Dini Hari Berdarah di Yahukimo: TNI Terlibat Kontak Senjata dengan Kelompok Bersenjata di Kampung Aleleng
Prajurit TNI dan Polri mengikuti apel pengamanan di Timika, Papua, Sabtu (30/11/2019). ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding/wpa/foc.
D'On, Yahukimo, Papua Pegunungan – Suasana dini hari di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, mendadak berubah mencekam saat senyap malam ditembus rentetan tembakan. Pada Selasa (17/6/2025) pukul 00.15 WIT, pasukan TNI melakukan penggerebekan yang berujung baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata yang selama ini disebut berafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Menurut penjelasan resmi dari Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, operasi tersebut bermula dari informasi intelijen yang bersumber dari warga setempat. Mereka melaporkan adanya aktivitas mencurigakan di sebuah honai rumah tradisional Papua yang dihuni oleh empat individu bersenjata.
“Setelah dilakukan pendalaman informasi dan pengintaian secara cermat, kami memutuskan untuk melakukan penindakan dengan pendekatan yang terukur, profesional, dan proporsional,” ujar Mayjen Kristomei dalam keterangan tertulis.
Duel Senyap di Hutan Papua
Begitu pasukan menyergap lokasi, situasi langsung berubah panas. Terjadi kontak tembak singkat namun intens, di tengah kegelapan dan rimbunnya vegetasi hutan pegunungan. Dua dari empat anggota kelompok bersenjata dilaporkan tewas di tempat. Identitas mereka masih dalam proses pendalaman, namun diduga kuat merupakan bagian dari sayap bersenjata separatis.
“Tidak ada korban jiwa maupun luka di pihak TNI. Ini menunjukkan bahwa prajurit kami bertindak dengan penuh kehati-hatian dan disiplin tinggi dalam menjalankan operasi,” ujar Kristomei.
Barang Bukti dan Jejak Aksi Kekerasan
Dari lokasi kejadian, TNI menyita sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan aktivitas militer dan kriminal kelompok tersebut. Di antaranya:
- 1 pucuk pistol Revolver
- 1 pucuk pistol rakitan
- 5 butir amunisi kaliber 9 mm
- 1 unit HT (Baofeng)
- 1 unit telepon genggam
- 1 teleskop optik
- 1 unit Leica 1000 YDSAT (alat pengintai jarak jauh)
Kristomei menambahkan, penggerebekan ini merupakan tindak lanjut atas serangkaian aksi kekerasan, termasuk insiden pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tidak hanya itu, kelompok tersebut juga diduga terlibat dalam perusakan kawasan hutan untuk membuka lahan ganja ilegal, sebuah pola baru dalam pendanaan operasi kelompok separatis di wilayah Pegunungan Papua.
Ajakan Damai: Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi
Di balik ketegangan dan operasi militer, TNI tetap membuka ruang dialog. Kristomei menegaskan bahwa pemerintah dan aparat keamanan mengajak seluruh elemen yang masih mengangkat senjata untuk menghentikan kekerasan dan kembali kepada kehidupan damai.
“Kami mengajak semua pihak, siapapun mereka, yang masih berada di hutan dan memilih jalan bersenjata, untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, dan bersama-sama membangun Papua dalam semangat persatuan dan keadilan di bawah bingkai NKRI,” serunya.
Papua di Simpang Jalan
Peristiwa ini menambah daftar panjang bentrokan antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata di wilayah pegunungan Papua. Dengan medan yang sulit, konflik yang berkepanjangan, dan dinamika sosial yang kompleks, situasi di Papua terus menjadi perhatian nasional maupun internasional.
Kini, pertanyaan besarnya adalah: Mampukah pemerintah dan masyarakat Papua membangun jembatan dialog yang kokoh, di tengah derasnya peluru dan ketegangan identitas? Ataukah, suara malam dari Kampung Aleleng akan terus terngiang sebagai gema luka yang belum sembuh?
(Mond)
#BakuTembak #TNI #KKB #OPM #Peristiwa