Breaking News

Israel Serang Lebanon di Tengah Ketegangan dengan Iran, Tiga Warga Sipil Tewas dalam Serangan Drone

Warga setempat berjalan melewati puing-puing di depan sebuah gedung apartemen setelah serangan Israel di Sidon, Lebanon, Jumat (4/4/2025). Foto: Mahmoud Zayyat/AFP

D'On ,Bint Jbeil, Lebanon
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas setelah serangan udara mematikan dilancarkan oleh Israel ke wilayah selatan Lebanon pada Selasa (24/6). Meskipun sebelumnya ada kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran, aksi militer Israel tetap berlanjut dan menelan korban jiwa.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi bahwa tiga orang tewas dalam serangan yang menargetkan sebuah kendaraan sipil di distrik Bint Jbeil, daerah yang berjarak hanya beberapa kilometer dari perbatasan dengan Israel. Serangan tersebut dilancarkan menggunakan drone militer Israel, yang kini semakin sering digunakan dalam operasi serang cepat terhadap target yang dianggap berpotensi mengancam.

“Serangan yang dilancarkan oleh drone musuh Israel terhadap sebuah kendaraan di distrik Bint Jbeil mengakibatkan kematian tiga orang,” demikian pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Lebanon, yang dikutip Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), seperti dilaporkan oleh AFP.

Serangan Berlanjut Meski Ada Gencatan Senjata

Ironisnya, serangan ini terjadi meski Israel dan Hizbullah telah menyepakati gencatan senjata pada November 2024, setelah dua bulan konflik bersenjata yang menewaskan ratusan orang dan memaksa ribuan warga sipil mengungsi dari daerah perbatasan. Dalam perjanjian tersebut, Hizbullah setuju untuk menarik pasukannya sejauh 30 kilometer dari garis perbatasan, sementara Israel diminta untuk menarik seluruh pasukannya dari wilayah yang disengketakan.

Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa implementasi perjanjian berjalan timpang. Sumber militer Lebanon menyebutkan bahwa hingga kini Israel masih menempatkan tentaranya di lima titik strategis sepanjang perbatasan. Keberadaan militer tersebut dinilai melanggar kesepakatan dan memicu ketegangan baru.

Rentetan Serangan: Dari Sungai Litani hingga Jezzine

Serangan pada Selasa bukanlah satu-satunya aksi agresif yang dilancarkan Israel dalam beberapa hari terakhir. Sehari sebelumnya, Senin (23/6), sejumlah serangan udara juga dilaporkan menghantam wilayah Jezzine dan beberapa kawasan lain di sepanjang Sungai Litani. Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan fasilitas militer Hizbullah yang diduga menjadi jalur distribusi senjata dari Iran.

Operasi militer ini merupakan bagian dari strategi Israel untuk “menghancurkan infrastruktur militer Hizbullah sepenuhnya”, sebagaimana pernyataan resmi yang disampaikan pejabat pertahanan Israel awal Juni lalu.

Meningkatnya Kekhawatiran Internasional

Insiden terbaru ini memicu kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang selama ini telah menempatkan pasukan penjaga perdamaian (UNIFIL) di zona perbatasan antara Lebanon dan Israel. UNIFIL memperingatkan bahwa pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata hanya akan memperparah instabilitas di kawasan yang sudah rapuh akibat konflik berkepanjangan di Gaza dan Suriah.

Sementara itu, warga sipil Lebanon kembali dihantui ketakutan. Banyak keluarga di wilayah Bint Jbeil dan desa-desa sekitar memilih mengungsi ke utara, khawatir bahwa serangan akan terus berlanjut. Beberapa di antara mereka bahkan mengaku trauma karena konflik serupa pada 2006 yang meluluhlantakkan wilayah mereka selama lebih dari sebulan.

Akar Ketegangan: Israel, Iran, dan Bayang-bayang Perang Regional

Ketegangan ini tidak bisa dilepaskan dari konflik yang lebih besar antara Israel dan Iran. Hizbullah, yang dikenal sebagai sekutu kuat Iran di Lebanon, menjadi bagian dari jaringan kelompok pro-Iran yang selama ini menantang dominasi Israel di kawasan. Meskipun ada gencatan senjata, pihak Israel menilai keberadaan Hizbullah di perbatasan tetap sebagai ancaman yang nyata.

Dengan belum adanya tanda-tanda deeskalasi dan banyaknya pelanggaran gencatan senjata di lapangan, kekhawatiran akan pecahnya perang besar kembali mencuat. Analis militer internasional menilai bahwa kawasan selatan Lebanon saat ini sedang berada di ambang ledakan konflik baru yang berpotensi lebih luas, apalagi jika Iran terlibat secara langsung dalam mendukung balasan militer dari Hizbullah.

(AFP)

#AgresiIsrael #Internasional #Lebanon