Breaking News

Kemenag Imbau Umat Saling Menghargai Jika 1 Ramadan Tak Serentak

D'On, Jakarta,- Dirjen Bina Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengimbau umat Islam saling menghargai bila awal Ramadan 1443 Hijriah tahun ini tak serentak antara pemerintah dan Muhammadiyah.


Hal itu ia sampaikan merespons prediksi dari Badan Riset Nasional (BRIN) yang mengatakan 1 Ramadan 1443 H dari pemerintah akan berbeda dengan Muhammadiyah.

"Kalaupun terjadi perbedaan, kita berharap kita tetap bisa saling memahami dan menghargai," kata Kamaruddin, Jumat (25/3)

Kamaruddin tak menampik perbedaan awal Ramadan bisa terjadi. Namun, Ia tak mau berspekulasi lebih lanjut terkait hal tersebut. Sebab, Kemenag harus menunggu sidang isbat penentuan awal Ramadan 1443 yang digelar pada 1 April 2022.

"Sidang itu nanti akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama dan akan dihadiri oleh MUI dan ormas-ormas Islam yang lain," kata Kamaruddin.

Sebelumnya, Pakar Riset Astronomi-Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin memperkirakan pelaksanaan awal puasa Ramadan 1443 Hijriah tahun ini tidak berjalan secara serentak.

Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 2 April 2022. Thomas memprediksi pemerintah kemungkinan mengawali puasa pada 3 April karena didasarkan pada metode rukyat atau pengamatan hilal.

Ia menjelaskan pada 1 April 2022 sore, hilal potensial belum bisa diamati. Karenanya 1 Ramadan1443 H akan jatuh pada 3 April.

Ia menjelaskan sebetulnya posisi hilal telah memenuhi kriteria Wujudul Hilal pada 2 April 2022 di Jawa bagian barat karena sudah masuk ketinggian 2 derajat.

Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menggunakan kriteria baru dalam penentuan awal bulan Hijriah mulai tahun 2022. Yakni ketinggian hilal harus 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Hal itu mengacu hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

"Posisi bulan di Indonesia [pada 1 April] tingginya kurang dari 3 derajat dan elongasinya kurang dari 6,4 derajat. Hilal tidak mungkin teramati. Jadi, dengan kriteria baru MABIMS, yang dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, awal Ramadhan 3 April," kata Thomas.


(rzr/ain)

#HilalRamadan #Kemenag #Nasional #AwalPuasa