Terungkap Praktik Prostitusi di Rumah Kos: Dua Siswi SMA Diamankan, Kondom Bekas Jadi Bukti Kunci
Ilustrasi kaki perempuan. Foto: AtlasStudio/Shutterstock
D'On, Semarang – Sebuah rumah kos di kawasan Semarang Selatan menjadi sorotan tajam setelah polisi melakukan penggerebekan atas dugaan praktik prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur. Operasi yang digelar oleh Polrestabes Semarang pada Senin (21/4) itu mengungkap fakta memilukan: dua siswi SMA ditemukan berada di lokasi bersama dua pria dewasa yang diduga sebagai pelanggan. Lebih mengejutkan, polisi juga menemukan kondom bekas pakai yang disembunyikan dalam tas milik salah satu siswi.
AKBP Andika Dharma Sena, Kasatreskrim Polrestabes Semarang, membenarkan bahwa kedua remaja perempuan tersebut masih berstatus pelajar dan di bawah umur. Mereka diduga telah dijadikan pekerja seks komersial (PSK) oleh pihak yang hingga kini masih dalam pengejaran pihak berwajib.
"Kami mendapat informasi dari masyarakat, lalu anggota langsung bergerak ke lokasi. Saat kami tiba, ditemukan dua perempuan dan dua laki-laki di dalam kamar kos. Setelah diperiksa identitasnya, ternyata kedua perempuan tersebut masih di bawah umur," ujar AKBP Sena kepada awak media, Selasa (29/4).
Pihak kepolisian telah memeriksa keempat orang yang diamankan di lokasi. Berdasarkan hasil penyelidikan awal, rumah kos tersebut diduga digunakan sebagai tempat transaksi dan eksekusi praktik prostitusi terselubung. Seragam sekolah yang ditemukan di lokasi memperkuat dugaan bahwa para siswi tersebut masih aktif sebagai pelajar.
Bukti Menguatkan Dugaan Eksploitasi Seksual
Temuan kondom bekas pakai dalam tas salah satu siswi menjadi barang bukti utama yang memperkuat kecurigaan polisi terhadap adanya aktivitas seksual berbayar. Fakta ini mengindikasikan adanya sistem yang sudah berjalan kemungkinan dengan keterlibatan pihak ketiga yang berperan sebagai muncikari atau perantara.
Kedua siswi tersebut kini telah dipulangkan ke rumah masing-masing dan diserahkan kepada orang tua mereka. Pihak kepolisian juga menggandeng unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk memastikan kondisi psikologis mereka dan memberikan pendampingan.
Misteri Muncikari yang Masih Berkeliaran
Hingga saat ini, polisi masih berupaya memburu sosok yang diduga sebagai otak di balik praktik eksploitasi ini. Meski nama muncikari sudah dikantongi aparat, keberadaannya belum diketahui. “Identitasnya sudah kita ketahui, tapi dia tidak berada di lokasi saat penggerebekan. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku," tegas Sena.
Kasus ini membuka tabir kelam tentang bagaimana praktik perdagangan manusia dan eksploitasi seksual bisa menyusup hingga ke lingkungan anak sekolah. Polisi menduga masih ada jaringan yang lebih luas di balik kasus ini, dan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain yang segera menyusul.
Ajakan untuk Waspada dan Peduli
Tragedi ini menjadi tamparan keras bagi masyarakat, khususnya para orang tua dan institusi pendidikan. Perlindungan terhadap anak tidak cukup hanya di rumah atau sekolah. Dibutuhkan sinergi semua pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga sosial, dan komunitas, untuk memastikan generasi muda tidak menjadi korban kejahatan seksual terselubung.
Polrestabes Semarang berkomitmen menuntaskan kasus ini dan mengajak masyarakat untuk tidak segan melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungan mereka. Eksploitasi anak adalah kejahatan serius yang harus diberantas hingga ke akarnya.
(Mond)
#Prostitusi #PSK #SiswiSMAPSK