Breaking News

Bacaan Niat dan Tata Cara Mengerjakan Salat Istikharah Dilengkapi Dengan Doa dan Terjemahan

Dirgantaraonline.co.id,- Salat Istikharah merupakan Salat Sunah yang dilakukan ketika ingin meminta petunjuk dari Allah SWT mengenai sebuah pilihan terbaik bagi diri kita di kemudian hari.

Seorang Muslim bisa melakukan Salat Istikharah agar mendapat

petunjuk dari Allah SWT mengenai sebuah pilihan terbaik bagi diri kita di kemudian hari.

Dalam sebuah hadits Rhabrani disebutkan:

“Tidaklah rugi orang yang beristikharah, dan tidaklah menyesal orang yang bermusyawarah.” (HR.Thabrani).

Berikutniat

Salat Istikharah

Waktu Mengerjakan

Salat Istikharah.

Waktu terbaik dalam melaksanakan

Salat Istikharah

adalah ketika malam hari sesudah sholat isya.

Salat Istikharah

ini dapat langsung dikerjakan tanpa harus tidur terlebih dahulu.

Seperti sholat sunnah pada umumnya lebih baik dikerjakan pada malam hari dimana seorang hamba dapat merasa lebih khusyu dalam berkomunikasi atau berdoa kepada Allah.

Dalam kesunyian malam kita dapat beribadah dengan lebih tenang dan fokus. Walaupun begitu sholat istikharah juga dapat dikerjakan pada pagi dan siang hari.

Bacaan Niat

Salat Istikharah

Bacaan niatnya adalah:

“Ushalii sunnatal-istikhaarati rak’ataini lillahi ta’alaa.Allahu Akbar.”

Tata Cara Sholat Istikharah

- Niat

- Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah

- Membaca surat Al Fatihah

- Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Kafirun

- Ruku’

- I’tidal

- Sujud

- Duduk di antara dua sujud

- Sujud kedua

- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

- Membaca surat Al Fatihah

- Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Ikhlas

- Ruku’

- I’tidal

- Sujud

- Duduk di antara dua sujud

- Sujud kedua

- Tahiyat akhir

- Salam

Setelah melakukan

Salat Istikharah

, ada baiknya untuk berdoa sebagai pelengkap diberi petunjuk atas pilihan yang dilematis.

Berikut Bacaan Doa Setelah

Salat Istikharah

Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya:

Bacaan Doa setelah

Salat Istikharah

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَاَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَاَسْئَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ. فَاِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَآاَقْدِرُ وَلَآاَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللّٰهُمَّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هَذَااْلاَمْرَ (…) خَيْرٌلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ فَاقْدُرْهُ لِىْ وَيَسِّرْهُ لِىْ ثُمَّ بَارِكْ لِىْ فِيْهِ وَاِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اَنَّ هذَااْلاَمْرَشَرٌّلِّىْ فِىْ دِيْنِىْ وَمَعَاشِىْ وَعَاقِبَةِ اَمْرِىْ وَعَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّىْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْهُ لِيَ الْخَيْرَحَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِىْ بِهِ

“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal ‘aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul guyuub. Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (…..) khairul lii fii diinii wa ma’aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajlihii fashrifhu ‘annii wasrifnii ‘anhu waqdurhu liyal-khaira haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi."

Artinya: "Ya Allah, aku meminta petunjuk kebaikan-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon keputusan-Mu dengan qudrat-Mu dan aku meminta dengan karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau yang berkuasa sedangkan aku tida berkuasa. Engkau Yang Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkau Yang Maha Mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, sekiranya engkau ketahui bahwa (sebutkan Pilihan yang dihadapi) baik untukku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir dari perkaraku ini, maka takdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia, lalu berkahilah aku padanya. Ya Allah, dan sekiranya engkau mengetahui buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir dari perkaraku ini, maka hindarkanlah aku darinya, kemudian takdirkanlah untukku kebaikan bagaimanapun adanya, lalu berilah aku keridhaan dengannya." (HR. AhmadDan Bukhari).

(Abu Khalil)