Breaking News

Israel Gempur Qatar Lewat Serangan Udara, Targetkan Pimpinan Hamas di Doha

Asap mengepul setelah beberapa ledakan terdengar di Doha, Qatar, Selasa (9/9/2025). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS

D'On, Doha –
Ketegangan kawasan Timur Tengah kembali meningkat tajam setelah militer Israel mengonfirmasi serangan udara ke ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9) waktu setempat. Serangan yang dilakukan Angkatan Udara Israel itu disebut-sebut menargetkan salah satu pimpinan senior Hamas yang diyakini bersembunyi di negara Teluk tersebut.

Dalam keterangannya, pihak militer Israel menyatakan operasi itu dilaksanakan bekerja sama dengan badan intelijen dalam negeri, Shin Bet. Namun, Israel enggan mengungkap identitas tokoh Hamas yang menjadi sasaran, meskipun mereka menegaskan bahwa orang tersebut telah lama berperan penting dalam menggerakkan roda organisasi Hamas di level internasional.

“Israel akan terus bertindak untuk mengalahkan organisasi teroris Hamas di mana pun mereka bersembunyi,” demikian pernyataan resmi militer Israel yang dikutip Al Jazeera.

Ancaman yang Jadi Kenyataan

Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Panglima Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, secara terbuka mengancam akan memburu dan membunuh para pemimpin Hamas yang berada di luar negeri. Peringatan tersebut saat itu dipandang sebagian pihak sebagai retorika perang. Namun serangan ke Qatar ini tampaknya menjadi bukti keseriusan Israel dalam menjalankan ancamannya.

Qatar selama ini dikenal sebagai salah satu mediator utama dalam konflik Gaza, bahkan menjadi tempat tinggal sejumlah tokoh politik Hamas di pengasingan. Langkah Israel menyerang langsung wilayah Qatar diperkirakan akan memicu guncangan diplomatik besar di kawasan, mengingat Doha memiliki peran strategis dan kedekatan dengan Amerika Serikat maupun negara-negara Arab lainnya.

Konteks Gencatan Senjata yang Rumit

Ironisnya, beberapa jam sebelum serangan tersebut, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyatakan bahwa Tel Aviv telah menerima proposal gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Washington. Pernyataan itu sempat menimbulkan harapan bahwa ketegangan berkepanjangan di Jalur Gaza bisa mereda.

Namun, serangan udara ke Qatar justru mengirimkan sinyal berlawanan. Langkah itu memperlihatkan bahwa Israel tetap memprioritaskan strategi militer dengan melumpuhkan tokoh-tokoh kunci Hamas, meskipun proses diplomasi tengah berlangsung.

Potensi Dampak Regional

Pengamat menilai serangan ini dapat menjadi titik balik konflik Israel-Hamas, karena untuk pertama kalinya Israel secara terbuka melancarkan operasi militer ke wilayah Qatar. Negara Teluk yang kaya gas tersebut dikenal relatif aman dari konflik langsung, meski terlibat aktif dalam upaya diplomasi regional.

Jika benar target serangan adalah pimpinan utama Hamas, maka serangan ini berpotensi memicu:

  • Keretakan hubungan Israel–Qatar, yang selama ini dijalin hati-hati melalui jalur diplomasi tidak resmi.
  • Reaksi keras negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi dan Iran yang berkepentingan dalam dinamika regional.
  • Gangguan pada proses gencatan senjata Gaza, karena Hamas kemungkinan akan merespons dengan serangan balasan atau penolakan terhadap proposal yang sedang digodok.

Pertanyaan yang Masih Menggantung

Hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak Qatar maupun Hamas mengenai siapa sebenarnya tokoh yang menjadi target serangan. Media lokal di Doha melaporkan adanya ledakan di beberapa titik kota, namun belum jelas apakah menimbulkan korban sipil.

Yang pasti, serangan Israel ini membuka babak baru dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah. Upaya diplomasi internasional yang selama ini berputar di meja perundingan kembali terancam runtuh oleh eskalasi militer yang tak terduga.

(Reuters)

#IsraelSerangGaza #Internasional