Breaking News

Dunia di Ambang Perang? Ini 10 Negara Teraman Jika Perang Dunia 3 Meletus – Termasuk Indonesia

Suasana Pemukiman di Arrowtown, Selandia Baru. (gorentals.co.nz)

Dirgantaraonline -
Ketegangan geopolitik global kembali mencapai titik mendidih. Perseteruan yang kian memanas antara Iran dan Israel, diperparah oleh keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik kawasan Timur Tengah, telah memunculkan satu pertanyaan besar: Apakah kita sedang menuju Perang Dunia 3?

Walaupun belum ada kepastian bahwa perang skala global akan benar-benar pecah, kekhawatiran masyarakat dunia tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak orang mulai mencari jawaban atas pertanyaan yang mungkin dulu terdengar seperti fiksi ilmiah: Di mana tempat teraman di dunia jika perang dunia benar-benar terjadi?

Berdasarkan laporan dari The Economic Times serta berbagai analis keamanan internasional, berikut adalah 10 negara yang dinilai sebagai tempat teraman jika Perang Dunia 3 meletus. Tak disangka, Indonesia termasuk di dalamnya.

1. Antartika – Ketika Dunia Membara, Bekulah yang Menyelamatkan

Wilayah beku yang luas di ujung selatan bumi ini bukan sekadar hamparan es, melainkan simbol dari keheningan dan netralitas global. Antartika tidak memiliki penduduk permanen, tak punya kepentingan strategis militer, dan yang terpenting: tidak menjadi bagian dari konflik geopolitik internasional.

Meski iklimnya ekstrem dan tidak cocok untuk kehidupan sehari-hari, wilayah ini menjadi zona steril dari konflik, karena dilindungi oleh Perjanjian Antartika yang melarang aktivitas militer. Dalam skenario kiamat perang nuklir, Antartika bisa jadi benteng terakhir manusia  bagi mereka yang sanggup bertahan dalam dingin yang menggigit.

2. Selandia Baru – Negeri Damai di Ujung Dunia

Dikenal sebagai salah satu negara paling damai dan bersih di dunia, Selandia Baru adalah tempat ideal untuk menghindari dampak konflik global. Negara ini secara konsisten menempati posisi teratas dalam Indeks Perdamaian Global.

Dengan posisinya yang terpencil di Samudra Pasifik Selatan, Selandia Baru relatif terlindungi dari serangan langsung. Selain itu, pemerintahnya menerapkan kebijakan luar negeri yang cenderung netral, serta memiliki sumber daya pertanian yang cukup untuk mendukung ketahanan pangan jangka panjang.

3. Swiss – Netralitas yang Diwariskan Turun-Temurun

Swiss adalah ikon kenetralan dunia. Bahkan saat Perang Dunia II melanda Eropa, Swiss tetap berdiri di tengah badai tanpa berpihak. Negara ini tak hanya netral, tapi juga sangat siap.

Sistem pertahanan sipil Swiss sangat maju, dengan jaringan bunker bawah tanah yang mampu menampung seluruh penduduknya. Ditambah lagi, medan pegunungan Alpen menjadi benteng alam yang sangat sulit ditembus. Swiss adalah simbol dari “siaga dalam damai.”

4. Islandia – Damai, Dingin, dan Terpencil

Sebagai negara tanpa militer permanen dan tingkat kriminalitas yang sangat rendah, Islandia adalah oase kedamaian di utara Atlantik. Letaknya yang terpencil membuatnya sangat tidak strategis secara militer  sebuah keuntungan besar di tengah konflik dunia.

Islandia juga mandiri dalam pasokan energi melalui sumber panas bumi dan air terjun yang melimpah, serta memiliki sistem pemerintahan yang stabil. Jika dunia terbakar, Islandia bisa tetap tenang di balik kabut dinginnya.

5. Indonesia – Netralitas dan Posisi Strategis yang Tidak Terlalu Strategis

Mungkin mengejutkan bagi sebagian orang, namun Indonesia memiliki posisi unik dalam peta global jika Perang Dunia 3 terjadi. Dengan kebijakan luar negeri bebas aktif, Indonesia secara konsisten menolak terlibat dalam blok-blok politik atau militer internasional.

Sejak era Soekarno hingga kini, Indonesia dikenal sebagai promotor perdamaian dunia, dengan peran aktif di berbagai forum internasional. Selain itu, letak geografis Indonesia —yang jauh dari pusat konflik besar seperti Timur Tengah dan Eropa Timur  membuatnya relatif aman dari serangan langsung.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga memiliki potensi ketahanan pangan yang tinggi serta akses sumber daya alam yang melimpah, membuatnya mampu bertahan dalam jangka panjang.

6. Afrika Selatan – Kaya Sumber Daya, Jauh dari Pusat Konflik

Afrika Selatan adalah negara dengan lahan subur, sumber air yang memadai, dan potensi energi yang besar. Meski terkadang menghadapi dinamika politik domestik, secara global Afrika Selatan bukan target strategis dalam konflik besar.

Infrastruktur modern, kemampuan produksi pangan, dan posisi geografisnya di ujung selatan Afrika menjadikannya tempat perlindungan yang logis jika kekacauan melanda belahan bumi lainnya.

7. Argentina – Aman dari Ancaman Nuklir

Argentina memiliki sejumlah faktor penting untuk bertahan dalam krisis global. Pertama, lokasinya yang jauh dari zona konflik utama seperti Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Kedua, Argentina memiliki sektor pertanian yang sangat kuat  menjadikannya lumbung pangan potensial dalam situasi kelangkaan global.

Ditambah lagi, Argentina dikenal memiliki kebijakan luar negeri yang pragmatis dan tidak agresif. Semua ini menjadikannya negara aman yang siap hidup mandiri jika dunia runtuh.

8. Bhutan – Negeri di Atas Awan yang Tidak Mau Berperang

Bhutan bukan hanya negeri kecil yang damai, tapi juga negara yang menolak modernisasi militer. Terletak di pegunungan Himalaya, Bhutan secara geografis sulit dijangkau dan secara politik memilih jalur netral.

Dengan filosofi nasional "Gross National Happiness" (Kebahagiaan Nasional Bruto), Bhutan menolak nilai-nilai kapitalisme agresif dan geopolitik kekuasaan, menjadikannya salah satu tempat paling damai dan jauh dari sorotan konflik global.

9. Chile – Panjang, Sempit, dan Aman

Chile memiliki bentang alam yang unik: negara ini membentang lebih dari 6.000 km dari utara ke selatan di sepanjang pantai barat Amerika Selatan. Letaknya yang “menyempil” di ujung dunia memberikan keuntungan besar dalam skenario konflik global.

Selain posisi geografisnya yang aman, Chile juga memiliki beragam sumber daya alam, termasuk cadangan tembaga, air bersih, serta sektor pertanian yang kuat.

10. Fiji – Pulau Damai di Tengah Pasifik

Negara kepulauan kecil ini mungkin tidak punya kekuatan militer besar, tapi justru itulah kekuatannya. Fiji tidak menjadi ancaman bagi siapa pun, dan karena itu jarang jadi target geopolitik.

Dengan letak geografis yang terpencil dan sumber daya laut yang cukup, Fiji bisa menjadi tempat perlindungan ideal saat dunia menghadapi guncangan besar.

Damai Adalah Kekayaan Tak Ternilai

Ketika ketegangan internasional semakin mengarah pada konflik terbuka, berada di tempat yang aman bukan hanya soal geografi, tetapi juga soal kebijakan, sejarah, dan kesiapan menghadapi krisis.

Negara-negara seperti Selandia Baru, Islandia, Swiss, dan bahkan Indonesia telah menunjukkan bahwa netralitas, ketahanan sumber daya, dan posisi strategis yang “tidak terlalu strategis” bisa menjadi kombinasi paling aman jika dunia benar-benar dilanda perang besar.

Semoga daftar ini hanya menjadi bahan refleksi, bukan kebutuhan darurat di masa depan.

(***)

#PerangDunia3 #NegaraAman