Heboh di Lima Puluh Kota! Warga Gerebek Oknum DPRD dan ASN di Rumah Janda, Malam Hujan Jadi Saksi
Ilustrasi selingkuh
D'On, Lima Puluh Kota — Malam Minggu (4/8/2025) di sebuah komplek perumahan subsidi di Jorong Padang Rantang, Nagari Padang Rantang, Kecamatan Harau, awalnya berjalan seperti biasa. Hujan deras mengguyur, membuat sebagian besar warga memilih berdiam diri di rumah. Namun, di balik tirai rintik hujan itu, suasana tenang berubah menjadi riuh ketika puluhan warga berbondong-bondong menuju satu rumah di ujung komplek.
Rumah itu milik MR (40), seorang aparatur sipil negara (ASN) eselon III yang bekerja di Sekretariat DPRD Lima Puluh Kota. Janda beranak satu itu selama ini dikenal cukup tertutup, hanya terlihat sesekali keluar rumah bersama anaknya yang masih kecil. Namun malam itu, rumahnya menjadi pusat perhatian warga.
Kecurigaan yang Sudah Lama Dipendam
Menurut keterangan warga, penggerebekan ini bukan terjadi tanpa alasan. andri (38), salah satu penghuni komplek, mengatakan bahwa gelagat MR dan seorang pria yang kerap berkunjung ke rumahnya sudah lama menjadi buah bibir.
“Sering mereka terlihat berduaan di rumah itu sampai larut malam. Sudah kami amati beberapa kali. Nah, malam itu kebetulan hujan lebat, jadi mungkin mereka merasa aman. Ternyata justru itu jadi momen warga bergerak,” ujar Andri saat ditemui, Jumat (15/8/2025).
Pria yang menjadi tamu MR malam itu ternyata bukan orang sembarangan. Ia disebut-sebut adalah H, anggota DPRD Lima Puluh Kota dua periode dari daerah pemilihan Payakumbuh dan Harau. Selain itu, H juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Gerindra di DPRD setempat.
Malam Penggerebekan
Sekitar pukul 22.30 WIB, sekelompok warga yang sebelumnya bersembunyi di sudut-sudut komplek mulai mendekati rumah MR. Hujan deras tak menghentikan langkah mereka. Ketukan pintu keras terdengar, disusul teriakan memanggil pemilik rumah.
Yusri, salah satu pengurus komplek yang ikut dalam penggerebekan, menceritakan bahwa suasana sempat tegang.
“Begitu pintu dibuka, benar saja, H ada di dalam rumah bersama MR. Waktu itu, H langsung mengaku dirinya anggota DPRD. Kami langsung panggil keluarga kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan,” jelas Yusri
Di ruang tamu rumah tersebut, dilakukan mediasi cepat. Pihak keluarga H dan MR dipanggil, pengurus komplek menjadi saksi. Hasilnya, dibuatlah sebuah surat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan disaksikan langsung oleh warga serta pengurus.
Isu Cepat Menyebar
Meski diselesaikan tanpa melibatkan aparat kepolisian, kabar ini tak butuh waktu lama untuk menyebar. Keesokan harinya, cerita penggerebekan ini menjadi topik panas di kalangan pegawai dan anggota DPRD Lima Puluh Kota. Dari warung kopi di pasar hingga lorong-lorong kantor dewan, nama H dan MR terus dibicarakan.
Salah seorang pengurus komplek lain mengaku warga sudah terlalu lama menahan diri.
“Bukan sekali dua kali mereka terlihat bersama. Kami sudah peringatkan, tapi tetap saja. Akhirnya warga sepakat bertindak supaya tidak terus jadi fitnah,” ujarnya.
Belum Ada Klarifikasi
Upaya konfirmasi yang dilakukan Haluan kepada H pada Kamis (14/8/2025) belum mendapat tanggapan. Sementara MR juga memilih bungkam. Pihak Sekretariat DPRD belum memberikan pernyataan resmi, meski kabar ini sudah mengguncang lingkungan kantor dan memunculkan spekulasi di tengah masyarakat.
Bagi warga komplek, malam penggerebekan itu akan selalu diingat bukan hanya karena hujan deras yang mengguyur, tapi juga karena keberanian mereka mengungkap dugaan perbuatan tak pantas yang melibatkan pejabat publik dan aparatur negara.
(Chenk)
#Perselingkuhan #Peristiwa #LimapuluhKota