Breaking News

36% Wilayah Indonesia Memasuki Musim Kemarau, BMKG Peringatkan Potensi Kekeringan

Ilustrasi Musim Kemarau 

D'On, Jakarta,-
Menurut data terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sekitar 36% zona musim di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Wilayah yang sudah terdeteksi mengalami perubahan musim ini mencakup Aceh, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Kepulauan Riau, Riau, dan Sumatera Utara.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa kondisi kekeringan diperkirakan akan mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia hingga akhir September 2024. Ia mengingatkan seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan guna meminimalisir dampak kekeringan.

Langkah-langkah Antisipasi

Optimalisasi Pemanenan Air Hujan

BMKG menekankan pentingnya pemanenan air hujan di daerah yang masih menerima hujan atau yang berada dalam fase transisi dari musim hujan ke kemarau. “Pemanenan air hujan sangat penting untuk mengatasi kekurangan air di musim kemarau. Ini bisa dilakukan melalui pembangunan tandon air, embung, kolam retensi, dan sumur resapan,” jelas Dwikorita.

Perubahan Pola dan Waktu Tanam

Untuk sektor pertanian, BMKG merekomendasikan penyesuaian pola dan waktu tanam sesuai dengan kondisi iklim kering di daerah terdampak. Hal ini diperlukan untuk mengurangi risiko gagal panen yang dapat memperburuk dampak kekeringan.

"Pemanenan bisa dilakukan melalui tandon-tandon air, embung, kolam retensi, sumur resapan, dan sejenisnya. Selain itu, pola dan waktu tanam harus disesuaikan dengan iklim kering di wilayah terdampak," kata Dwikorita Karnawati dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (9/6/2024).

Modifikasi Cuaca

Selain itu, BMKG juga memberikan rekomendasi teknis untuk mitigasi kekeringan melalui operasi modifikasi cuaca. Ini bertujuan untuk meningkatkan curah hujan di daerah-daerah yang sangat membutuhkan air, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.

Wilayah Terdampak

Musim kemarau kali ini tidak hanya mempengaruhi daerah yang biasanya sudah dikenal kering, seperti Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, tetapi juga daerah lain yang sebelumnya lebih stabil dalam hal curah hujan, seperti Kepulauan Riau dan Sumatera Utara. Penduduk di daerah-daerah tersebut diharapkan untuk siap menghadapi kemungkinan kekurangan air dan memanfaatkan sumber daya air yang ada secara lebih efisien.

Reaksi dan Persiapan Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah (Pemda) di berbagai wilayah terdampak diinstruksikan untuk memperkuat koordinasi dengan instansi terkait dalam mengelola sumber daya air dan menyediakan bantuan darurat jika diperlukan. Upaya ini termasuk memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat dan hewan ternak, serta mempertahankan suplai air untuk pertanian.

Dengan kondisi cuaca yang semakin sulit diprediksi, penting bagi semua pihak untuk siap dan waspada dalam menghadapi musim kemarau yang semakin panjang dan intensif. Pemerintah, bersama masyarakat, diharapkan dapat berkolaborasi secara efektif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.

(Mond)

#BMKG #MusimKemarau #CuacaEkstrim