Warga Dilanda Cemas: Mastilizal Aye Turun Langsung Salurkan Bantuan dan Soroti Solusi Permanen
![]() |
| Mastilizal Aye Bagikan Sembako dan Nasi Bungkus Kepada Korban Banjir di Tabing Banda Gadang (Dok: Ist) |
D'On, Padang — Selama beberapa hari terakhir, hujan deras mengguyur Kota Padang tanpa jeda. Langit seakan meminjamkan seluruh kesedihannya kepada bumi, menumpahkannya menjadi banjir yang merendam rumah-rumah, memutus akses jalan, dan menanamkan kecemasan mendalam di hati warga. Di kawasan Tabing Banda Gadang dan Kampung Lapai dan Gurun Laweh Nanggalo, kecemasan itu berubah menjadi kenyataan pahit: air kian meninggi, tanah di beberapa titik mulai labil, dan ancaman longsor tidak lagi sekadar kekhawatiran.
Di tengah situasi yang membuat banyak warga kewalahan, hadir sosok yang memilih berjalan di antara genangan, bukan hanya berbicara dari ruang rapat. Mastilizal Aye, SH, Wakil Ketua DPRD Kota Padang, turun langsung meninjau kondisi lapangan pada Jumat (28/11/2025) pagi. Ia menyusuri wilayah terdampak, dari Tabing Banda Gadang hingga Kelurahan Gurun Laweh, Kecamatan Nanggalo.
Bantu Warga, Dengarkan Keluh Kesah di Lapangan
Dengan pakaian yang basah diguyur rintik yang tak kunjung berhenti, Aye membagikan ratusan nasi bungkus kepada warga terdampak banjir. Bukan sekadar bantuan logistik, kehadirannya membuka ruang bagi warga untuk menyampaikan keresahan mereka secara langsung tentang rumah yang terendam hingga perabot yang rusak, tentang anak-anak yang ketakutan setiap kali air mulai naik, dan tentang harapan yang tak pernah padam agar pemerintah memberikan solusi nyata.
“Di lapangan saya melihat sendiri bagaimana warga harus bertahan dalam keadaan sulit. Ini bukan sekadar banjir musiman ini pertanda bahwa sistem drainase dan penataan kawasan harus dibenahi secara menyeluruh,” ujar Mastilizal Aye usai meninjau lokasi.
Soroti Permasalahan Drainase dan Tata Ruang
Selain memberikan bantuan, Aye melakukan peninjauan langsung di sejumlah titik rawan seperti Perumahan Kubutama, Banda Gadang Permainan, Griya Permata, serta sejumlah komplek perumahan di Gurun Laweh. Menurutnya, kawasan ini selama bertahun-tahun menghadapi persoalan yang sama: drainase kecil, saluran tersumbat, dan aliran air yang tidak memiliki jalur pembuangan memadai.
“Kita tidak boleh lagi berpikir jangka pendek. Banjir tidak bisa diselesaikan dengan sekadar membersihkan saluran saat musim hujan tiba. Harus ada perencanaan besar, kolaborasi kuat antara pemerintah kota, provinsi hingga pusat, dan masyarakat,” tegasnya.
Normalisasi Batang Kuranji, itu adalah solusi terbaik. Sampai batas Nanggalo dan kuranji, itu tanah kiri kanan sungai, sudah di ganti rugi semasa walikota Sahrul Ujud, ujarnya menambahkan.
Aye juga menekankan pentingnya normalisasi aliran sungai kecil (parit bandar) yang banyak tertutup bangunan dan sedimentasi. Selain itu, ia mendorong percepatan pembangunan kolam retensi serta sistem pembuangan terpadu di wilayah Nanggalo yang selama ini menjadi titik kumpul aliran air dari berbagai kawasan.
Kehadiran yang Menyentuh Hati Warga
Kedatangan Aye disambut warga yang sudah berhari-hari berjibaku dengan lumpur dan air yang tidak kunjung surut. Banyak di antara mereka mengatakan bahwa kehadiran wakil rakyat secara langsung memberikan sedikit rasa tenang di tengah situasi serba tidak pasti.
“Kami hanya ingin didengar. Kalau bapak datang langsung, kami merasa ada harapan,” ujar Rahma, salah satu warga Banda Gadang.
Aye menanggapi keluhan tersebut dengan serius, mencatat titik-titik kritis dan berjanji membawa persoalan ini ke tingkat pembahasan legislatif. Ia menegaskan bahwa anggaran untuk penanggulangan banjir harus menjadi prioritas utama dalam pembahasan APBD mendatang.
Komitmen untuk Perubahan yang Lebih Sistemik
Di akhir kunjungannya, Aye menegaskan bahwa ia tidak ingin kehadirannya hanya menjadi seremonial. Menurutnya, banjir di Padang sudah memasuki fase yang memerlukan tindakan strategis, bukan sekadar pemadaman masalah sesaat.
“Saya akan dorong evaluasi total terhadap sistem drainase di Kota Padang, khususnya di Kecamatan Nanggalo. Jika perlu, kita lakukan revitalisasi besar-besaran. Warga tidak boleh terus-terusan menjadi korban dari kondisi yang sebenarnya bisa dicegah,” katanya.
Dengan hujan yang menunjukkan tanda-tanda berhenti, warga berharap suara mereka tidak tenggelam bersama derasnya air kemarin. Kehadiran dan komitmen Mastilizal Aye menjadi secercah cahaya di tengah langit yang muram sebuah pengingat bahwa kepedulian tidak hanya diukur dari kata-kata, tetapi dari langkah yang berani di tengah genangan.
(Mond)
#Padang #BanjirPadang #DPRDPadang
