Breaking News

Menghilang 3 Minggu, Pemimpin Korut Kim Jong-Un Muncul Resmikan Pabrik Pupuk


D'On Pyongyang (Korut),- Misteri tentang kondisi kesehatan Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, tampaknya telah terjawab. Diktator muda Korut itu dilaporkan telah memulai kembali kegiatannya di hadapan publik.

Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan bahwa pria yang diduga berusia 36 tahun itu akan menghadiri penyelesaian pabrik pupuk di wilayah utara Ibu Kota, Pyongyang, seperti dinukil Reuters, Sabtu (2/5/2020).

Jika benar, ini adalah laporan kegiatan publik pertamanya sejak 11 April. Meski begitu, Reuters tidak dapat memverifikasi laporan KCNA itu secara independen.

KCNA melaporkan bahwa Kim Jong-un memotong pita pada hari Jumat. "Mereka yang menghadiri acara tersebut bersorak 'Hore' bagi Pemimpin Tertinggi yang memimpin pawai semua orang untuk mencapai tujuan besar kemakmuran," tulis KCNA.

KCNA melaporkan bahwa Kim Jong-un menyatakan kepuasannya tentang sistem produksi pabrik pupuk. Jong-un mengatakan pabrik itu memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan industri kimia dan produksi makanan negara itu.

Dalam laporannya KCNA menyebut Kim Jong-un ditemani oleh beberapa pejabat senior Korut, termasuk adik perempuannya, Kim Yo Jong.

Misteri tentang kondisi kesehatan Kim Jong-un menyeruak setelah ia melewatkan perayaan ulang tahun kelahiran pendiri negara itu sekaligus kakeknya, Kim Il Sung, pada 15 April. Hari itu adalah hari libur utama di Korut dan Kim Jong-un sebagai pemimpin biasanya berkunjung ke makam kakeknya.

Sebelumnya, sebuah sumber yang akrab dengan analisis dan pelaporan intelijen AS mengatakan bahwa lembaga-lembaga AS percaya bahwa Kim Jong-un tidak sakit parah dan ia masih sangat berkuasa.

"Kami pikir dia masih bertanggung jawab," kata sumber itu tanpa menyebut nama.

Sumber yang sama tidak dapat segera mengkonfirmasi laporan KCNA terbaru.
Terkait laporan terbaru kondisi Kim Jong-un ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan setelah ia akan mengatakan sesuatu tentang hal itu pada waktu yang tepat.

Sementara itu Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

(Reuters)