Breaking News

Tragedi di Sungai Kalumbuk: Pemuda 30 Tahun Tewas Tenggelam Saat Mandi Bersama Rekan-rekannya

Tragis! Pemuda 30 Tahun Tewas Tenggelam di Sungai Kalumbuk Padang – Foto : Via infosumbar.net

D'On, Padang
 – Suasana tenang di Kelurahan Kalumbuk, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, mendadak berubah menjadi kepanikan dan duka mendalam pada Rabu siang. Sekitar pukul 13.10 WIB, seorang pemuda bernama Muhammad Fadli (30), warga Taruko I Blok N 27 RT 02 RW 09, Kelurahan Korong Gadang, dilaporkan tenggelam di aliran Sungai Kalumbuk, tepatnya di dekat lokasi yang dikenal masyarakat sebagai "samping Uje BP".

Awalnya, Fadli hanya berniat bersantai bersama empat rekan mudanya Fikri, serta tiga remaja lainnya: Andri (14), Ikhlas (13), dan Fino (12). Mereka bersama-sama memutuskan untuk mandi dan bermain air di sungai yang terlihat tenang di permukaan. Namun siapa sangka, momen kebersamaan itu justru berubah menjadi mimpi buruk yang menghilangkan satu nyawa dalam hitungan menit.

Detik-Detik Menegangkan di Sungai Kalumbuk

Menurut kesaksian keempat rekan Fadli yang menyaksikan langsung kejadian tersebut, mereka baru berada di air sekitar 15 menit. Tak ada tanda-tanda bahaya saat itu. Air tampak mengalir biasa, dan mereka pun berenang tanpa firasat buruk. Namun, mendadak Fadli yang berada di bagian sungai yang sedikit lebih dalam, terlihat panik. Tangannya berayun-ayun mencoba menggapai permukaan, lalu tubuhnya perlahan tenggelam ke dalam arus yang ternyata kuat di dasar sungai.

Keempat anak yang masih belia itu sempat berteriak dan berupaya menolong. Namun mereka tak cukup kuat menghadapi arus dan kedalaman yang rupanya jauh lebih berbahaya dari yang mereka perkirakan. Dalam kondisi panik, mereka akhirnya lari meminta bantuan warga sekitar.

Respons Cepat Tim Gabungan, Tapi Terlambat

Kabar hilangnya seorang pemuda di Sungai Kalumbuk segera menyebar cepat. Beberapa menit setelah laporan masuk, Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) dari BPBD Kota Padang langsung dikerahkan ke lokasi kejadian.

Koordinasi pun segera dilakukan. Operasi pencarian melibatkan unsur SAR gabungan, terdiri dari personel TNI, Polri, Satpol PP, relawan dari Rumah Zakat, tim Insan Kebencanaan, serta warga setempat yang secara sukarela membantu proses pencarian. Mereka menyisir area sekitar lokasi tenggelam dengan peralatan seadanya namun semangat luar biasa.

“Alhamdulillah korban berhasil ditemukan dalam waktu yang relatif singkat,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton. Namun, kelegaan itu hanya bertahan sebentar. Fadli, yang langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Padang, dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis. Ia telah dalam kondisi "kode hitam" saat sampai di rumah sakit sebuah istilah yang digunakan untuk mengonfirmasi bahwa nyawa korban tidak berhasil diselamatkan.

Duka yang Mendalam dan Peringatan Serius

Fadli adalah putra dari Asmi Nurdin, seorang pria lanjut usia berumur 76 tahun yang tinggal bersama di rumah yang sama. Kepedihan yang dirasakan keluarga sulit diungkapkan dengan kata-kata. Kepergian Fadli yang mendadak dan tragis menyisakan luka mendalam bagi sang ayah dan seluruh kerabat yang mengenalnya sebagai sosok bersahaja dan penyayang.

“Kami sangat terpukul. Fadli anak yang baik, dia suka menolong, jarang keluar rumah kecuali ada keperluan. Kami tidak menyangka sungai yang tenang itu akan merenggut nyawanya,” ujar seorang kerabat keluarga dengan mata sembab.

Kepala BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, tak henti mengingatkan masyarakat atas pentingnya kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di sungai atau perairan terbuka lainnya. Ia menegaskan bahwa banyak masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, sering kali mengabaikan risiko tersembunyi seperti arus dasar, palung sungai, dan kedalaman tak terduga.

“Sungai Kalumbuk memiliki arus dasar yang tidak tampak di permukaan. Ini sangat berbahaya bagi mereka yang tidak mengetahui karakteristiknya,” jelas Hendri. Ia menambahkan bahwa tindakan pencegahan, edukasi, dan pengawasan orang tua adalah kunci agar tragedi serupa tidak terulang.

Refleksi untuk Kita Semua

Kejadian ini menjadi pengingat yang menyayat hati bahwa bahaya bisa datang kapan saja, bahkan dari aktivitas yang terlihat sepele. Di balik aliran sungai yang terlihat tenang, bisa tersimpan ancaman yang tak terlihat. Kesedihan keluarga Muhammad Fadli kini menjadi duka bersama warga Kota Padang, sekaligus alarm keras bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dan tidak lengah saat beraktivitas di alam terbuka.

(Mond)

#Peristiwa #OrangTenggelam #Padang