Breaking News

Korban Bertambah Menjadi 5 Tewas di Arena Tajen Bali, Eks Napi Diduga Dalang Tragedi!

Perkelahian berdarah terjadi di arena sambung ayam di Songan, Bali. Seorang mantan napi LP Nusa Kambangan terlibat. Tiga hingga lima orang dilaporkan tewas. (Tangkapan Layar/Istimewa)

D'On, Bali
– Suasana sore di Banjar Tabu, Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bali yang biasanya tenang mendadak berubah menjadi mencekam. Arena sabung ayam atau tajen sebagaimana disebut dalam tradisi Bali yang selama ini menjadi tempat berkumpul dan hiburan warga lokal, pada Sabtu (14/6/2025) sekitar pukul 16.30 Wita, berubah menjadi ajang pertumpahan darah. Lima nyawa melayang, dan salah satunya diduga kuat sebagai pemicu insiden tragis ini—seorang mantan narapidana dari Lapas Nusa Kambangan.

Tajen yang Berubah Jadi Arena Maut

Arena tajen di Banjar Tabu bukan sekadar tempat berjudi atau mengadu ayam. Dalam budaya lokal, ini adalah bagian dari tradisi dan identitas, meski kerap berada di zona abu-abu secara hukum. Namun siapa sangka, tradisi ini kali ini menyisakan duka mendalam.

Menurut kesaksian sejumlah warga, keributan bermula ketika seorang pria bernama Mangku Luwes, yang diketahui baru dua bulan menghirup udara bebas setelah menjalani hukuman di Lapas Nusa Kambangan, datang dalam kondisi mabuk. Ia tampak mencari seseorang yang disebut-sebut sebagai penyelenggara tajen di lokasi tersebut.

“Suaranya keras, matanya melotot. Orang-orang sudah lihat gelagat nggak enak,” ujar salah satu saksi mata yang enggan disebutkan namanya.

Tak lama berselang, Mangku Luwes terlibat cekcok panas dengan seorang warga bernama Komang Alam. Tidak ada yang tahu pasti apa pemicunya, namun keributan cepat berubah menjadi duel brutal. Keduanya bersenjata tajam pisau dan bahkan taji ayam yang biasa dipasang di kaki ayam sabung dipakai sebagai senjata saling tikam.

Dua Orang Tewas di Tempat, Korban Terus Bertambah

Komang Alam terkena sabetan senjata tajam di bagian perut dan mengalami pendarahan hebat. Sementara Mangku Luwes juga tertusuk tajin di bagian tubuhnya. Keduanya sempat dibawa ke Puskesmas Kintamani Songan sekitar pukul 17.00 Wita.

Namun nahas, nyawa Komang Alam tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia saat tiba di puskesmas. Jenazahnya kemudian dibawa pihak keluarga ke RSU Bangli untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Yang mengejutkan, kabar duka tak berhenti di situ. Beberapa jam setelah insiden, muncul laporan bahwa korban tewas bukan hanya dua. Seorang warga menyebutkan, setidaknya lima orang meninggal dunia akibat kericuhan itu.

“Info terakhir yang kami terima, ada tiga orang meninggal. Tapi dari sumber rumah sakit, total korban tewas bisa mencapai lima,” ungkap seorang warga lain.

Jejak Kelam Eks Napi dan Dugaan Konflik Lama

Identitas Mangku Luwes menjadi sorotan. Mantan napi dengan catatan kriminal dari Lapas Nusakambangan itu disebut pernah terlibat kasus penganiayaan berat. Warga sekitar mengenal sosoknya sebagai pribadi temperamental.

Beberapa sumber menyebut bahwa Mangku menyimpan dendam lama kepada seseorang di arena tajen tersebut. Dugaan berkembang bahwa insiden ini bukan semata keributan spontan, melainkan akumulasi konflik yang memanas dan akhirnya meledak pada Sabtu sore itu.

Tradisi yang Dibalut Risiko

Tajen, meski merupakan tradisi lama masyarakat Bali, berada dalam posisi yang dilematis. Secara hukum, sabung ayam yang mengandung unsur perjudian dilarang. Namun dalam praktiknya, kegiatan ini masih dijalankan secara terbuka di berbagai desa, sering kali dengan restu tidak resmi dari tokoh adat setempat.

Bagi sebagian warga, tajen bukan hanya hiburan tapi juga bagian dari ritual, bahkan dipercaya memiliki nilai spiritual. Namun insiden di Desa Songan menjadi pengingat keras: bahwa ketika tradisi bertabrakan dengan kekerasan, nyawa menjadi taruhannya.

Polisi Selidiki, Situasi Desa Masih Mencekam

Hingga Minggu pagi (15/6/2025), pihak kepolisian dari Polsek Kintamani dan Polres Bangli masih melakukan penyelidikan di lokasi. Garis polisi dipasang di arena tajen, dan sejumlah saksi telah dimintai keterangan.

“Kami masih mendalami kronologi dan siapa saja yang terlibat. Korban meninggal akan diotopsi, dan kami minta masyarakat tidak menyebarkan informasi hoaks,” ujar Kapolsek Kintamani, Iptu I Wayan Sutama.

Situasi di Desa Songan sendiri dilaporkan masih tegang. Warga diimbau untuk tidak mendekati arena tajen sementara waktu, guna mencegah konflik susulan.

Catatan Redaksi

Peristiwa ini menjadi cermin bahwa di balik tradisi dan adat yang lestari, terdapat potensi konflik laten yang sewaktu-waktu bisa meledak, terutama jika disusupi oleh individu dengan latar belakang kriminal. Penegakan hukum, edukasi adat, serta perlindungan nyawa warga harus menjadi prioritas agar tragedi serupa tak kembali terulang.

(KS)

#Tajen #JudiSabungAyam #Kriminal #Penikaman