)
    Asal Bencahlesung, Tenayan Raya, Pekanbaru. Perempuan pekerja keras yang tengah menata hidup di kota besar.

  10. Rema Andini Pane (1,5 tahun)
    Bayi perempuan mungil yang tak sempat memahami dunia.

  11. Naufal Rehan Pane (6 tahun)
    Bocah lelaki yang penuh energi dan tawa. .

  12. Riski Agustini Lubis (32 tahun)

Keselamatan Transportasi Kembali Dipertanyakan

Tragedi ini kembali menyoroti lemahnya sistem pengecekan keselamatan armada angkutan umum antarprovinsi. Dugaan rem blong pada bus ALS ini menambah panjang daftar kecelakaan serupa yang terjadi karena kelalaian teknis.

“Pengecekan rutin kendaraan dan kelayakan teknis harus diperketat. Ini bukan soal kecelakaan biasa, tapi soal nyawa,” tegas seorang warga yang menyaksikan evakuasi.

Kementerian Perhubungan dan Dishub Sumatera Barat diharapkan segera melakukan audit menyeluruh terhadap perusahaan bus lintas Sumatera, termasuk rekam jejak perawatan armadanya.

Duka yang Tak Terucap

Di ruang jenazah RSUD Padang Panjang, isak tangis keluarga korban mengiringi suasana pilu. Satu per satu keluarga datang dari berbagai penjuru daerah, menjemput kerabat yang tak lagi bernyawa.

Bagi banyak orang, ini bukan sekadar berita. Ini adalah luka kolektif yang menandai betapa mahalnya harga sebuah kelalaian. Jalan lintas itu kini menjadi saksi bisu betapa rapuhnya hidup manusia di hadapan musibah.

(Mond)

#Peristiwa #Kecelakaan #BusALSTerbalik