“Andre Rosiade Cup” Resmi Bergulir: Langkah Strategis Menuju Timnas Tangguh 2034, Erick Thohir Dukung Pembinaan Usia Dini
Ketum PSSI Erick Thohir hadiri Andre Rosiade Cup yang diadakan di ASIOP Training Ground Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/6/2025). Foto: Dok. Istimewa
D'On, Bogor – Suasana antusias mewarnai lapangan ASIOP Training Ground, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/6), saat ratusan anak-anak dengan semangat membara berlari mengejar bola di bawah matahari pagi. Bukan sekadar pertandingan biasa hari itu menjadi penanda dimulainya turnamen sepak bola usia muda bertajuk “Andre Rosiade Cup”, sebuah inisiatif ambisius yang digagas oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI sekaligus Penasihat Semen Padang FC, Andre Rosiade.
Turnamen ini diikuti oleh lima kategori usia: U-8, U-9, U-10, U-11, dan U-12, melibatkan anak-anak dari berbagai daerah yang datang membawa mimpi besar menjadi bagian dari masa depan sepak bola Indonesia.
Hadir langsung dalam pembukaan turnamen, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan turnamen ini. Menurutnya, “Andre Rosiade Cup” adalah bukti nyata bahwa pembinaan sepak bola tak hanya menjadi tanggung jawab federasi semata, tapi juga membutuhkan dukungan tokoh-tokoh masyarakat dan stakeholder di berbagai daerah.
“Saya berharap kejuaraan seperti ini tidak hanya sekali digelar. Harus ada kesinambungan. Minimal setahun sekali,” ujar Erick dalam sambutannya.
Lebih jauh, Erick menegaskan bahwa turnamen usia muda adalah pondasi penting untuk membangun Timnas Indonesia yang kompetitif dan berkarakter kuat. Ia mencontohkan Jepang, negara yang mampu mengalahkan Indonesia 6-0 di ajang internasional karena memiliki struktur pembinaan usia muda yang rapi dan berkelanjutan—mulai dari kompetisi antar sekolah, universitas, hingga akademi profesional.
“Kalau banyak tokoh seperti Pak Andre di berbagai provinsi, pembinaan dari bawah ini akan jauh lebih mudah. Ini bukan hanya kerja PSSI saja,” tegas Erick yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN.
Langkah Strategis Menuju 2034: Dari Lapangan Tanah ke Tim Nasional
Andre Rosiade tak sekadar menggelar turnamen. Ia menanam benih untuk cita-cita besar di tahun 2034: melihat anak-anak yang hari ini bermain di lapangan menjadi pilar utama Timnas Indonesia di Piala Dunia mendatang. Sebuah harapan yang ambisius, namun bukan tidak mungkin jika pembinaan dilakukan secara konsisten sejak dini.
“Saya sampaikan kepada Pak Erick, ini bukan event satu kali. Tanggal 9 Agustus nanti, kita akan gelar turnamen kedua di tempat yang sama, dengan lima kategori usia dan masing-masing 16 tim. Total 80 tim akan bertanding,” ujar Andre yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM).
Bagi Andre, turnamen ini bukan sekadar kompetisi, tetapi ruang belajar dan pembentukan karakter. Ia berharap ke depannya, PSSI terus mendukung dan mengembangkan turnamen-turnamen usia muda sebagai jalan utama untuk mengurangi ketergantungan terhadap naturalisasi pemain asing.
“Kita tidak anti naturalisasi, tapi kita juga harus membuktikan bahwa pembinaan dari bawah bisa mencetak pemain nasional. Kalau pembinaan kuat, Pak Erick tak perlu pusing-pusing lagi naturalisasi,” tambah Andre dengan senyum optimis.
Inspirasi dari Pratama Arhan: Dari Turnamen Kampung ke Lapangan Internasional
Dalam suasana penuh semangat itu, hadir pula Pratama Arhan, pemain Timnas Indonesia yang kini menjadi simbol kerja keras anak muda dari daerah. Di hadapan para peserta dan orang tua, Arhan memberikan pesan menyentuh.
“Saya juga besar dari turnamen-turnamen kecil seperti ini. Saya tahu perjuangan sejak kecil. Untuk para orang tua, teruslah dampingi anak-anak. Jangan menyerah,” ucap Arhan yang kini menjadi menantu Andre Rosiade.
Kehadiran Arhan memberikan bukti konkret bahwa mimpi anak-anak kecil di lapangan ini bisa menjadi nyata, asalkan dibarengi kerja keras, dukungan orang tua, dan ekosistem pembinaan yang memadai.
Harapan untuk Sistem Kompetisi Usia Muda yang Terstruktur
Sebagai penutup, Andre kembali menekankan pentingnya sistem kompetisi usia muda yang berkelanjutan dan profesional. Ia berharap PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir, khususnya jika kembali memimpin pada periode 2027 ke depan, benar-benar membangun struktur kompetisi dari akar rumput.
“Kalau Jepang bisa punya liga usia SMA dan universitas yang rutin, mengapa Indonesia tidak? Ini saatnya kita membangun dari bawah secara serius,” tandas Andre.
Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, federasi, dan tokoh masyarakat seperti Andre Rosiade, harapan akan lahirnya generasi emas sepak bola Indonesia bukan sekadar angan. Andre Rosiade Cup menjadi langkah kecil dengan mimpi besar: mencetak Garuda-Garuda muda dari tanah air, bukan dari luar negeri.
(Mond)
#Sepakbola #Olahraga #PSSI #AndreRosiade #ErickThohir