Breaking News

Bencana dan Pertanda Akhir Zaman

D'On,- Qiyamah (kiamat) adalah hari kebangkitan. Nama kiamat ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Kiamat itu punya banyak nama lain, diantaranya : yaummul hisab (hari perhitungan), yaumul mizan (hari penimbangan amal), yaummud Din (hari pembalasan), yaummul Ba’ats (hari berbangkit), al zalzalah (guncangan), Ash-Shakhkhah (teriakan). Secara keseluruhan, artinya adalah hari penghabisan di muka bumi. Selesai sudah bab hidup kita di dunia.
Kita ini, dua kali hidup dan dua kali mati. Jadi ada 4 masa. Dulu, yang ada cuma ruh kita, lalu ruh itu dimasukkan ke dalam diri kita saat masih berada di dalam rahim ibu kita. Kita berada di sana selama 9 bulan 10 hari.
Ù‡َÙ„ْ Ø£َتَÙ‰ٰ عَÙ„َÙ‰ ٱلْØ¥ِنسَٰÙ†ِ Ø­ِينٌ Ù…ِّÙ†َ ٱلدَّÙ‡ْرِ Ù„َÙ…ْ ÙŠَÙƒُÙ† Ø´َÙŠْÙ€ًٔا Ù…َّØ°ْÙƒُورًا
“Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”

QS Al Insan : 1
Kita dulu tidak ada. Nama kita tidak ada di bumi ini. Yang membuat kita ini ada, adalah adanya ruh kita. kalau tidak ada ruh, kita mati.
Sebelumnya kita ini cuma setetes mani, lalu menjadi segumpal daging, lalu menjadi janin, lalu ditiupkan ruh.

Lalu jadilah seorang manusia yang hidup di dunia ini. Itu pun waktunya terbatas. Mungkin 50 tahun…70 tahun…80 tahun atau kurang dari itu? Saat kita hidup di dunia ini, artinya dua tahapan sudah kita jalani. Satu kematian, satu kehidupan.
Setelah itu, kita pun mati untuk yang kedua kalinya. Kenapa mati yang kedua kalinya? Karena sebelumnya kita berasal dari yang mati sebelum ada ruh dalam diri kita.
Kemudian ada hari kebangkitan yang kita sebut qiyamah, kebangkitan manusia. Setelah itu tidak ada kematian lagi. Itulah kehidupan selama-lamanya dan kita ada di alam yang lain.

Alam yang sebelumnya, sudah tak ada lagi. Dimana bumi…dimana langit…dimana bulan…dimana bintang…sudah tidak ada lagi. Kita sudah di alam yang lain.
Bagaimana semua alam itu dihancurkan dan habis, semua diceritakan di dalam Al Qur’an. Di surat Al Qiyamah, Al Zalzalah, Al Qori’ah, semua menceritakan tentang kehancuran, tentang hari kiamat.
Hari kebangkitan itu bukan kebangkitan yang sama seperti kita hari ini bangun dari tidur. Allah menggambarkan situasi dan kondisinya dan sering membuat perumpamaan dalam kehidupan manusia supaya manusia bisa membayangkan kalau kelak terjadi kiamat.
Allah menunjukkan pada kita kejadian gempa bumi, tsunami dan bencana-bencana alam lainnya sebagai perumpamaan. Dan itu masih belum apa-apa dibanding nanti terjadinya kiamat dengan guncangan yang maha dahsyat.

Itu disebut dalam QS Az-Zalzalah :1. Bumi akan diguncangkan dengan seguncang-guncangnya.
Bayangkan, dengan gempa bumi yang 7 skala richter saja kita sudah panik, di hari kiamat nanti akan ada guncangan yang tidak terhitung skala richternya.
Dengan kejadian alam yang ada, Allah menyuruh kita berpikir…Allah menyuruh kita merenung…kelak akan ada suara yang memekakkan telinga bakal terjadi dan itu benar-benar membunuh manusia. Suara dan guncangan yang maha dahsyat itu membuat kita panik, ibu-ibu panik, anak dalam gendongan pun dia lemparkan, semua panik, apa yang ada di tangan pun dibuang, anak dalam kandungan pun lahir begitu saja, semua dalam kepanikan dan ketakutan…seperti orang mabuk…seperti orang gila…padahal mereka tidak mabuk dan mereka tidak gila…situasi dan kondisi saat itu memang maha dahsyat.
Tapi kejadian itu bukan kejadian yang tidak ada pendekatannya, lalu terjadi begitu saja. Ada pendekatannya, ada contoh-contohnya. Sudah diperkenalkan pada kita lewat kejadian-kejadian alam. Dan itu contoh dalam skala yang kecil.
Kiamat itu kejadian yang sangat luar biasa…dan Allah bersumpah….sangkin besarnya, sangkin dahsyatnya…jika Allah sudah bersumpah atas nama suatu benda maka benda itu bukan sembarang benda. Itu benda yang luar biasa, Allah tidak bersumpah atas nama diriNya. Tapi Allah bersumpah atas nama makhluk-makhlukNya. Perkara yang Allah jadikan sumpah itu, dan perkara yang dijadikan alat sumpah itu adalah perkara yang besar. QS Al-Qiyamah : 1
Allah bersumpah dengan nama hari kiamat. Kiamat ini memang kejadian yang sangat luar biasa.
Kapan kiamat (alam akhirat) itu? Masih lama kah alam akhirat itu?
Selama ini, kita merasa alam akhirat itu masih lama lagi. Menunggu malaikat Isrofil meniup sangkakala, baru kiamat. Menunggu dajjal datang, baru kiamat. Menunggu lautan bergulung baru kiamat. TIDAK. Alam akhirat itu tak lama lagi.
Kiamat itu sebentar lagi. Secara spesifik, umurnya kiamat itu adalah seumur kita. Anggaplah sekarang kita berusia 50 tahun, kalau anggaran umur kita 70 tahun, kita punya sisa umur 20 tahun lagi. Maka kita harus berkejar-kejaran dengan waktu. Itupun 20 tahun dalam anggaran kita. bisa saja umur kita tak sampai bersisa segitu.
Kalaupun benar bahwa umur kita tinggal 20 tahun lagi, begitu kita menutup 20 tahun lagi itu, artinya itu sudah kiamat buat kita. Berarti kiamat itu sebentar lagi.
“Jika seseorang itu meninggal dunia, maka telah terjadi kiamat padanya, karena ia telah menuju alam akhirat.”
Kita harus persiapkan bekal kita. Karena kita tak mungkin kembali ke bumi lagi.
Sebelumnya, mari kita lihat tentang kita, tentang manusia agar mudah kita untuk mempersiapkan hari kiamat kita nanti.
Dalam diri manusia ada 2 nafsu. Kebaikan dan kejahatan. Dua nafsu ini berperang di hati kita. Jika kita ikuti yang baik maka kita dalam kebaikan. Jika kita ikuti yang jahat maka kita dalam kejahatan. Nafsu yang baik dinamakan dalam Al Qur’an, nafsu muthmainnah….jiwa-jiwa yang tenang, QS Al-Fajr :27
Kedua nafsu ini bertarung. Kalau yang baik menang, kita selamat. Kalau yang buruk menang, kita celaka.
Bisakah kita mengatur nafsu itu? Bisa.

Pakai apa ngaturnya? Pakai agama.

Tanpa agama…kelar hidup lo!!! Yang ada hanya nafsu kehewanan saja.
Allah lah yang menciptakan dan mengatur hidup manusia. Dia yang memberikan jalan penyelesaian hidup manusian dan mengajarkan manusia tentang agama-Nya lewat Rosul-Nya. Rosul menjelaskan dengan wahyu-wahyu yang diturunkan padanya. Dan wahyu itu tertuang dalam kitab sucinya.
Al Qur’an adalah kitab suci yang real yang bisa dipertanggungjawabkan sampai hari kiamat.
Kalau kita berpegang pada Al Qur’an, kita jalankan, kita jadikan pedoman hidup kita, maka hidup kita aman. Kalau hidup kita rusak, itu karena kita yang merusaknya.
Kalau Al Quran itu kita tinggalkan, kita lupakan, kita akan dikuasai nafsu yang jahat. Celakalah kita.
Lalu bagaimana mengontrol hidup ini? Ikutlah aturan yang ada dalam Al Qur’an. Kitab ini mengajarkan segalanya. Baca dan belajar memantapkannya dalam jiwa. Jadikan dia bagian dalam hidup kita. Kitab ini mengajarkan hubungan kita dengan Allah, mengajarkan zikir kepada Allah agar tenang jiwa kita. Dan zikir yang paling istimewa dalam hidup manusia ini adalah Al Qur’an.
Semua permasalahan hidup ini, solusinya ada di Al Qur’an. Hanya sayang, kita mempelajarinya sepotong-sepotong, kita ambil yang gampangnya doang…padahal semua ada di Al Qur’an. Yang kita tahu hanya sedikit, karena kita tidak mau membuka Al Qur’an. Padahal sumbernya dari Al Qur’an. Kita ambil sedikit (yang kita suka), yang lainnya (yang kita tak suka) kita tinggalkan. Itulah kita.
Quran ini pedoman kita, yang mengontrol semua hidup kita. Tapi kita tidak tahu, kita jarang menggunakannya. Itulah yang menyebabkan kita dikuasai hawa nafsu kita. Kita dikuasai syetan dan syetan sudah bersumpah akan mencelakan kita, mencelakakan manusia.
Ketika manusia lupa daratan di atas muka bumi ini, dikuasai oleh nafsunya yang buruk, apa yang akan terjadi?

Kita pikir, kita lepas dari pengawasan Allah, kita pikir Allah tidak peduli…kita pikir Allah tidak tahu…

QS Al-Qiyamah :36
Allah memberi tahapan dalam hidup manusia ini. Kalau nanti kita masuk ke perut bumi dan menjadi tulang belulang, jangan kita pikir bahwa semua itu sudah seleasai. Jangan kita pikir Allah tidak mampu lagi menghidupkan kita. Karena ada hidup lagi yang lain. Yaitu hidup pertanggunganjawaban.
Hidup di dunia ini cuma sementara, cuma sebentar saja. Ketika masuk ke dalam tanah, itupun sebentar…tidak lama. Sebentarnya kita di perut bumi, sama dengan sebentarnya ketika kita tidur.
Rasakanlah berapa lama kita tidur. Ketika kita bangun, rasanya baru sebntar kan? Padahal kita sudah tidur nyenyak sekitar 10 jam misalnya.
Mungkin ada yang mengira Allah tak mampu mengummpulkan kembali tulang-tulang itu, dan mengumpulkan kembali sidik jari sidik jari itu kepada pemiliknya. Jika ada manusia berpikir seperti itu, itu adalah salah.

Jangan pikir kita di perut bumi, kita selesai ditelan bumi. Tidak!

Itu pikiran yang salah!
Allah mampu…jangankan untuk menghidupkan lagi tulang belulang yang ada di perut bumi, Allah mampu mencocokkan lagi jemari-jemari pada dirinya yang punya. Kita punya 10 jari, jari-jari kita itu ada garis-garisnya. Itu sidik jari. Setiap orang punya sidik jari masing-masing. Sidik jari yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain. Bahkan sidik jari itu pun dikumpulkan kembali ke orang nya. Allah mampu!
Nanti semua perlakuan kita baik sengaja atau tidak sengaja itu,ada bukti di sidik jari kita. Sebagaimana seorang polisi membuktikan seorang sebagai pelaku atau tidak, dari sidikjarinya. Allah sudah merencanakan sidik jari ini sebelum polisi menggunakannya sebagai bukti tindakan seseorang.
Cuma masalahnya, manusia ini, suka memperturutkan nafsunya yang buruk tadi.
Sudah menjadi kecendrungan manusia, di hadapan Tuhannya untuk terus menerus melakukan penentangan, untuk melakukan kemaksiatan. Itulah manusia.
Allah melihat apa yang kita perbuat. Dan manusia itu tahu Allah melihat. Allah telah mengatakan pada manusia….Allah kasi ancaman terhadap perbuatan buruk itu…tapi manusia tetap melakukannya. Terang-terangan mereka melakukannya. Tidak sembunyi-sembunyi. Tidak ada yang tertutup dari ujung rambut kita sampai ke ujung kaki di hadapan Allah. Manusia tau itu. Tapi tetap melakukan penentangannya terhadap Allah.

Ada apa dengan manusia?
Karena Allah tahu bahwa manusia ini suka berbuat salah berkali-kali, Allah bilang,”Aku Maha Pengampun pada kalian”.
”Aku bukakan pintu pemaafan kepada kamu. Kamu manfaatkan kemaafanKu dan pengampunanKu, jangan kamu abaikan. Karena kalau kamu abaikan pengampunan dan maafKu, kesalahanmu akan bertumpuk-tumpuk. Tidak ada solusi lagi nanti.”
“Kubukakan pintu maafKu supaya kalian tahu diri bahwa kalian punya banyak kesalahan dan dosa. Ayo datang padaKu dan selesaikan. Siapapun kamu, tak mungkin tidak melakukan kesalahan. Kamu pasti membuat kesalahan. Tapi Aku maha pengampun kalau kamu berusaha. Yang penting kamu cepat-cepat selesaikan masalahmu dengan Aku”.
Tapi manusia ini punya sifatnya yang angkuh, yang sombong…ada ujub dalam dirinya. QS Al-Qiyamah :6
Dia malah melawan, dia menentang, dia bertanya,”kapan hari kiamat itu?’
Padahal manusia itu tahu, dia itu bakal mati. Padahal dia tahu bahwa dia itu tidur. Padahal dia sangat tahu kalau dia tidur pasti dia terbangun dan tidak mungkin tidak tebangun. Kalau tidak terbangun berarti dia mati. Tapi dia masih menganggap yang namanya hari kebangkitan itu tidak ada. Dia berkata,”Masa’ iya ada kiamat?”
Padahal Allah sudah memberitahu bahwa hari kiamat itu ada. QS Al Qiyamah : 7-12.
“Itulah tentang kiamat kalau kamu ingin tahu”, kata Allah.
Apabila mata terbelalak…terkejut…benar-benar terkejut dengan yang terjadi di alam sekitarnya…tidak mungkin tidak terkejut. Bagaimana manusia tidak terkejut melihat air naik ke atas seperti tsunami di aceh bahkan di Palu baru-baru ini …bagaimana manusia tidak terbelalak ketika dia rasakan bumi berguncang, bangunan bergoyang, dan itu akan terjadi. Bulan pun kehilangan cahayanya, matahari dan bulan dikumpulkan, semua porak poranda.
Hari ini bumi dan planet-planet masih teratur, masih berjalan di porosnya. Matahari, bulan dan planet-planet masih di posisi masing-masing. Tidak ada yang tabrakan. Tapi di hari kiamat nanti, semua tidak berjalan di posisinya lagi, saling bertabrakan, itulah saat kehancuran.
Bagi Allah alam semsta ini tidak ada apa-apanya. Gunung, matahari, bulan amat mudah kalau dia mau menghancurkannya…itu ciptaanNya. Dia mau hancurkan ya hancurkan saja.

Kitapun sama… di mata Allah kita tidak ada apa-apanya. Dia mau hancurkan ya hancurkan saja. Itu hak Allah. Kita itu cuma berharga di mata Allah karena kita mengikat diri kita dengan Allah.
Bumi ini hanya kecil…cuma segitu-gitunya tidak ada apa-apanya di mata Allah. Yang besar itu yang ada di otak kita. Bagi Allah semua itu hanya kecil saja.
Kenapa kita meliahatnya besar? Karena kita melihatnya dengan akal pikiran dunia kita. Tapi kalau kita melihatnya dengani ukuran-ukuran kekuasaan Allah, bumi ini sangat kecil. Lalu rumah kita, harta benda kita masih jauh lebih kecil lagi. Bumi saja di mata Allah tidak ada apa-apanya kog.
Mindset Setting kita yang salah sehingga kita memandang bumi ini besar, luar biasa hingga terpengaruh hidup kita, ingin menguasainya hingga rela mati karenanya.
Kehidupan yang sebenarnya itu nanti di akhirat. Bumi ini tidak ada apa-apanya.
“Semua harus ikut Aku”, kata Allah. Hanya kepada Allah tempat kita kembali. Allah pemula kita, allah pengakhir kita, kembali ke sumber aslinya. Allah.
Kita di bumi ini untuk menyambut kehidupan di akhirat nanti. Tapi, itu untuk sementara. Setelah itu tidak boleh lagi di bumi, karena tempat ini sudah tidak dipakai lagi, harus dihancurkan. Tempat kita yang sebenarnya sudah disiapkan oleh Allah yaitu alam akhirat.
Allah bilang, Allah lah tempat kita kembali. Nahh harusnya kita kembali pada Nya.

Kalau sudah selesai di bumi mau kemana? Kita temui Allah. Kalau kita sudah bertemu Allah, memang kita selesai begitu saja? NO! Kita menghadap pada Nya dan Allah memberi tahu kita apa saja yang kita perbuat selama di bumi…kita baik atau jahat…kita beruntung atau merugi. Kamu buat apa dulu itu? Apa yang sudah dibuat? Apa yang belum dibuat? Kamu akan diberitahu yang mana yang sudah kamu buat, yang mana yang belum, yang mana kamu ½ buat, yang mana kamu cuma berasa buat, yang mana yang kamu pura-pura buat…yang mana yang kamu tak pernah buat. Semua akan diberitahu. QS Al Qiyamah : 13
Misalkan sekarang umur kita 50 tahun. Akil baligh saat umur 15 tahun. Berarti 35 tahun sisanya itu kita tahu apa yang kita buat atau tidak kita buat, sisanya, berapa yang kita pakai untuk berbuat, berapa yang kita pakai untuk yang tidak kita buat? Kita bisa menghitung amalan kita.
Kita tidur sehari 8 jam, aktifitas kita 16 jam. Di 16 jam itu yang kita buat dan kita isi untuk apa, kita tahu. Kalikan dengan 35 tahun. Yang mana yang kita sudah buat, yang mana yang kita belum buat? Semua ketahuan. Yang kita sudah buat, yang kita sudah ajukan dan yang kita tertantang untuk tidak buat. Kalau yang kita buat itu buat baiknya dan yang kita tahan itu buat jeleknya, apa yang terjadi?
Kamu wahai manusia…kamu itu harusnya tahu diri…siapa kamu? Kamu itu kenal diri kamu sendiri siapa kamu…kamu itu tau dimana letak keteledoran kamu, ketidakpedulian kamu…kamu tahu banget itu. QS Al Qiyamah : 14
Jadi kita tak perlu menyalahkan orang, kita salahkanlah diri sendiri. Kalau kurang…kita lah membuatnya kurang bukan karena situasi dan lain-lainnya…..kalau terlantar…kita lah menelantarkan diri kita. kita yang paling tau diri kita bukan orang lain.
Tak perlu membuat alasan ke sana membuat alasan kesini…tak perlu! Kecendrungan dirimu itu adalah memuja dirimu sendiri. Jangan kamu membuat alasan untuk menunjukkan dirimu benar, QS Al Qiyamah : 15
Apapun yang kita buat dan kita beri alasan-alasan, semua alasan itu akan mental di mata Allah.
Sekarang…mau tidak mau kita harus membuat pembaharuan. Perbaiki diri kita. chek dan rechek kembali. Kemudian, spare parts otak kita yang rusak ini harus kita ganti. Setting ulang otak kita. Setting ulang hati kita….setting ulang sepak terjang kita di dunia ini…

Mau tidak mau…harus setting ulang. Kalau tak mau disetting ulang, mau apa?
Waktu kita sebentar lagi…20 tahun lagi (itupun berdasarkan anggaran kita).
Kita…tanpa merubah mindset kita…tanpa perubahan apa-apa…tanpa perbaikan…mau apa?
Kita ini mau tidak mau memang harus berubah. Darurat. Siapapun kita.
Berbuatlah untuk diri pribadi. Berbuatlah untuk ummat, berbuatlah untuk masyarakat, berbuatlah untuk lingkungan, buatlah sebanyak-banyaknya yang bisa kita buat.
Kalau untuk diri pribadi kan tak banyak yang kita buat. Makanya perbanyak ruang lingkup kita untuk ummat.
Kita harus punya semangat dari sekarang. Kita harus setting ulang mindset kita…kita harus atur kembali…kita harus punya tanggung jawab merubah membentuk mensetting ulang yang lain untuk kehidupan kita yang lebih baik. Kita juga harus lakukan itu untuk di luar kita. ajak orang lain untuk berubah menuju kebaikan.
Kalau orang lain baik, kita juga baik, kita untung. Kalau orang jelek di depan mata kita, kita biarkan, kita juga rugi. Kita bisa jadi korban.
Kita tak mungkin menjadi baik sendiri.

Anggaplah kita tidak ingin melakukan apa-apa untuk yang di luar kita. kita ingin mengumpulkan pahala untuk diri sendiri tanpa ada kaitannya dengan yang lain. Apa kita tahan duduk membaca Quran 10 jam? 10 jam itu lama, bisa 4 jus. Paling tahan 2 jam. Ada yang bisa ngaji 2 jam non stop? Atau kalau kita tahajud, ayatnya pake quran 1 jus itu 45 menit, mampu kita berdiri selama 45 menit non stop?
Tapi kalau kita punya fungsi di rumah, punya fungsi di mesjid, punya fungsi di tempat-tempat umum, kebaikan yang kita lakukan itu menjadi banyak banget. Ajak orang menuju keridhoan Allah.

Ajak juga orang lain menuju perbaikan. Ajak lingkungan untuk munuju perbaikan…itu akan menimbulkan dampak perubahan yang besar.

Kalau manusia punya pikiran untuk penggantian yang buruk, yang kurang, yang lemah, menjadi sesuatu yang maju yang berbudaya yang bermoral yang penuh keadilan yang penuh kepedulian yang penuh rasa sensitif, keimanan, ketaqwaan, akan banyak yang terselamatkan, akan banyak yang lepas dari kesesatan mereka…
Kita tau kekurangan kita. kita tau kelemahan kita, kita perlu memilih lingkungan menuju perbaikan. Kita tak mungkin berubah sendir tanpa ada perubahan lingkungan.
Mari kita ajak orang lain untuk mengikuti aturan Allah yang ada dalam Al Qur’an. Perlahan-lahan, kita baca, maknai dan jadikan pedoman hidup kita.
Tulisan ini sebenarnya untuk pengingat diri sendiri… Semoga ada manfaatnya bagi orang lain.

Ditulis: Maulana Osmond Abu Khalil