Breaking News

Kisah Tragis Transgender Wanita yang Masuk Penjara Pria

D'On, Los Angeles (AS),- Selebgram transgender Muhammad Millendaru Prakasa alias Millen Cyrus sempat ditahan di sel pria sebelum akhirnya dipindah ke sebuah sel khusus. Ada kekhawatiran, keponakan penyanyi Ashanty itu akan mengalami pelecehan bila disatukan dengan tahanan pria.



Kasus kekerasan seksual terhadap kaum transgender perempuan di penjara khusus pria pernah diungkit di film dokumenter pendek karya Monica Z. Lam.


Film yang diunggah di akun YouTube KQed Arts pada 26 Juni 2020 ini menyoroti kehidupan para transgender perempuan yang dijebloskan ke lembaga permasyarakatan pria di Amerika Serikat.


Beberapa di antaranya mengaku pernah mengalami pelecehan seksual, bahkan diperkosa oleh para napi pria. "Di penjara pertamaku, aku diperkosa," kata Yekaterina Wesa Patience, napi di LP khusus pria Vacaville, California.


Yekaterina bukan satu-satunya napi transgender di AS yang mengalami perlakuan tersebut. Menurut jurnal berjudul Violence in California Correctional Facilities: An Empirical Examination of Sexual Assault (2009), kaum transgender 13 kali lebih rentan dilecehkan secara seksual di penjara.


Bagi Yekaterina, salah satu cara untuk menghindari pemerkosaan adalah bertingkah layaknya napi pria yang kasar dan agresif.


"Rasanya seperti aktor yang sedang berakting. Tiap hari aku harus memastikan gaya berpakaianku sudah selayaknya seperti pria, berjalan tegap dan bersuara berat. Aku berlagak seperti pria kuat yang pernah ada. Sampai suatu ketika aku tak tak tahan sampai jiwaku terganggu. Sangat menyakitkan," cerita dia.


Bukan menjadi pribadi yang lebih baik, lingkungan tersebut malah memberi pengaruh buruk dan meninggalkan trauma tersendiri baginya. "Aku tidak membutuhkan masalah baru di hidupku," kata Yekaterina yang sempat beberapa kali pindah penjara.


Selain pelecehan seksual, masalah lain yang dihadapi transgender perempuan di penjara pria adalah program pembinaan yang berorientasi pada pria. "Kami sangat kewalahan untuk menyesuaikannya," kata Jazzie Paradise Scott, teman Yekaterina sesama napi.


Oleh karena itu, ia berjuang keras agar program yang sesuai dengan kebutuhan napi transgender tersedia di LP khusus pria. Mereka pun dapat melakukannya dengan aman tanpa ada intimidasi dari penghuni penjara pria.


Upayanya membuahkan hasil. Di LP Vacaville, Jazzie dan Yekaterina kini dapat menikmati fasilitas khusus mulai dari sarana olahraga dan program kebugaran.


"Jika kamu merasa seperti perempuan, maka menurutku harusnya kamu dikumpulkan di tengah perempuan lain. Ini akan mengurangi banyak masalah, seperti pelecehan seksual, pemerkosaan dan tekanan lain," ungkap Yekaterina.


sumber: detik.com