Breaking News

Personel Pengamanan Perbatasan TNI Bebas Setelah Kesalahpahaman di Wilayah Malaysia

Anggota TNI Satgas Pamtas RI-Malaysia dipulangkan setelah ditahan oleh Polisi Malaysia saat membeli gas LPG di wilayah tersebut.

D'On, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat,-
Tiga anggota Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Tentara Nasional Indonesia (Pamtas) yang ditempatkan di wilayah Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, telah pulang setelah sejenak ditahan oleh Pasukan Gerakan AM Polisi Diraja Malaysia (PDRM PGA) pada 28 Januari 2024, di Lubok Antu, Sarawak, Malaysia. Mereka ditangkap ketika berbelanja kebutuhan pokok.

Brigadir Jenderal TNI Luqman Arief, Komandan Korem 121/Alambhana Wanawai, menyatakan pada Sabtu (3 Februari 2024) bahwa ketiga personel tersebut sudah kembali bertugas dan membantah rumor tentang perilaku tidak terpuji, termasuk penyelundupan narkoba. Beliau menegaskan bahwa laporan negatif tersebut tidak berdasar dan menjelaskan bahwa para prajurit tersebut berhasil mencegah upaya penyelundupan narkoba yang signifikan.

Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan, Panglima Komando Militer XII Tanjungpura, menjelaskan bahwa insiden ini bermula ketika prajurit tersebut memasuki wilayah Malaysia untuk membeli gas LPG guna memenuhi kebutuhan pos mereka. Menghadapi kendala pembelian gas di malam hari dan di wilayah Indonesia yang cukup jauh, mereka memutuskan untuk berbelanja di sebuah toko 3 km di Malaysia.

Saat perjalanan pulang, patroli polisi Malaysia menghentikan kendaraan sipil yang mereka tumpangi. Meskipun saksi sipil melarikan diri karena ketakutan, para prajurit mengikuti prosedur polisi Malaysia dan akhirnya ditahan untuk diperiksa. Prajurit tersebut telah mendapatkan izin dari komandan Satgas mereka untuk berbelanja keperluan di Lubuk Antu dan dijemput oleh kendaraan sipil, bukan kendaraan militer.

Berlawanan dengan informasi yang menyesatkan, para prajurit hanya membawa delapan tabung gas berukuran 14 kg untuk kebutuhan pos mereka, tanpa barang lain, termasuk bahan makanan atau narkoba. Mayor Jenderal Iwan menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh para prajurit, dan kejadian ini hanya disebabkan oleh kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

Kesalahpahaman tersebut mengakibatkan penahanan sementara para prajurit, namun setelah klarifikasi, mereka segera dibebaskan dan melanjutkan tugas mereka. Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya komunikasi dan koordinasi yang jelas antara pasukan pengamanan perbatasan untuk menghindari kesalahpahaman serupa di masa depan.

(*)

#TNI #Militer